Shafiulla || 45🍁

2.9K 214 32
                                    

~Bismillahirrahmanirrahim~



"Kata orang, menggenggam cinta itu seperti menggenggam pasir, jangan terlalu erat nanti perlahan terhempas"
-Katabijak-

"Kata orang, menggenggam cinta itu seperti menggenggam pasir, jangan terlalu erat nanti perlahan terhempas"-Katabijak-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

21:00 wib

"Assalamu'alaikum" ucap Shafi sambil melangkah masuk kedalam rumahnya.

"Wa'alaikumussalam" Jawab Zhiya. Perempuan itu berlari menuruni anak tangga untuk menghampiri suaminya.

"Astaghfirullah sweety, jangan lari!"pekik Shafi panik melihat istrinya berlari saat menuruni tangga. Ceroboh sekali memang. Bagaimana kalau jatuh coba?

Grap!

hiks..
hikss..

"Loh sayang kok nangis? kenapa hm?"Tanya Shafi sedikit panik sekaligus heran. Dia berusaha untuk melepaskan pelukan mereka, namun Zhiya malah semakin mempererat pelukannya.

"Hey kenapa?" Shafi menangkup wajah sang istri sambil mengusap air mata yang menglir di pipi chubby nya.

Zhita mengerucutkan bibirnya kesal, lalu melayangkan pukulan pada dada bidang lelaki itu dengan keras.

bugh!

"Awss..sakit sayang" ringis Shafi

"K-kamu bohong!"

"Bohong kenapa? a-

"Kamu bilang hikss.. mau t-temenin aku buat cek kandungan ke dokter. T-tapi hikss.. aku tungguin kamu, kamu nggak pulang-pulang. Te-terus aku chat nggak k-kamu bales, ditelpon juga gak diangkat"

"Kamu kemana sih? hikss.."

Shafi terdiam sebentar, sedari siang tadi dia sibuk dengan urusan meetingnya di kantor. Dan memang ponsel nya sengaja dia silent agar tidak mengganggu fokusnya nanti. Tapi mengapa dia bisa lupa dengan janjinya untuk menemani sang istri pergi ke dokter kandungan?

"Shutt cup cup cup, jangan nangis lagi ya?
Aku minta maaf karena tadi gak sempet ngabarin kamu dulu. Aku tadi ada meeting dadakan di kantor, makanya abis selesai sekolah aku langsung pergi kesana.
Terus Handphonenya juga aku silent, jadi gak kedengeran waktu kamu telpon aku. Maafin ya?"

Zhiya menghapus air matanya kasar. Dia memicingkan matanya "bener kaya gitu?"

cup!
cup!

Shafiulla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang