Aladin > 31

2.1K 269 37
                                    

~~ All About Andin ~~


Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di bandara nasional Lombok dan Al langsung mengajak istrinya untuk makan siang. Andin terlihat lesu namun sorot matanya menyiratkan sesuatu,seperti kebahagiaan yang selama ini terpendam.

Selepas mereka makan dengan menu sesuai apa yang Andin inginkan ; ayam rica-rica, kemudian merekapun menuju ke pelabuhan Tanjung Luar dengan menggunakan mobil yang memang sudah Al sewa beserta supirnya.

"Kok ngantuk ya Mas" kata Andin ketika mereka masih setengah perjalanan.

Aldebaran menatap dalam istrinya,lalu menyenderkan kepala Andin di bahunya dengan tangan yang tak henti mengelus rambut juga pipi chubby Andin.

"Tiduran dulu aja, nanti saya bangunin kalau udah deket pelabuhan"

Akhirnya Andin pun menurut dan ia tertidur dengan berbantalkan bahu kokoh dan pelukan hangat suaminya.

30 menit kemudian, Aldebaran mengusap pipi Andin dengan sangat hati-hati. Suaranya begitu lembut ketika membangunkan Andin.

"Sudah sampai, bangun yuk!" Kata Al

Andin mengerjapkan mata perlahan lalu melihat keadaan sekeliling. Wanita itu mengucek kedua matanya dengan gerakan yang membuat Aldebaran tersenyum gemas.

"Ayooo Mas" Andin langsung merangkul tangan Al dan mereka menuju private boat yang sudah Al pesan beberapa hari sebelumnya.

Andin begitu menikmati suasana laut lepas yang akan membawanya bersama Al ke tempat yang mereka tuju.

Sesekali ia mengambil beberapa foto ketika rambutnya tertiup angin atau ketika pemandangan memanjakan mata berada tepat di depannya. Sedangkan Aldebaran,menatap Andin tak henti ketika melihat kebahagiaan terpancar di wajah sang istri.

"Mas kita foto yuk, mumpung di private boat nih" Andin menarik pelan tangan suaminya dan mereka beranjak menikmati pemandangan laut di luar boat.

Andin memberikan pose terbaiknya, itu membuat Al seketika terdiam dan terpana, melihat kemolekan dan kecantikan istrinya. Ia sesekali menelan ludah kasar, entahlah Andin begitu terlihat berbeda, auranya sangat positif dan membuat Al terpesona.

"Mas, kok lihatin aku terus sih? Terpesona ya sama aku?" Goda Andin sambil mengulum senyumnya dan mengedipkan mata.

Aldebaran menelan ludah kasar. Ia ketahuan memperhatikan Andin terus menerus.

"Eummm... Gimana ya... Ehhh iya Ndin" jawab Al sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Pria itu akhirnya mengakui, toh istrinya juga sudah tau.

Andin tertawa lalu mengecup singkat pipi kanan Aldebaran membuat suaminya itu melebarkan kedua kelopak matanya.

"Lucu banget kamu Mas, kelihatan gugup tapi pengen perhatiin aku terus" kata Andin sambil berbisik membuat Al menegang.

Tak lama merekapun tiba di pantai yang menjadi destinasi wisata mereka. Terlebih Andin yang ingin sekali kesini.

"Bagus banget ya Mas pemandangan nya" Andin berkata dengan semangat setelah mereka turun dari private boat dan menikmati dari arah bibir pantai di pukul tiga sore ini.

"Iya Ndin, pasirnya beneran warna pink ya" jawab Al sambil tersenyum juga.

Aldebaran memperhatikan pasir-pasir yang ia pijaki sementara dua orang suruhannya membawa keperluan mereka menuju hotel.

Andin memeluk Al lebih erat, menikmati hamparan laut lepas dengan pasir identik berwarna pink ini.

Ya, mereka sudah tiba di Pink Beach Lombok. Serpihan terumbu karang yang berwarna merah bercampur dengan pasir putih di pantai ini yang menjadikannya berwana pink.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang