Chapter 5. Terjebak

3.1K 220 3
                                    

Dikta menatap saldo rekening nya melalui M-banking, saldo yang tidak pernah lebih dari tujuh digit itu kini malah menyentuh angka sembilan digit. Itu adalah imbalan yang diberikan oleh keluarga Kusuma.

Namun ada satu hal yang mengganggunya, kebebasan terasa terenggut. Ia memang mendapatkan fasilitas yang bagus, serta ekonomi keluarga mamang nya pun ikut terbantu. Apalagi biaya pengobatan nenek dan pendidikan adiknya yang berada di kota lain juga terjamin.

Mengingat lagi pembicaraan dirinya saat Vino yang merupakan salah satu kakak dari gadis yang ditolongnya, datang menemuinya diruang rawatnya. Ah ya mengenai kondisi nya, luka-luka di tubuhnya cukup banyak dan ada beberapa jahitan di punggung nya. Ia juga kehilangan banyak darah waktu itu, membuatnya harus di rawat berapa hari.

"Gue punya penawaran untuk lo." Ucap Vino setelah memperkenalkan dirinya kemudian duduk di kursi, sambil menatap Dikta yang duduk di ranjang rumah sakit.

"Iya tuan?" Tanya Dikta.

"Lo bisa bicara senyaman lo, kita seumuran by the way." Potong Vino

"Gue mau menjadi kan lo sebagai pengawal pribadi adik gue, ah gak... gue ingin lo berteman dengannya." Ucap Vino.

"Kalau lo menerima tawaran ini, kehidupan lo dan seluruh keluarga lo akan terjamin." Tambahnya.

"Eh... Anu, m.. sorry, gue masih mahasiswa, gue takut kagak bisa bagi waktu." Elak Dikta, meski tawaran nya menggiurkan, ia memiliki firasat yang tidak enak.

"Lo yakin? Kami bisa menempatkan nya kuliah di tempat yang sama dengan Lo." Tanya Vino.

"Emm kalo gue boleh tahu, kenapa lo milih gue tiba-tiba gini? Gue juga belum kenal adik lo, gue baru bertemu 2 kali dengannya." Balas Dikta.

"Karena Lo udah meninggalkan kesan yang baik untuk nya, gue yakin lo bisa mendekati nya. Karena gue juga mengetahui kemampuan lo, dan dedikasi lo melindungi adik gue waktu itu. Apa perlu kami menjelaskan masalah keluarga kami?" Tanya Vino sedikit sarkas, Dikta langsung menggeleng.

"Intinya ia tidak ingin bersama keluarga nya. Tapi, jika dia hanya sendirian diluar sana, bahaya akan selalu mengintainya sebagai seorang Kusuma. Lo mengerti maksud gue?" Dikta mengangguk paham.

"But... Sorry gue gak bisa." Vino kemudian mengangguk paham, kemudian memberikan kartu namanya.

"Lo bisa menghubungi gue kalau berubah pikiran." Kemudian berlalu pergi.

Dikta kira hidupnya akan tenang, namun tidak setelah ia keluar dari rumah sakit. Tagihan biaya perawatan sangat mahal, karena ia dimasukkan ke dalam perawatan kelas 1. Belum lagi tiba-tiba sepupunya, anak dari Mamang nya yang masih SD terkena DBD. Ditambah adiknya mengabari jika memerlukan uang untuk bayar SPP dan berobat neneknya.

Semua datang bertubi-tubi, membuatnya sangat kelabakan. Hingga pada akhirnya ia menghubungi Vino, untuk meminta bantuan. Ia ingin mendiskusikan penawaran pria itu untuknya.

"Kenapa lo ingin bertemu?" Tanya Vino, saat ini mereka berada di kantin rumah sakit. Karena Dikta tidak di izinkan keluar.

"Gue terima tawaran lo," ucap Dikta tanpa basa-basi.

"Oh udah berubah?" Tanya Vino, Dikta mengangguk pasti.

"Ok, silahkan tandatangan." Dikta membaca surat perjanjian.

"Lo gak percaya gue? Gue pastikan lo untung banyak. Tugas lo hanya menjaga Aza dan berinteraksi dengan nya." Sela Vino, Dikta pun membubuhkan tandatangan nya di atas materai perjanjian.

Warna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang