Genre: Spiritual-romance
Update: Setiap hari senin, kamis, dan jum'at
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Bagaimana jadinya jika dua orang yang saling tidak mengenal dipaksa untuk bersama melalui ikatan suci yang bernama pernikaha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍁🍁🍁
Entah sudah yang ke berapa kalinya Laskar menghela nafas gusar. Cowok itu mengusap wajah kasar, dan memilih untuk beranjak dari posisinya.
"Lo mau kemana? "tanya Dion, melihat ketuanya itu hendak pergi keluar kelas. Padahal 5 menit lagi bel masuk berbunyi.
"Bolos"
"Lah, tumben?" Pasalnya, meskipun sering membuat onar dan masalah. Tapi Laskar adalah tipe manusia yang paling anti untuk membolos. Wajar jika Dion merasa heran saat ini.
"Kali ini doang, gue lagi ada urusan"
"Tap--"
Laskar menepuk pundak Dion, "Gue cabut, jangan kasih tau anak-anak yang lain gue bolos." Setelah mengatakan itu dia segera berlalu dari sana.
Dion menggedikan bahunya acuh, memilih untuk tidak peduli dan kembali duduk di bangkunya.
Tidak berselang lama kemudian, baru lah seorang guru masuk kedalam kelas mereka.
Sementara itu, Laskar mengemudikan mobilnya tanpa arah tujuan, tidak tau akan kemana. Yang ada dipikirannya saat ini, hanyalah bagaimana caranya agar perjodohan gila itu tidak terjadi.
Seandainya saja, Shila tidak menolak perjodohan mereka berdua. Mungkin, dia akan sangat dengan senang hati menerima perjodohan ini.
Namun sayang, ekspektasinya tidak sesuai dengan harapan.
Harapannya untuk bisa menikah dengan gadis yang selama ini dia cintai diam-diam sudah sirna.
Bruk! Bugh!
Laskar menginjak rem mobilnya dengan kuat, ketika tidak sengaja menabrak sesuatu, entah apa.
"Bangsat, apa lagi ini?!" Lelaki itu mengumpat, dan segera turun dari dalam mobil untuk melihat apa yang dia tabrak tadi.
"Astagaaa..!" Laskar mengusap wajah nya gusar begitu melihat seekor kucing sudah tergeletak tidak berdaya dengan mengenaskan dan berlumuran darah.
Laskar berdecak sebal, dia akhirnya berjongkok dan membuka jaketnya untuk membungkus tubuh kucing yang sudah tidak bernyawa itu.
"Sorry ya, cing. Gue kagak sengaja. Lagian lo ngapain tiba-tiba nongol si?" Laskar mengangkat tubuh kucing itu dan membawanya ke pinggir jalan.
