Aladin > 32

2.1K 265 22
                                    

~~ All About Andin ~~

"Sarapan dulu yuk" Aldebaran berdiri di belakang Andin yang sedang duduk menatap cermin.

"Sebentar ya, aku touch up dulu" jawab Andin sambil menatap cermin. Mereka kini mengobrol lewat pantulan cermin.

Ya, setelah menghabiskan malam satu bulan pernikahan dengan berbagi rasa,rasanya Al makin cinta pada Andin. Ia pikir sampai-sampai tak bisa hidup bila tak ada Andin. Pria itu memang betul-betul dilanda jatuh cinta pada orang yang tepat.

"Yuk sayang" Andin pun berdiri ketika Al sedang menunggunya sambil memandang laut lepas di jendela kamar.

"Kita sarapan di sisi pantai ya" ajak Al menyusuri sisi hotel yang menghadap langsung ke pantai.

Andin terkagum kala Al membawanya ke depan meja makan yang sudah dihias sedemikian rupa dengan untaian bunga yang menambah kesan romantis diantara mereka.

"Ini sengaja Mas?" Tanya Andin masih tak percaya.

"Iya, saya pengen kamu dan anak saya sarapan enak pagi ini" kata Al yang membuat Andin terhanyut.

"Mas... Kapan kamu nyiapin ini?!" Andin masih saja belum puas atas pernyataan Al.

"Kemarin waktu kamu tidur abis mual-mual. Saya suruh orang buat ngedekor sarapan kita, tepat di hari satu bulan pernikahan"

Andin pun mengangguk lalu mereka duduk berhadapan.

"Ini pantai apa namanya Mas?"

"Oh ini Pantai Tanjung Bloam, tetangganya Pantai Pink. Gimana? kamu suka?"

Andin memandangi sekelilingnya. Ini nampak seperti mimpi. Kebahagiaan seutuhnya benar-benar ia rasakan bersama orang yang paling ia cintai yang selama ini ia cari.

Tangan kanan Al tiba-tiba menyentuh tangan kiri istrinya yang berada di atas meja.

"Makan dulu yuk, habis ini saya punya hadiah untuk kamu"

"Iya Mas, aku nggak sabar" jawaban Andin seperti anak kecil membuat Al tersenyum gemas dan mengelus pelan pipi istrinya.

Sambil menikmati sarapan, mereka tak saling lepas memandangi satu sama lain. Ditambah suasana pagi di laut yang masih jarang pengunjung ini membuat Andin sangat menikmatinya.

"Ini buat kamu..." Aldebaran menyerahkan kotak beludru berwarna biru yang daritadi ia simpan di saku celananya.

"Apa ini Mas" Andin yang baru menyimpan gelas di atas meja pun dengan antusias mengambil sesuatu di kotak itu.

"Buka aja"

Andin membukanya dan melihat ada sepasang anting dengan bentuk menyerupai huruf A.

"Dua A untuk Aldebaran dan Andin. Semoga kita tetep barengan menjadi pasangan walau banyak rintangan yang menghadang" kata Al dengan puitisnya.

Andin terenyuh, ia mengeluarkan air mata bahagianya.

"Makasih Mas, nggak hentinya aku bersyukur semenjak kenal sama kamu" tangis Andin kini pecah dan Al segera menghampiri istrinya untuk menenangkan.

"Saya juga berterimakasih sama kamu yang sudah mau menerima saya dan kini kamu sedang mengandung keturunan saya" jawab Al dengan mengusap pipi Andin.

"Kita pasti bisa saling menguatkan"

××××××××××

"Ndin, buka Ndin,kita ke dokter aja yuk" Aldebaran menggedor-gedor pintu karena merasa khawatir ketika suara Andin masih terdengar seperti memuntahkan sesuatu.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang