Aladin >9

1.5K 287 30
                                    

~~ All About Andin ~~

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Andin bersiap untuk tidur. Ketika tiba di depan pintu keluar,Andin tersenyum mengingat Reyna yang terlihat betah disini. Kemudian Aldebaran yang terlihat beberapa kali menatap matanya. Sebenarnya Andin terlihat salah tingkah ketika tatapan Aldebaran yang menusuk selalu menatapnya dengan intens dan penuh perhatian.

Tapi dirinya sadar,walau Rafli melakukan kesalahan dengan memperlakukannya seperti ini,mau bagaimanapun itu adalah suaminya sendiri. Andin tau, sebenarnya pernikahan ini sudah tak bisa diperbaiki. Rafli berubah,seperti sosok yang baru bahkan tak pernah dikenalnya. Entahlah mungkin Andin yang bodoh atau Rafli yang pandai memanipulasi. Kenapa kala itu Andin mau menerima pinangan dari Rafli.

Andin memutar kunci pintu lalu disimpannya di atas nakas dekat jendela. Ia bersiap untuk terpejam,tak akan menunggu kedatangan Rafli kali ini. Sebulan bahkan hampir tiga bulan sudah Andin sabar dan mencoba memahami Rafli. Tapi,ia merasa tak ada artinya. Disini dia hanya menjalani cinta dan rumah tangga sendirian. Sementara Rafli sebaliknya,seolah tak peduli walau memang sempat memberikan kredit card untuk Andin pakai memenuhi kebutuhan rumah. Tapi ketika sikap dan sifat Rafli seperti ini,Andin enggan menggunakan lebih memilih menyimpan di lemari. Selama ini Andin hidup dengan uang hasil bekerjanya sebagai doula.

Ketika berjalan di tangga menuju kamar, Andin mendengar ada yang memutar kunci dari arah luar dan mencoba membuka pintu. Terlihat seorang pria dengan kemeja polos masuk dan wajah lesu nya membuat Andin sedikit iba.

Wanita itu memutar arah berjalan nya menjadi turun dari tangga, menghampiri Rafli yang memang memperhatikannya.

"Belum tidur?" Tanya Rafli duluan.

"Baru mau tidur,tapi pas denger kamu datang,aku nyamperin dulu kamu Bang" balas Andin kini mereka duduk berhadapan di ruang tamu.

"Bang tadi aku lihat kamu deh di Restoran Graha Raya,kamu sama temanmu itu kan?" Tanya Andin agar obrolan mereka tak sepi.

"Iya, aku juga lihat kamu lagi sama laki-laki ya?" Balas Rafli tak acuh.

"Itu pasien di rumah sakit kok"

"Laki-laki?"

"Maksudnya adik dia tuh pasien aku"

"Oh iya,kirain kamu selingkuh"

Ucapan Rafli benar-benar membuat Andin tersinggung. Wanita itu langsung menampilkan mimik wajah berbeda dari biasanya.

"KAMU NUDUH AKU SELINGKUH BANG?" Andin yang geram,menatap tajam mata Rafli.

Sementara pria itu dengan tatapan menyebalkan nya menatap Andin seolah ingin memainkan emosi wanita itu.

"Ya ngira-ngira aja" ujar pria itu dengan santai.

"Harusnya aku yang nanya gitu sama kamu! Selama hampir tiga bulan kita nikah,apa pernah kamu memperlakukan aku seperti istrimu? Nggak pernah Bang!" Andin kini benar-benar menatap Rafli dengan emosinya.

"Terus kenapa kamu ketemu sama Yuda lagi sih? Kerjaan apa sampai bikin kalian kemana-mana berdua terus?" Tanya Andin lagi

"Bukan urusan kamu ya Andin!" Rafli segera bangkit dari duduknya dan masuk ke kamar mandi. Terdengar shower yang dinyalakan membuat Andin membuang napas gusar. Selalu seperti ini. Dirinya sudah tak dianggap oleh Rafli.

××××××

Seperti biasa,suasana yang sudah Andin lihat selama beberapa bulan ini ; bangun tidur dengan posisi saling membelakangi.

Wanita itu bangkit,tanpa mau membangunkan Rafli. Andin masih sebal atas kejadian semalam, bisa-bisanya Rafli berkata seperti itu. Walau Andin tau, Rafli harus dihormati olehnya tapi bila pria itu bicara tak tau batasan, Andin geram juga.

Hari ini ia libur ke rumah sakit dan bermaksud untuk membantu keluarga Mama Kinar untuk menyiapkan berdoa bersama setelah tujuh hari kepergian Ayah Rahmat.

Dengan dress berwarna navy,Andin sudah siap di depan meja rias nya. Wanita itu duduk lalu menyisir rambut dan memberikan vitamin untuk helai demi helai anggota tubuhnya yang terurai itu.

Kemudian ia bersiap merias wajah dengan tipis. Tak lupa lotion dan parfum kesukaannya juga telah melekat di raga nya. Sebagai seorang wanita dan istri, penampilan Andin tak diragukan lagi. Mungkin ini yang membuat Aldebaran terpesona pada Andin.

Andin beranjak dari meja rias lalu mengambil tas dan memasukkan barang-barang penting miliknya. Andin tidak berpamitan langsung pada Rafli karena pria itu masih terpejam. Sebuah catatan kecil Andin selipkan di bawah handphone Rafli.

××××××××××

"Kak Michi,ihhh Chyara sekarang udah belajar jalan yaaa" sapa Andin ketika baru saja tiba di halaman rumah Ayah Rahmat. Terlihat Michi,istrinya Angga sedang mengajak main Chyara putrinya yang berusia delapan belas bulan.

"Iya Ndin,udah mulai capek nih ngejar Chyara" balas Michi sedikit ngos-ngosan

Kini Andin menggendong Chyara dan menciumi pipi gembil anak itu.

"Semoga cepet nular ya ateu Andin,biar Chyara punya temen" ucap Michi lalu mengajak Andin masuk ke dalam rumah.

Sepanjang berjalan karena jarak dari halaman ke pintu masuk lumayan jauh,Andin termenung sembari tetap menggendong Chyara.

'Hamil? Punya anak?'

Rasanya itu adalah sebuah kemustahilan. Kenapa Andin bicara demikian? Karena Rafli,mungkin takkan pernah menyentuhnya dan Andin pun tak mau disentuh oleh seorang pria yang mungkin sudah berselingkuh di belakangnya.

Waktu pun berlalu. Kini acara Do'a bersama telah selesai. Andin bersiap untuk pulang.

"Nggak di jemput Rafli Ndin?" Tanya Ibu Wina ketika Andin berpamitan.

"Nggak bu" balas Andin singkat lalu matanya mengedar ke arah lain, bermaksud menyembunyikan kejanggalan pernikahannya.

"Biar Brian antar kamu pulang ya? sekalian antar Kinar dan Dita juga" tawar Ibu Wina lalu memanggil Brian, Adik dari Angga.

Brian,putra bungsu ibu Wina turun dari kamarnya lalu menghampiri mereka dan mengiyakan permintaan ibu Wina. Setelahnya Andin, Mama Kinar dan Dita pulang dengan mobil Brian.

Daritadi Rafli menghubungi Andin karena pria itu ingin masuk rumah dan dirinya lupa membawa kunci,jadilah Rafli mau tak mau harus menunggu hingga Andin sampai. Namun nampaknya pria itu tak sabaran dan berkali-kali menelepon atau mengirimkan pesan pada Andin.

Bahkan, Rafli mengira Andin sedang pergi dengan Aldebaran hingga pria itu mengumpat dan mengetik kata-kata tak pantas lewat aplikasi chating.

Namun Dita, Brian dan Mama Kinar mengira itu semua adalah bentuk ke khawatiran Rafli terhadap Andin.Hanya Andin yang tau bahwa kenyataannya berbanding terbalik.

Akhirnya Mama Kinar dan Dita pun telah diantar ke rumah. Kini tinggal lah Andin dan Brian. Wanita itu ingini cepat sampai karena sudah malas diteror oleh Rafli. Tapi jalanan sedang tak bersahabat, keramaian membuat jalanan macet terlebih mereka menggunakan mobil.

Setengah jam kemudian Andin tiba. Rafli sudah menunggu di depan pintu dengan wajah marah. Sementara Brian pamit langsung pulang setelah bersalaman dengan Rafli.

"Lama banget" ucap Rafli ketus ketika Andin baru saja membukakan pintu.

"Iya namanya juga macet Bang,kan nggak bisa diprediksi" balas Andin merasa tak mau kalah.

"Aku nunggu lama ya Ndin. Kenapa kamu nggak pulang pakai ojeg online aja sih? Harus pakai mobil ya?" Ucap Rafli lagi membuat amarah Andin tersulut.

Bayangkan saja,baru pulang langsung dicecar pertanyaan yang tak enak. Hati siapa yang tak emosi.

"Tadi ibu Wina yang suruh Brian anterin aku sekalian sama Mama dan Dita"

"Lagian,siapa yang salah? Kenapa nggak bawa kunci sendiri" sindir Andin sambil naik ke atas tangga bermaksud masuk ke kamar.

"ANDIN! BERANI KAMU YA?"

×××××××
To be continue....

Jangan lupa vote dan komen.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang