Disamping euphoria perayaan ulang tahun Aza bersama orang-orang terdekat, dua orang anggota Kusuma ini tidak diperkenankan kehadirannya pada pesta tersebut.
"Papa bahkan tidak pernah merayakan ulang tahun ku lagi setelah aku berusia 10 tahun, semuanya aku yang menyiapkan sendiri. Mengundang orang-orang pada pesta megah yang aku rancang sendiri, dan membanggakan papa, seolah-olah papa yang menyiapkan nya untuk ku. Padahal itu semua hanya kepalsuan, agar teman-teman ku iri pada ku... Agar orang-orang mengira aku adalah gadis yang paling beruntung..." Kirana membanting semua barang-barang yang ada di atas meja riasnya, hingga riasan-riasan dengan merek mahal itu hancur berserakan.
Vienna hanya bisa menutup telinganya sambil duduk diatas ranjang kamar putrinya.
"Lancang sekali anak buangan yang bahkan ulang tahun nya tidak pernah dirayakan itu, merebut semuanya. Keluarga ku, ayah... Kak Davin, kak Anton,.... Semuanya... Kasih sayang dan perhatian... Semuanya!!! Ia bahkan membuatku tersisihkan di keluargaku sendiri!! Apa itu!!? Dia ingin pindah rumah dimana tidak ada aku didalamnya?!! Jangan mimpi!!! Semuanya punya ku!!! Punya ku!!! Arrrghhhh!!!!" Teriaknya semakin membabi buta.
"Kiran!!! Stop being a fool!!!! Dengan kamu marah-marah tidak akan menyelesaikan masalah, calm down!! Please!! I'll make sure you get everything, semuanya akan mama usahakan untuk kamu. Kamu harus sedikit bersabar, ini semua cuma sementara. Kita cuma perlu kembalikan ingatan Aza secepatnya, setelah itu....boom... Anak itu pasti hancur. Orang-orang yang ia percaya sudah tidak ada. Dan gadis itu akan semakin kehilangan akalnya." Kirana menatap Vienna nanar, napasnya terdengar tidak beraturan.
Vienna berjalan mendekati nya, mencoba menenangkan putrinya itu. Dunia memang tidak adil untuk putrinya. Ia punya segalanya, masalah finansial pun ia tidak perlu bergantung pada nama Kusuma. Hanya saja keharmonisan keluarga yang sangat diidamkan putrinya terasa sangat sulit untuk digapai.
Putri kecil yang hadir karena kesalahannya di masa muda kini sudah beranjak dewasa, semakin bertambah usia Kirana semakin banyak pula perhatian dan kasih sayang yang Kirana inginkan. Sayangnya hal itu hanya bisa Kirana rasakan saat menjadi anggota Kusuma, karena hal itu Vienna rela bertahan tinggal satu atap dengan Hendri.
Sebenarnya ia sudah memutuskan untuk menjadi wanita yang bebas, tanpa terikat siapapun dan oleh apapun. Sayangnya orang tuanya pasti tidak mengizinkan hal itu. Kehadiran Kirana baginya juga bukan kesalahan karena ketamakan nya menikmati kebebasan, adanya Kirana menjadikannya alasan untuk hidup sendiri tanpa harus menikah. Toh, ia sudah memiliki keturunan.
Sayangnya karena kesibukan nya yang mengurus segala hal sendiri, semenjak perusahaan bagian nya diserahkan padanya membuat nya jarang memiliki waktu untuk putrinya, apalagi untuk sekedar bersenang-senang dengan pria sewaan untuk memuaskan nya.
Hingga ia berakhir menjadi seorang Kusuma, tapi yang ia syukuri dari hal itu adalah, waktu. Ia memiliki banyak waktu untuk putrinya, putrinya pun tumbuh bahagia dari kasih sayang Kusuma. Mereka benar-benar mencurahkan kasih sayang yang berlimpah pada Kirana.
Disamping itu, ia bebas bersenang-senang dengan pria manapun. Karena baginya suaminya itu sudah tidak gagah lagi, ia lebih suka dengan pria muda. Tentu saja ia harus hati-hati akan hal ini, tidak ada yang mengetahui nya selain dirinya sendiri, bahkan putri tersayang nya.
Kirana itu sangat benci kesepian, dan tidak suka berbagi. Vienna paham itu, ia tahu jika semua yang Aza dapatkan saat ini memanglah hak nya. Tapi, ia tidak rela melihat putrinya menderita seperti ini. Lima tahun lebih, putrinya sudah kehilangan atensi dari Hendri. Meski begitu putra-putra sambungnya tidak berubah sedikitpun kasih sayang nya.
Tapi semuanya semakin berubah akhir-akhir ini, apapun yang terjadi. Takdir seakan memaksa Aza untuk tetap kembali ke keluarga Kusuma. Bahkan belum sampai setahun, Aza kini sudah mengambil semua yang putrinya sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna ✔️
Любовные романыAda banyak hal yang bisa menyebabkan berubahnya karakter seseorang, begitupun dengan seorang Khanza Alazne Mabella. Gadis individu tanpa ekspresi, menatap datar semua hal yang dilihat nya. Dulunya hatinya sangat mendambakan cinta dan kasih sayang, h...