BAB 27 : PERASAAN BERSALAH

2.6K 146 6
                                    

Selamat Membaca ~~

.
.
.
.
.



Maaf jika terdapat typo 🙏🏻




.
.
.

Max kembali ke rumahnya dalam kondisi basah kuyub, lelaki itu langsung masuk ke dalam kamarnya membuka kedua orangtua lelaki itu yang berada diruang keluarga terkejut melihat anak lelaki nya begitu, tidak seperti biasa.

"Maxy kenapa Mom?" Alberto menatap sang istri bingung sedangkan istrinya itu menggeleng tak tau.

"Daddy udah dengerkan kabar Flo yang koma. Mungkin karena itu Max akhir - akhir ini murung, Mommy khawatir."

Menghelah napasnya berat Alberto kemudian menenangkan istrinya, mengusap bahu sang istri lembut. "Nanti coba Daddy tanya deh."

.....

Di kamarnya Max langsung membersihkan diri. Lelaki itu kemudian melaksanakan sholat magrib dan setelahnya berbaring di ranjang king size miliknya.

Sebenarnya Max sangat merindukan Flora, tapi kenapa karena permasalahan ini dirinya merasa malu mendatangi gadis itu. Padahal kan, dirinya tidak juga dekat dengan gadis lain. Kenapa seolah - olah sudah berselingkuh saja, seolah - olah Flora mengetahui niat buruknya ini. Kenapa perasaannya gelisah.

"Flo, kamu liat saya ya dari jauh. Kenapa perasaan saya begitu takut menemui mu, saya rasanya tidak punya muka Flo."

"Flo jika memang kamu lihat atau bahkan tau niat saya kemarin, saya minta maaf. Saya memang bodoh Flora. Saya seharusnya tidak pantas diperjuangkan kamu, pasti saat ini kamu sedang berjuang untuk hidup kan." Lirih Max, tak terasa airmatanya kembali mengalir. Biarlah kalian mengatakan bahwa dirinya lelaki cengeng, untuk saat ini Max memang membutuhkan waktu untuk meluapkan semuanya.

Tok tok tok

Ceklek

"Maxy?" Panggil Alberto membuka pintu kamar anaknya dan melihat Max sedang tertidur di ranjang dengan terlentang dan satu tangan menutupi wajahnya.

"Maxy? Are you okay son?" Max membuka matanya saat sang Daddy sudah duduk di sebelahnya.

"Kenapa?"

"Gak papa Dad, i am okay."

"Kamu bisa bohongin Mommy kamu, tapi kamu harus ingat Daddy punya ke Pekaan Son, Daddy gak mudah dibohongi. You're not okay." Max tersenyum tipis mendengar ucapan Daddy, wajar jika Alberto jenius dalam dunia bisnis, laki - laki itu peka dan sensitif dalam hal manipulasi, tak ada yang berani curang dalam perbisnisan Alberto smith.

Max bangun dari tidurnya menatap sang Daddy lekat. "Dad, Max ngerasa bersalah banget sama Flora."

"Kenapa? Kamu ngehianati dia?" Max mengangguk membenarkan terkaan Alberto.

Menghelah napas nya panjang Alberto mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Max dan memegang bahu laki - laki itu. "Max kalau kamu capek sama semuanya, Daddy bisa batalin pertunangan kalian. Tapi, kalau kamu benar - benar sayang dan cinta sama Flora. Kamu gak akan mudah tergoda gadis lain hanya karena Flora tak ada kepastian diantara hidup dan mati. Kamu pastiin hati kamu, coba kamu gak usah datang menjenguk gadis itu jika kamu merasa baik - baik saja berarti kamu memang sudah merelakannya."

Max diam mendengarkan perkataan Alberto "Tapi jika kamu merasa sakit dan tak sanggup sehari saja tak melihatnya, perjuangin dia Max sampai Allah menentukan takdir terbaik untuk kalian. Jika memang Flora ditakdirkan untuk kamu dia akan kembali Max."

"Dad..."

"Jangan menjadi laki - laki brengsek Max, jangan menghianati dia disaat dia gak bisa apa - apa. Jika memang tak ingin dan kamu gak bisa nunggu dia, lepaskan." Max mengangguk lagi, dirinya merasa kelu untuk sekedar berbicara.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang