____________________________________________
From : Azalazne@mail.com
To : Didilanairi@mail.comApa kabar? Kuliah pasti melelahkan ya? Semangat ya? Cepatlah lulus! Lama juga tidak masalah. Oh ya hari ini pertama terapis, rasa nya menenangkan, aku seperti bisa bertemu dengan diriku di masa kecil yang penuh luka. Meski melelahkan, tapi sebanding dengan yang dirasakan.
Hari ini juga ada yang mengganggu pikiran ku, sudah hampir 2 minggu ayah melakukan perjalan bisnis. Dia berjanji akan menjemput ku hari ini, nyatanya ia tidak datang.
Hubungan ku dengan kakak-kakak sedikit membaik, meski masih ada perasaan was-was dan waspada saat berhadapan dengan mereka, tapi tidak seperti dulu lagi. Semua nya sudah mulai sedikit membaik. Aku harap semua berjalan dengan baik-baik saja, begitu juga untuk mu.
________________________________________________________________________________________
From : Azalazne@mail.com
To : Didilanairi@mail.comHari ini aku akan kencan dengan kak Davin, dokter bilang ini bagus untuk dilakukan, agar aku semakin nyaman bersama Kusuma. Selanjutnya mereka akan menghabiskan waktu bersama ku bergantian.
By the way, kita belum pernah kan? Kamu bisa mencobanya dengan teman wanita mu disana. Kabarnya gadis-gadis bule cantik-cantik, kau pasti menyukai nya.
Bahagia selalu, Dikta.
____________________________________________Aku hanya bisa tersenyum geli membaca pemikiran gadis itu, selama setahun ini cukup banyak perubahan pada dirinya. Atau hanya perasaanku saja, dia lebih banyak kata ketika menulis? Aku lanjut membaca mail selanjutnya, karena kesibukan aku belum sempat membacanya. Lagipula Aza hanya sekedar berbagi cerita saja, tidak menuntut bahkan melarangku membalas mail nya. Entah apa tujuannya...
____________________________________________
From : Azalazne@mail.com
To : Didilanairi@mail.comTerapi ke dua, dan ini kali pertama aku bertemu ayah lagi setelah hampir dua bulan. Sepertinya is sedang tidak baik-baik saja, tulsng di pipinya nampak jelas sekali. Yang artinya dia sudah kehilangan banyak berat badan.
Disamping itu, ada hal yang membuat ku senang. Ayah mengizinkan ku untuk mengikuti pesantren. Teringat yang kamu katakan dulu saat kita shalat bersama pertama kali di Jepang, aku butuh untuk belajar mengaji dan mengkaji ilmu islam juga. Agar agama ku tidak hanya sekedar status saja.
Sehat selalu, Dikta!! Semangat nugasnya!!
________________________________________________________________________________________
From : Azalazne@mail.com
To : Didilanairi@mail.comBesok aku pergi ke pesantren, semuanya sudah sepakat akan bergantian mengantarkan ku kontrol ke psikiater. Hari ini ada hal konyol yang aku dengar, tapi hal ini tidak mungkin ku ceritakan padamu. Aku hanya ingin memberi tahumu agar kamu penasaran.
Pembicaraan orang dewasa usia 21++, kau tidak akan sanggup mendengarnya. Kak Gavin dan Kak Vino saja berkali-kali menegurku untuk tidak berpikiran aneh-aneh.
Oh ya, ini sepertinya akan menjadi mail terakhir. Masih ada kemungkinan aku akan mengirimkan mail lagi di masa depan. Tapi tidak dalam waktu dekat, dan itupun tidak serutin biasanya.
Aku akan tidur, selamat malam.
____________________________________________Aku mengernyit bingung, apa yang sedang ia bicarakan? Tidak mungkin kan Gavin dan Vino mengajarkan Aza menonton video porno. Duh... Aku jadi berburuk sangka seperti ini karena tulisan Aza yang ambigu.
Saat ini aku sudah tinggal sendiri, Kusuma berbaik hati dengan membelikan ku rumah disini. Karena waktu awal-awal semuanya terasa serba salah. Aku sudah punya pengalaman buruk disini.
Pertama kali sampai disini semua fasilitas yang aku dapat kan, sama seperti mahasiswa lain yang mendapat beasiswa. Sebuah rumah dan berbagi tempat tinggal dengan satu atau dua orang. Sialnya teman serumah ku memiliki kelainan seksual. Mereka pengidap biseksual, mereka bahkan tidak sungkan secelup dua celup di hadapan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna ✔️
RomanceAda banyak hal yang bisa menyebabkan berubahnya karakter seseorang, begitupun dengan seorang Khanza Alazne Mabella. Gadis individu tanpa ekspresi, menatap datar semua hal yang dilihat nya. Dulunya hatinya sangat mendambakan cinta dan kasih sayang, h...