Aladin > 33

1.8K 242 31
                                    

~~ All About Andin ~~

"Usianya masuk Minggu ke 3 Bu, masih sangat kecil namun sudah terlihat" ucap dokter yang baru saja memeriksa Andin.

Kini mereka sudah berada di sebuah rumah sakit di daerah Lombok.

"Alhamdulillah, kondisinya gimana dok? Apa istri saya kuat? Atau harus bedrest? Apalagi kami akan terbang ke Jakarta" cerocos Aldebaran dengan penuh khawatir.

Dokter mengambil napas lalu tersenyum singkat. "Begini Pak Al, untuk saat ini kondisi Bu Andin baik. Tekanan darah dan gula darahnya juga normal, suhu tubuhnya juga baik. Nggak ada yang perlu di khawatirkan. Mudah-mudahan ibu juga bayinya sehat dan selamat hingga persalinan"

"Aamiin..." Kata Andin penuh harap.

"Aamiin Dok. Tapi istri saya mual-mual terus, nanti bagaimana kalau ketika kami terbang kondisinya malah makin menurun?" Sepertinya Aldebaran masih belum puas akan pernyataan dari dokter.

"Saya akan resepkan vitamin agar Bu Andin tidak mual ketika dalam perjalanan" dokter menulis sesuatu dan Aldebaran tak bisa membaca tulisan itu. Tugasnya hanya perlu menuju apotek dan menebus obat.

"Baik dokter, terimakasih" Andin pun akhirnya mengajak Al untuk pamit. Mereka kini akan menuju ke tempat oleh-oleh.

"Mas, mending besok aja ya kita pulang? Kan tiket kita sudah di pesan untuk besok" ujar Andin kala mereka berjalan beriringan sambil keluar dari rumah sakit.

"Sekarang aja lah Ndin, besok kita juga dapat penerbangan malam. Saya khawatir lho" Aldebaran masih tak setuju.

"Nanti disana gimana? Orang tiket kita buat besok"

"Ya kita tukar atau gimana lah caranya, biar kita bisa pulang Hari ini. Saya nggak mau kamu mual-mual terus.

"Mas, mau dimana pun juga pasti aku mual karena itu bawaan hamil"

"Tapi saya nggak sabar mengumumkan kehamilan kamu sama keluarga kita di Jakarta"

Andin akhirnya mengangguk, mengiyakan keinginan suaminya itu dan mereka menuju ke tempat oleh-oleh khas Lombok.

"Ini gemes ya Mas, buat Reyna sama Raisha" Andin menunjukkan stelan kain tenun khas Lombok pada Al.

"Buat kamu Ndin" tak lama,Aldebaran memberikan dress model ibu hamil dengan tali yang melingkar di perutnya.

"Tapi ini disimpan dulu Mas, perut aku belum terlalu besar kalau dipakai sekarang"

"Iya simpan aja, saya pengen ada kenang-kenangan juga yang kita punya"

Merekapun,terlebih Andin masih sibuk memilih beberapa kain songket dan kain tenun untuk dibawa ke Jakarta.

"Mas, menurut kamu bagus yang kain tenun atau kain songket?" Andin menyodorkan dua motif yang hampir sama ke hadapan Al.

"Saya nggak ngerti Ndin, memang apa bedanya?"

"Maaf Pak, Bu apakah berkenan bila saya jelaskan perbedaan nya?" Seorang pelayan toko menghampiri mereka.

"Silahkan Kak" jawab Andin ramah.

"Jadi begini, Motif dan warna kain songket yang khas membuatnya berbeda dengan kain tenun ikat khas Lombok. Perbedaan utamanya terletak pada penggunaan benang satu warna seperti emas dan perak untuk membentuk motif songket yang indah" ucap pelayan dengan ramah.

"Berarti kita ambil yang songket aja ya Mas, nanti kita jahit terus pakai pas ada acara penting gitu" saran Andin yang lantas diangguki oleh Aldebaran.

Aldebaran pun mengikuti Andin yang masih saja sibuk memilih dan memasukkan beberapa makanan ataupun barang ke troli belanjaan seperti manisan,dodol rumput laut, keripik ceker bahkan hingga terasi jerawu khas Lombok.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang