~~ All About Andin ~~
"Aku berangkat dulu ya Ma" Andin berpamitan dengan gaun pemberian Al yang sudah ia kenakan. Dengan panjangnya sebatas betis dan model renda di bawahnya membuat Andin terlihat sangat cantik.
"Iya Ndin, memangnya nak Al sudah ada?" Tanya Mama Kinar memastikan. Ia kini benar-benar waspada pada seseorang yang mendekati putrinya.
"Udah Ma,mungkin udah parkir mobil di depan" jawab Andin.
"Andin berangkat ya Ma" tergesa Andin menutup pintu lalu membuka pagar rumahnya. Ia melihat mobil hitam sudah terparkir disana dan siluet seorang pria yang duduk di bangku kemudi membuatnya ingin segera menghampiri mobil itu.
Dengan sigap, Aldebaran langsung keluar dari mobil untuk membukakan pintu mobil yang akan Andin masuki.
"Terimakasih ya Mas" katanya gugup dan langsung duduk di samping kemudi.
"Maaf Mas,kamu nunggu lama ya?" Tanya Andin tak enak. Mobil kini sudah mulai melaju dengan kecepatan sedang.
"Sekitar 45 menit lah" katanya dengan datar.
Andin langsung menunjukkan mimik wajah bersalah.
"Maaf ya,aku ketiduran tau Mas. Habis sholat isya aku malah selonjoran dan tidur sambil pakai mukena. Aku bablas dan lupa belum siap-siap" jelasnya merasa bersalah.
"Nggak apa-apa kok Ndin. Saya nggak masalah" Aldebaran menatap Andin sembari tersenyum tipis.
"Makasih ya" ucap Andin masih merasa tak enak. Harusnya ia yang menunggu tapi malah Al menunggu lama di depan rumahnya. Hampir 5 panggilan suara dari Al,Andin abaikan karena ketiduran.
"Iya. Nggak apa-apa kok" Aldebaran mengusap pelan baju Andin.
Kemudian mobil pun melaju menembus jalan menuju tempat yang sudah Aldebaran booking
"Gimana Mas? Bagus nggak penampilan aku?" Andin meminta pendapatnya kala mereka baru saja turun dari mobil.
"Cantik. Kamu selalu cantik dan menarik di mata saya" jawab Al dengan tulus karena ia tertarik pada Andin sejak awal mereka bertemu.
"Kamu juga gantengnyaaa.." balas Andin membuat jantung keduanya sama-sama berdegup lebih kencang.
"Yuk masuk" Aldebaran menggandeng tangan Andin dan berusaha menutupi debaran di dadanya. Andin pun demikian. Ia merasa sedang berada di titik kasmaran. Dulu dengan Rafli pun,ia tak pernah segugup ini.
Di dalam private room, sudah terhidang makanan membuat Andin terkagum-kagum.
"Ini makanan mahal semua Mas" katanya tak percaya.
"Nggak apa-apa,malam ini saya dan kamu bakalan makan enak disini" jawab Al dan menarik kursi untuk Andin duduki.
Mereka pun duduk saling berhadapan dan Al langsung memerintahkan Andin untuk makan. Merekapun makan dengan saling menatap dan rasa degupan jantung itu makin kencang saja.
Setelah meneguk minum,Andin mengelap bibir nya dan Al pun demikian. Mereka saling menatap tanpa suara. Kemudian senyuman mereka masing-masing terlihat.
"Gimana hari ini? Ada cerita apa?" Tanya Aldebaran.
Andin yang semula masih terasa gugup ketika berduaan dengan pria akhirnya mulai tenang kala Al bertanya seperti itu.
"Tadi aku ngadepin pasien yang lucu deh Mas, masa suami istri hobinya ngelawak. Mana bayi mereka gemes gerak-gerak terus di perut ibunya hahaha.." Andin mulai meluapkan isi hatinya dengan senyuman yang terlihat sangat tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Andin
FanfictionIni tentang keinginan seorang pria bernama Aldebaran Adam Jarvis untuk mengejar cinta dari wanita muda berusia 25 tahun yang bernama Maurandini Febrianti. Kehidupan Al seketika berubah semenjak ia mengenal Andin. Kini, segala yang ada di pikiran Al...