~~ All About Andin ~~
Tiba saatnya, hari ini mereka akan meresmikan hubungan dan menjadi suami istri yang sah.
Aldebaran dari semalam menghapalkan teks karena takut salah menyebutkan. Ia sudah siap mengenakan pakaian adat Jawa berwarna putih yang langsung dibuatkan oleh Elsa.
"Al, Papa ingin bicara sama kamu" Papa Hatta menghampiri Aldebaran yang masih berada di kamar.
"Iya, silahkan Pa" jawab Al.
Papa Hatta menepuk pelan bahu kokoh Aldebaran.
"Papa senang sekali kamu akan menjadi seorang suami. Ini adalah hal yang Papa dan Mama banggakan terlebih kamu memilih Andin,seorang yang sudah pernah mengalami pahit getir kehidupan. Bahagiakan dia Al, Papa yakin kalian akan bisa saling mengisi kekurangan dalam berumah tangga" ucapan Papa Hatta membuat Aldebaran menarik napas panjang.
"Iya Pa,akhirnya Al bertemu dengan Andin. Al setuju dengan apa yang Papa katakan, Andin seorang yang sangat tegar dan mampu ketika sedang masa sulit ataupun bahagia. Do'akan kami ya Pa,semoga bisa langgeng kayak Mama Papa"
"Papa selalu do'akan kalian. Sekarang kamu siap-siap ke bawah yuk Al. Hapalkan teksnya, Papa yakin kamu bisa" Papa Hatta memberi semangat seperti Aldebaran akan mengikuti sebuah turnamen.
"Papaaaaa...." Reyna dengan dress gemasnya langsung menghampiri Aldebaran dan Papa Hatta yang baru tiba di tangga terakhir lantai bawah.
"Semangat ya Papa,nanti Papa ajak tante Andin tinggal disini kan?" Dengan riang reyna bertanya demikian.
"Iya makasih ya nak. Nanti Papa Al bawa Tante Andin kesini" jawab Al kemudian mengecup pipi chubby Reyna yang dipoles make up tipis.
"Ayo berangkat Al" suara Mama Nuri dari arah tangga terasa menggelegar membuat Aldebaran agak gugup. Namun ia berusaha santai karena sebentar lagi akan memiliki ikatan halal dengan Andin.
"Iya Ma" Aldebaran mengenakan blangkonnya.
Mereka akan menuju Masjid Al-Muttaqin yang berlokasi sebelum tempat resepsi.
Itu artinya baik dari pihak Al maupun Andin akan memakai mobil menuju tempat mereka bertemu.
"Itu mobil Mas Al kan ma?" Tanya Andin yang baru saja turun dari mobil yang disiapkan Brian,anak dari Ibu Wina.
Mama Kinar yang membantu Andin berjalan menoleh dan melihat dua mobil dari pihak keluarga Al sedang memarkirkan kendaraannya.
"Iya, tenang ya nak. Aldebaran pasti bisa, kamu duduk dulu" Mama Kinar membiarkan Andin duduk di kursi ruangan dekat pintu utama Masjid. Keluarga Jarvis memang sengaja memilih melangsungkan akad disini karena Papa Hatta merupakan salah satu donatur masjid megah di pinggir jalan ini.
"Selamat pagi semua, perkenalkan saya Hafidz selaku marbot masjid dan ini Pak Wawan, Penghulu dari KUA"
"Pagi Mas, karena kedua belah pihak telah tiba, kita langsung mulai saja akad nikahnya" jawab Papa Hatta mewakili semuanya.
Meja beralaskan sajadah di tengah ruangan sudah tersedia beserta mikrofonnya. Pak Wawan sudah duduk menghadap ke timur sementara kedua mempelai akan menghadap ke barat atau ke kiblat.
Aldebaran duduk diikuti oleh Papa Tomi yang datang sendirian dan duduk di dekat Pak Wawan.
Sementara Andin masih menunggu di ruangan. Nanti ketika Al sudah berhasil mengucapkan akadnya, maka Andin akan menghampiri mereka.
Perasaan cemas jelas tergambar di wajah masing-masing orang tua yang hadir di acara sakral ini. Ekspresi wajah Mama Kinar sendu bercampur haru. Beberapa hari ini ia tak enak tidur dan terus menerus berdo'a agar acara Andin dan Al lancar terutama pernikahan mereka langgeng hingga akhirat.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Andin
FanfictionIni tentang keinginan seorang pria bernama Aldebaran Adam Jarvis untuk mengejar cinta dari wanita muda berusia 25 tahun yang bernama Maurandini Febrianti. Kehidupan Al seketika berubah semenjak ia mengenal Andin. Kini, segala yang ada di pikiran Al...