BAB 30 : TERBONGKAR

3.4K 195 9
                                    

Selamat membaca ~~~

.
.
.
.
.
.

Maaf jika terdapat typo🙏🏻

.
.

Sampai di salon, Flora langsung meminta untk di ubah warna rambutnya menjadi coklat gelap. Karena warna hitam tidak boleh, ya harus bagaimana lagi coklat gelap pikihan terbaik. Bukan dirinya dulu yang mempunyai warna rambut asli coklat dan mata abu, Jessica ini adalah tipe wanita yang bener - bener lokal. Kulit putih mulus sedikit langsat. Benar - benar gadis indonesia, Jessica ini tipe gadis manis gak bosen dipandang. Wajar saja beberapa anak terkadang menoleh mendapati Jessica berjalan di koridor, auranya menawan meskipun terlihat biasa saja.

3 jam berlalu, El bahkan sudah tertidur di sofa salon tersebut menunggui Flora, bahkan hari sudah gelap. Demi Jessica, El rela seperti ini. Membuat hatinya mengembang. Semoga saja El dan Jessica benar - benar berjodoh.

4 jam kemudian rambut sebahu Jessica sudah sudah selesai, dwngan sentuhan akhir Jessica mensmoothing rambutnya dari ikal menjadi sedikit bergelombang. Tambak terlihat lebih fresh dan cantik.

"Kak, Kak El!" Flora membangunkan El dengan memukul bahu lelaki itu kuat.

El mengernyitkan dahinya bingung mendengar suara seseorang, dalam pikirannya dirinya ada dirumah tapi kenapa ada suara gadis.

"Ka El!!! Bangun!!!!!"

"Ehh eh... Astaga gue ketiduran?" Flora mengangguk.

El terdiam mematung melihat penampilan Jessica yang sudah berubah, gadis itu terlihat lebih dewasa bukan wajah imute ketika memakai rambut ungu.

"Siapa lo?" Tanya lelaki itu menjahili Flora.

"Is Kak El, ini Jessica tau!"

"Oh Jessica? Jessica siapa ya? Saya kenalnya Si Gulali."

"Ka El udah deh."

"Hehe nah kayak gini kan kelihatan normal."

"Emang kemarin aku gila?" Protes Flora melotot garang.

"Lumayan."

"Dasar!" Decak Flora, kemudian gadis itu berjalan keluar salon. Sebelum benar - benar keluar Flora meminta El menuju kasir, awalnya El mengernyit bingung hingga seorang pelayan mengatakan harga pelayanan Flora pada lelaki itu.

Menahan kesalnya dengan senyuman El lantas membayar tagihan tersebut.

"Uda" Tanya Flora ketika El keluar dari salon.

"Kayaknya, Elo emang mau morotin gue deh?" Sarkas El membuat Flora cengengesan tak jelas.

"Hehehe aku lupa bawa uang, cuma ada ini sisa uang aku." Flora mengeluarkan uang 50 ribu dari saku jasnya.

El memutar bola matanya jengah, biaya tagihab tadi saja kenapa begitu mahal hanya untuk rambut Jessica, gimana perawatan rambut Flora ya? Pikir El, kan adiknya itu mempunyai rambut panjang sepinggang, coklat, tebal. Pasti Ayahnya mengeluarkan uang jutaan untuk adiknya itu kepada Margaret untuk diatur guna kebutuhan Flora.

"Emang berapa kak, nanti aku ganti."

"750 ribu cuma buat rambut buntut kuda ini."

"Ihhh masa sih? Mahal banget." Mereka berjalan menuju parkiran.

"Lagian salah Kakak kenapa kesalon ini."

"Hemm gue gaktau salon lain, ini langganan keluarga gue. Adek gue sering perawatan disini."

"Pasti adek Kakak kayak princess." Celetuk Flora dengan nada bangga, padahal sedang membicarakan diri sendiri.

"Iyalah, adek gue. Lo kalo udah liat aslinya beehh di jamin lo berasa jadi orang - orangan sawah kalo disamping dia."

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang