BAB 32 : MISI PERTAMA

2.2K 114 0
                                    

Selamat Membaca ~~

.
.
.
.
.

Maaf jika mengandung typo🙏🏻

.
.


Pagi ini Max mengenakan jas berwarna dongker,  remaja itu tak akan masuk kesekolah karena lagi - lagi harus berurusan dengan bisnis. Kalian pasti pikir kenapa remaja usia 17 tahun sudah diberi tanggung jawab, begitulah keturunan Smith. Sekolah bukanlah satu - satunya yang terpenting, bisnis dan pembelajaran kepemimpinan sejak dini adalah yang paling penting. Lagipula Maximillan merupakan laki - laki berprestasi dengan kepintaran di atas rata - rata, lelaki itu tak belajarpun tetap bisa meraih juara umum di sekolahnya.

Max membolos karena tertarik dengan pertemuan ini, remaja lelaki itu di kabarkan oleh sang Ayah akan bekerja sama dengan Mafia gelap Samuel Gilbert. Pembinisan tambang yang ilegal milik Samuel akan di beli oleh keluarga Smith, ah tidak - tidak hanya Max yang menganggap akan membelinya, tapi Samuel menganggap mereka akan kerja sama.

Maka dari itu pertemuan ini membuat diri Max penasaran, kenapa pula keluarganya ingin bekerja sama dengan Samuel? Aneh, tapi Max pikir apakah ini bentuk jebakan untuk laki - laki itu. Max yakin antara Evan, Alberto dan Samuel mempunyai hubungan di masa lalu.

"Maxy are you ready?" Perkataan tegas milik sang Ayah menyapa Max untuk pertama kali dirinya duduk di kursi meja makan.

"Well, apakah ini bentuk penjebakkan?" Max memotong kecil roti isi di piringnya dan memakan roti itu pelan.

"Yaa, kamu tau kan. Samuel sudah semakin meresahkan, semua pembisnis hampir hancur ditangannya karena kerja sama palsu yang ia bangun belakangan ini."

Alberto menghelah napasnya lelah, lelaki itu menyeruput kopi panasnya pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Dan tambang ini merupakan jantung penghasilannya namun sistem perbudakkan yang dilakukannya membuat dirinya memperkaya diri sendiri, kita tidak bisa diam. Sebenarnya masalah ini sudah di laporkan pada pihak berwajib, tambang ilegal yang ia kuasai itu sudah pernah di sidangkan namun berakhir tanpa kabar."

"Daddy tau kan kalau dia Mafia tanah. Masalah itu kecil baginya." Jawab Max dengan santainya. Alberto mengangguk setuju.

"Yaa maka dari itu pihak kepolisian meminta bantuan pada Daddy. Lelaki itu cukup mengenal Daddy karena hubungan Dad dan Evan."

"Apa.... Daddy mengetahui permasalahan Samuel dengan keluarga Jonshon?"

Alberto terdiam namun tak ayal menjawab pertanyaan anaknya.

"Samuel dibesarkan di keluarga dengan didikan keras, saat itu Samuel merupakan korban kekerasan oleh keluarganya sendiri dan keluarganya selalu membandingkan dirinya dengan Evan."

"Suatu ketika keuarga Jonshon memenangkan tender besar disaat itulah keluarga Gilbert jatuh miskin, perusahaan keluarganya hancur karena investor tak ingin bekerja sama dengan mereka. Hingga kegilaan terjadi Ayah Samuel mengorbankan putri mereka demi uang dan perusahaan mereka kembali. Dan kamu tau, Kakek sahabat kamu membeli putri mereka dengan menjanjikan bisnis pada keluarga Gilbert."

"Samuel yang sangat sayang pada adiknya tidak bisa berbuat lebih jauh karena dirinya masih kecil. Sampai sekarang adiknya tidak ada kabar, sejauh manapun Samuel mencari sang adik, gadis itu tak akan bisa kembali."

"Kenapa?"

"Sasya meninggal karena gagal jantung." Max membulatkan matanya terkejut.

"Kenapa keluarga Jonshon merahasiakan semuanya?"

"Max.. kamu tau, kenapa adik Samuel di jual demi bisnis? Karena keluarga mereka tau Sasya berpenyakitan dan tak berguna bagi keluarga mereka. Tuan Jonshon yang baik hati rela mengambil gadis itu dan di besarkan dengan kasih sayang namun gadis itu tetap tidak bisa ditolong, penyakitnya sudah parah. "

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang