Prolog

13.1K 585 2
                                    

FLORA adalah seorang gadis pendiam dan dingin karena tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Kelahirannya merupakan bencana dan di cap pembawa sial oleh semua anggota keluarganya, kecuali sang kakek dari pihak Ibunya. Lelaki renta itu begitu menyayangi Flora.

Keluarga Jonshon terlalu membenci dan tanpa alasan, kematian sang istri merupakan takdir tapi melahirkan Flora adalah pilihan. Pilihan itulah yang membuat Evan Mahendra Jonshon membencinya, membenci pilihan istrinya yang memilih melahirkan sang anak daripada nyawanya sendiri. Evan begitu kecewa dan sakit hati, Camelia Veronica adalah nama sang istri. Evan begitu mencintai Camelia begitupun ketiga anak lainnya tapi wanita itu malah lebih memilih nyawa lain yang belum melihat mereka berempat. Evan membenci takdir ini, membenci anaknya sendiri.

Hingga lima belas tahun hidup Flora tak pernah sedikitpun melihat senyum ke empat penghuni masion ini, yanga da hanyalah senyuman sinis dan juga wajah dingin seolah dirinya hanyalah hama pengganggu. Bahkan dirinya harus rela tinggal di kamar yang berada di lantai paling atas, Mansion bergaya eropa ini memiliki kerucut diatas bangunannya yang biasa disebut loteng. Ruangan berbentuk segi tiga itu tak lebih luas dari kamar mandi kamar Kakak Pertamannya. Dengan kasur kecil cukup satu orang dan peralatan kamar yang seadanya membuat Flora tetap bersyukur, ia masih bersyukur karena keluarganya masih memberinya kesempatan untuk hidup dan melihat mereka meskipun tak pernah dianggap ada.

Flora masih bersyukur dirinya tak kekurangan makan dan juga pendidikan, meskipun benci Evan tetap menyekolahkan Flora disekolah yang sama dengan saudaranya.

Sampai suatu hari terjadi keributan di mansion megah itu karena sang anak bungsu memberontak meminta pernjelasan keberadaan dirinya dirumah ini. Sang Ayah yang dingin tanpa hati itu tentu saja hanya menganggapnya tidak ada dan hama perusak keluarganya. Disanalah semua bermula, Flora sangat terpukul akan ucapan sang Ayah yang sangat menginginkan kematiannya di hari ulang tahun lelaki paruh baya itu yang ke lima puluh satu tahun.

Tepat di hari ulangtahun Ayahnya, Flora mengabulkan keinginan Evan dengan membunuh dirinya dengan terjun dari atas loteng kamarnya, ketinggian mansion empat lantai itu cukup membuat dirinya tak sadarkan diri dan membuat semua orang yang ada di pesta perayaan ulangtahun sang Ayah menjerit, Flora mendarat dengan keras tepat diatas Mobil hitam mengkilap milik sang Ayah yang terparkir diluar garasi dan diantara mobil - mobil para tamu. Suara sesuatu yang jatuh dengan begitu kerasnya ditambah suara alarm mobil yang bertautan membuat semua orang berlari ke arah suara, disanalah semua bermula. Anak yang ia sia - siakan tergeletak tak berdaya dengan wajah dan badan terluka parah hingga penuh dengan darah. Evan sampai pingsan di tempat.

Entah bagaimana Tuhan menulis takdirnya, Flora bangun di tubuh seorang gadis yang membuatnya begitu bingung. gadis yang baru saja dinyatakan meninggal kembali terbangun dengan jiwa Flora. Tubuh gadis yang begitu di manja dan disayang ini membuat Flora delimah.

Hingga takdir mempermainkannya membuat Flora harus memilih kembali ke keluarganya atau memilih hidup di dalam tubuh gadis berlimpah kasih sayang ini. Jessica Latasha Mauren.


.

.

.

.

.

 Selamat Membaca~~~

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang