Shafiulla || 31🍁

3.2K 220 1
                                    

~ Bismillahirrahmanirrahim~



“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Q.S Al-Insyirah: 5-6)

S Al-Insyirah: 5-6)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Lo tenang aja Zhi, kita pasti bakal bantu Shafi buat cari bukti kalo dia emang nggak bersalah"ucap Zaka, sudah sedari tadi dia berusaha menenangkan Zhiya yang tidak berhenti menangis. Andai saja tadi mereka  bisa datang lebih cepat, mungkin dia masih bisa menahan Shafi agar tidak dibawa oleh para polisi.

Zhiya tadi sudah menceritakan semua masalah tadi pada sahabat suaminya itu, dengan sejelas-jelasnya

"Iya Zhi tenang aja, gak usah terlalu dipikirin. Shafi pasti baik-baik aja kok"sambung Fathan.

"Siapa si an**** yang udah fitnah si bos sampe segininya! gedeg bener gue ama tuh orang!"

"Gue yakin seribu persen,tuh orang emang udah ngerencanain ini semua!" Ervan menendang kursi yang berada disampingnya dengan kesal. Masalah yang kemarin aja belum selesai, sekarang sudah ada masalah lagi, Astaga! Ervan mengusap wajahnya kasar.

"Gue yakin orang itu bener-bener licik!" Zaka mengepalkan tangannya dengan kuat, bagaimana pun dia tidak terima sahabatnya di fitnah seperti ini.

Zhiya menghapus air matanya lalu mendongak menatap mereka, setelah menangis dia merasa perasaannya sedikit tenang, hanya sedikit.

  "A-aku mau jenguk Shila ke rumah sakit, aku mau liat keadaan dia"ucap Zhiya, jujur Zhiya benar-benar khawatir dengan keadaan gadis itu. Mungkin nanti sepulang dari sana dia baru akan menemui Shafi.

Mereka berempat saling tatap lalu mengangguk " yaudah gih sana siap-siap, kita tunggu disini". Zhiya mengangguk lalu masuk kedalam rumahnya untuk bersiap-siap.

"Lo udah suruh orang buat nyeledikin ini kan Zak?" tanya Arvan, mode serius.

Zaka tersenyum miring "Tenang aja, gue gak akan mungkin tega biarin sahabat gue mendekam di penjara "

"Kasian si bos dijadiin kambing putih"

"Item bego!" Arvan dengan penuh dendam menoyor kepala kembaran sengkleknya itu.

"Anak an*****!"

Tidak lama kemudian Zhiya kembali muncul dengan pakaiannya yang sudah rapih.

"yuk kita berangkat "ajaknya yang diangguki mereka.

.
.
.

"Lo masuk duluan aja, kita masih ada urusan bentar" ucap Zaka begitu mereka sudah berada diparkiran rumah sakit  tempat Shila dirawat.

Shafiulla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang