Aladin > 36

1.6K 260 26
                                    

~~ All About Andin ~~

Keesokan harinya Aldebaran sudah bersiap mengenakan jas sementara Andin juga mengambil tas karena mereka sama-sama akan bekerja.

"Hari ini kamu pulang jam berapa?" Tanya Al kala mereka sudah selesai sarapan bersama keluarga yang lain.

"Jam 3 juga udah selesai sih Mas, 6 ibu hamil untuk hari ini"

"Oke, kamu jangan capek-capek ya Ndin. Inget, sekarang kamu juga jadi ibu hamil" ucap Al sambil mengelus pelan kening dan rambut Andin yang memakai bando tipis agar rambutnya terlihat lebih rapih.

"Iya Mas, kamu juga ya. Jangan lupa makan siang nya" Andin membawakan kotak bekal untuk suaminya.

"Ma,Pa Al sama Andin berangkat dulu ya" pamit Al lalu mencium tangan kedua orang tuanya lalu diikuti oleh Andin.

"Hati-hati Ndin,Al. Jangan lupa jagain cucu Mama" pesan Mama Nuri lantas diangguki oleh keduanya. Wanita tua itu begitu senang ketika anak pertamanya akan memiliki keturunan.

"Iya Ma. Yaudah kalau gitu yuk Ndin. Assalamualaikum" merekapun pamit setelah mencium kening dan pipi Reyna juga Raisha.

Di perjalanan,Al tak hentinya mengelus tangan kanan Andin dengan tangan kirinya. Sesekali pria itu juga curi-curi pandang kepada wanita yang sedang mengandung anak sulungnya itu.

Tiba-tiba tangan kiri Al mengelus pelan perut Andin membuat wanitanya terkesiap.

"Kenapa Mas?" Tanya Andin sambil menyatukan tangan Al yang masih berada di atas perutnya.

"Dia nggak lagi pengen apa-apa?" Tanya Al dengan lembut.

"Mmmm..." Andin berpikir sejenak.

"Nggak kok Mas, paling nanti kalau pulangnya dia pengen sesuatu" lanjutnya dengan nada yang berbisik.

"Apa itu nak?" Tanya Al penasaran.

"Nanti aja Papa, nanti juga Papa tau" Andin menjawab dengan nada seperti anak kecil membuat Al makin penasaran.

"Yaudah kalau gitu. Ndin kamu semangat ya kerjanya, jangan lupa kabarin saya. Kalau ada apa-apa langsung telepon"

Aldebaran memperhatikan Andin yang turun dari mobil sambil sesekali mengelus bayi mereka dan tanpa sadar, bibirnya menyunggingkan senyum sumringah.

××××××××××××

Siang harinya, Andin yang bersiap untuk istirahat sejenak segera mengecek handphone untuk mengingatkan Aldebaran makan siang.

Ia mendial nomor telepon suaminya dan mendengar nada tunggu disana. Dua kali mencoba hasilnya nihil, tidak ada yang mengangkat panggilan telepon darinya.

Wanita itu mencoba tenang, melihat beberapa akun sosmed suaminya yang memang tidak aktif sejak pukul sepuluh.

"Pak Rendy ya, aku harus tanyain sama dia" kata Andin merasa dapat ide. Ia mengetik sesuatu dan mengirimkan pesan pada asisten pribadi suaminya itu.

Lumayan lama ia menunggu balasan dari Rendy. Bahkan rekan kerjanya pun sudah mengirimkan pesan untuk makan siang bersama. Namun Andin masih enggan membalas, ia ingin tau dulu bagaimana suaminya.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang