Chapter 18. Rahasia tentang Jino

41 20 19
                                    

Hari ini Jihan kedatangan seorang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Jihan kedatangan seorang tamu. Dia adalah Tiara yang datang bersama seorang lelaki paruh baya. Dengan hangat Jihan menyambut mereka lalu mempersilakan keduanya untuk masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Jihan juga membuatkan teh serta menyuguhkan kue buatannya.

"Aduh, Jihan. Kok repot-repot."

"Nggak repot, kok, Tante," balas gadis itu seraya meletakkan teh dan kuenya di meja.

"Makasih, ya, Jihan," ucap lelaki yang duduk di samping Tiara.

Jihan hanya merespon dengan senyuman. Dalam hati ia bertanya-bertanya tentang siapa lelaki yang datang bersama Tiara itu. Dugaan Jihan mengatakan, jika lelaki tersebut adalah suaminya Tiara.

"Kamu tau nggak, siapa yang dateng sama Tante ini?" tanya Tiara setelah meminum teh dan menengok sekilas ke arah lelaki di sampingnya. Jihan menggeleng lalu Tiara tersenyum dan berkata, "Ini suami Tante. Namanya Azam."

Jihan tak merespon dengan suatu kata, melainkan hanya tersenyum dengan hati yang merasa gelisah.

"Om benar-benar terpukul setelah tau apa yang terjadi dengan keluarga kamu," ujar Azam yang membuat senyum Jihan seketika sirna. "Kamu yang sabar, ya, Nak. Om juga salut dengan kegigihan kamu dalam menjalani hidup tanpa orang tua," lanjutnya.

"Terima kasih, Om."

"Oh, iya. Jino adik kamu mana?" tanya Tiara.

Menanyakan perihal Jino, jantung Jihan langsung berdetak melebihi kecepatan normal. "Jino masih sekolah, Tan. Pulangnya nanti jam dua."

Tiara ber-oh tanpa suara sebagai respon. Wanita itu lantas mendapatkan kode dari suaminya yang entah tentang apa. Jihan yang melihatnya merasa heran dan menerka-nerka dalam hati.

"Em, Jihan. Sebenernya kedatangan Tante sama Om ke sini bukan hanya sekadar mau silahturahim aja, tapi ada tujuan lain," ucap Tiara dengan nada bicara yang terdengar berhati-hati.

Meskipun sudah tahu tujuan apa yang Tiara maksud, tetapi Jihan pura-pura tidak tahu. "Ada apa, ya, Tante?"

Wanita itu menatap suaminya sejenak sebelum kemudian menjawab, "Jadi sebenernya, Tante sama Om mau mengajak kamu dan Jino tinggal bersama kami. Kalian, 'kan, bagian dari keluarga kami, jadi akan lebih baik kalau kita tinggal sama-sama."

Jihan sedikit terkejut mendengar pernyataan Tiara yang sangat berbeda dari dugaannya. Yang Tiara katakan bukanlah perihal rahasia besar tentang Jino yang sudah Jihan ketahui sejak dua tahun lalu. Rahasia yang hingga kini masih Jihan rahasiakan dari adiknya.

"Maaf sebelumnya, Om, Tante, kalau perkataan Jihan ini kurang sopan atau gimana. Tapi menurut Jihan, bukan itu tujuan Om dan Tante yang sebenernya," kata Jihan dengan lembut dan sopan. Sontak, Tiara dan suaminya pun tertegun kala Jihan berkata demikian. Pikir mereka, bagaimana gadis itu bisa tahu?

"Tujuan Om dan Tante sebenernya adalah Jino, 'kan? Kalian mau menjemput Jino, 'kan?" Tiara dan suaminya kembali tertegun. "Jihan udah tau tentang rahasia itu," lanjut Jihan.

Kupu-kupu Kehidupan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang