Aladin > 27

2.7K 296 33
                                    

~~ All About Andin ~~
Warning! Zona nyaman😆

Dua minggu sudah Andin menjadi nyonya Aldebaran Jarvis. Ia sudah mulai kembali bekerja. Setiap Senin sampai Kamis Andin akan berangkat ke RSIA untuk membantu ibu hamil mempersiapkan persalinan.

Aldebaran sama sekali tak melarang Andin berkarir. Selagi istrinya itu bahagia dan bisa membagi waktu,Al mendukungnya sepenuh hati.

Mereka akan berangkat bersama dan Al mengantarkan Andin duluan. Begitupun ketika waktunya pulang, ia akan menjemput Andin dan mereka akan pulang di waktu yang sama.

Hari ini nampaknya Andin begitu sibuk karena rekan doula nya sedang sakit dan Andin hanya sendirian mengisi sesi afirmasi. Wanita itu tak sempat membuka handphone sampai sore ini walau notifikasi pesan dari Aldebaran berulang kali berbunyi.

"Masuk..." Ucap Andin yang baru saja keluar dari kamar mandi ketika mendengar ada yang mengetuk pintu ruangannya.

Pintu pun terbuka dan menampilkan sosok dengan pakaian rapih membawa sebuah buket bunga berukuran cukup besar.

"Mas... " Kata Andin agak kaget dan langsung menyuruh suaminya untuk duduk setelah menutup pintu ruangan.

Pria itu tersenyum lebar dan memberikan sebuket bunga pada istrinya.

"Buat kamu.." ucap Al singkat. Andin pun menerimanya dengan perasaan membuncah. Aldebaran begitu romantis dan memperlakukannya dengan spesial.

"Terimakasih... Baunya harum sekali" jawab Andin setelah menerima buket bunga itu.

Terlihat mimik wajah Andin begitu menampilkan rasa bahagia. Ia hirup dalam-dalam wangi bunga mawar itu. Mawar dengan warna ungu tua dan beberapa tangkai ada juga yang berwarna ungu muda.

Nuansa ungu yang lebih terang akan melambangkan cinta pada pandangan pertama serta cinta sejati. Sedangkan warna ungu yang lebih gelap akan menunjukkan cinta dan romansa yang lebih dalam, serta berharap jangka panjang.

"Aku senang sekali kamu bawain ini. Mood ku kembali membaik setelah lelah menghadapi beberapa pasien" ujar Andin sambil memeluk Aldebaran dengan tangan yang satunya memegang buket bunga itu.

"Saya lebih senang kalau kamu senang. Sekarang kita mau langsung pulang atau gimana?"

"Mmmm... Sayang..." Andin makin mengeratkan pelukannya. Bahkan ia menyimpan bunga itu di atas meja dan malah kembali memeluk Al.

"Kita check in hotel yuk" bisik Andin dengan wajah menggemaskannya membuat Al mendekatkan wajah ke arah istrinya itu.

Mereka bertatapan barang sejenak membuat deru napas terasa di wajah masing-masing.

"Saya ada rekomendasi buat kamu. Gimana kalau kita ke Palmana Royal Hotel? Waktu itu saya meeting dan tempatnya nyaman. Mau?" Tanya Al membuat mereka kini dikelilingi oleh gelenyar aneh saling membutuhkan satu sama lain.

"Itutuh yang di Jalan Samudra Timur kan Mas?" Jawab Andin belum mengiyakan.

"Betul,yang dekat simpang lima"

"Yaudah yuk" kini Andin mulai berdiri dari duduknya dengan kembali memeluk bunga mawar ungu pemberian dari Al. Wanita itu berjalan menuju ruangannya dengan senyuman yang tergambar di wajah ayunya.

Sementara Aldebaran memilih duduk di sofa khusus pasien yang Andin tangani. Pria itu membuka handphone untuk memesan sebuah kamar hotel.

Ketika pembayaran sedang di proses, Aldebaran melihat Andin keluar kamar dengan pakaian yang lebih santai.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang