Aladin >10

1.7K 285 24
                                    

~~ All About Andin ~~

Setelah kemarahan Rafli hari itu meledak, hubungan mereka semakin tak sehat. Kini Andin sudah benar-benar tak peduli,gerbang perpisahan dengan Rafli seolah berada di depan matanya.

Bahkan,hampir lebih dari seminggu pria itu tak pulang ke rumah. Padahal,masalah mereka selalu sama yaitu perbedaan pendapat tanpa akhir yang jelas. Rafli selalu menghindar ketika menghadapi masalah. Akhirnya Andin pun malas membahas lebih jauh karena tak ada artinya bila Rafli takkan mau berubah.

Wanita itu pun sama sekali tak mau memikirkan hal yang selama ini membuatnya hampir gila,biarlah Rafli mau pulang kemanapun juga. Mau ke rumah perempuan lain atau--- pria lain.

Drrttt...Drttttt..

'Mas Al is calling'

Andin segera menggeser ikon warna hijau lalu menempelkan handphone ke telinga sebelah kiri.

"Halo,ada apa mas?" Tanya Andin memulai percakapan.

"Ndin,kamu dimana? Lagi sibuk nggak?"

"Nggak kok,hari ini aku belum ada jadwal. Kenapa Mas?"

"Yasmin sedang kontraksi. Kalau kamu berkenan, kamu bisa kesini temenin Yasmin selama persalinan?"

Andin sedikit terkejut,karena yang ia tau HPL Yasmin kurang lebih seminggu lagi.

"Bisa-bisa Mas. Aku sekarang ke sana. Tolong chat kan kamar persalinan nya Bu Yasmin"

"Iya Ndin,makasih ya. Kamu hati-hati di jalan"

Perhatian kecil Aldebaran membuat Andin meratapi nasibnya sendiri karena tak ia dapatkan hal seperti itu dari Rafli.

"Aku akan bikin keputusan sendiri Bang,kamu keterlaluan"

××××××××

"Bu Yasmin gimana? Kontraksi nya masih bisa dikondisikan atau makin intens?"

Andin terburu-buru masuk ke ruangan itu. Ia segera menghampiri Yasmin yang sedang berbaring dengan perut buncitnya.

"Masih 10 menit sekali Mbak,saya masih bisa tahan"

"Coba sekarang posisi Bu Yasmin setengah berbaring terus dekap perut ibu. Biar saya arahkan agar afirmasi ibu dan bayi berjalan dengan lancar"

Yasmin mengangguk lalu Mama Nuri membantunya untuk mengubah posisi.

"Anak Bunda, sebentar lagi kita ketemu. Kita berjuang bersama-sama ya nak,kita pasti bisa" Andin menuntun Yasmin untuk mengucap kata penyemangat tersebut.

Yasmin terpejam dengan rasa kontraksi yang terasa makin cepat. Ia mengikuti kata-kata Andin dengan nafas yang memburu menahan sakit.

"Atur napas ya Bu, perjuangan bertemu si kecil semakin nampak saja. Bu Yasmin harus kuat untuk mengatur napas dan tenaga ibu. Seperti sesi latihan kita waktu itu, Bu Yasmin sudah bisa mulai gunakan ya bu karena saya yakin kontraksi nya makin cepat" kembali Andin dengan sabar menemani Yasmin yang berjuang sendiri melahirkan anak keduanya.

Setelah hampir enam jam di ruangan bersalin,akhirnya tangisan bayi pun nyaring terdengar membuat semuanya menghela napas bahagia. Terlebih Yasmin,ia tersenyum haru dengan tetes air mata yang tak terbendung lagi.

×××××××××

Selesai menemani Yasmin,Andin bersiap merapihkan dirinya yang ikut terbawa tegang menyaksikan perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anaknya ke dunia ini. Andin tersenyum tipis,ia bahagia bisa membantu orang-orang untuk menemukan bahagianya yaitu bertemu dengan buah hati mereka.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang