Aladin > 37

1.7K 277 31
                                    

~~ All About Andin ~~

"Terus ngobrol apa aja sama Mia sampai lupa istri?"

Damn, Aldebaran terdiam sejenak diberikan pertanyaan nyelekit dari Andin.

'Drrtttt.....Drtttttt'

"Boleh saya angkat dulu?"

"Iya, siapa emang?"

"Mia"

Andin menahan napas dan mengiyakan. Aldebaran pun segera men-loudspeaker agar percakapan itu bisa didengarkan oleh Andin.

'Halo Al,besok kita bisa ketemu? Aku takut kalau Kelvin bakalan hubungi kamu lagi dan memaksa atau mengancam pekerja kamu di kantor'

Aldebaran terdiam sejenak, ia berpikir apa maksudnya.

'Buat apa ya? Pihak kantor saya juga sudah langsung membatalkan karena kami belum tanda tangan perjanjian kan, jadi pihak kalian tidak bisa menuntut apapun dari kami karena tidak ada yang dirugikan'

'Kamu harus jaga-jaga Al, bisa aja Kelvin nekad'

'Yaudah kalau mau ada yang dibicarakan nanti aja' Kata Al akhirnya dan langsung menutup telepon.

Pria itu kembali memasukkan handphonenya dan beralih pada Andin.

"Saya jelasin lagi ya?" Andin pun mengangguk dan Al bersuara.

"Jadi Mia menjelaskan bahkan ngasih foto kalau Kelvin sudah lama begitu. Bahkan pas di Lombok pun, mereka masing-masing tau Ndin. Pulang ke kamar yang sama itu kalau malem atau pagi aja. Mia bahkan nunjukin foto kalau dia pergi sama temen kerjanya waktu dulu dan Kelvin pergi sama laki-laki lain juga"

Andin makin tercengang, "Ini beneran Mas?"

"Saya juga nggak percaya, tapi setelah Mia kasih fotonya ya saya percaya juga daripada saya terlibat ke hal menjijikkan seperti itu"

"Mia yang jelasin semuanya sama kamu?"

"Bener Ndin. Ya maaf, seperti kamu dulu yang terjerat pernikahan seperti Mia. Tapi bedanya kamu nggak tau dan nggak terlibat, kalau Mia tau apa yang terjadi sama suaminya dan terlibat juga"

Andin menyipitkan matanya, "Kenapa jadi bawa-bawa masa lalu aku Mas? Kamu nggak menerima kalau istri kamu juga adalah mantan istri dari seorang pria yang punya penyimpangan seksual?"

"Nggak gitu Ndin, maksud saya kalau perilaku menyimpang seperti ini ya nyata gitu, makanya kita harus bisa menghindari"

"Iya. Terimakasih atas penjelasannya. Aku izin mandi dulu" tanpa menunggu jawaban Al, Andin langsung mengambil kimono dan mengunci pintu kamar mandi. Entahlah perasaan sakit hati tiba-tiba muncul membuat dadanya sesak.

Andin mulai berendam, berusaha memaafkan perkataan Aldebaran yang tiba-tiba mengungkit masa lalunya.

"Aku nggak tau kenapa kamu tiba-tiba bilang dan ungkit hal memalukan itu Mas, aku sudah lupakan tapi pas kamu bahas aku merasa nggak nyaman Mas" Batin Andin dengan bulir bening yang membasahi pipinya.

××××××××

"Ndin, saya mau bicara" pagi ini, setelah Andin bersiap di meja riasnya, tiba-tiba Al memanggil.

"Iya Mas" balas Andin dengan nada yang dingin dan tak menatap mata Aldebaran yang biasanya meneduhkan hatinya.

"Maafkan saya ya. Saya sadar, perkataan saya bikin kamu sakit hati. Maaf ya Ndin"

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang