BAB 39 : TEROR

862 61 3
                                    

Maaf banget yaa udah lama banget gak update, sebenernya tangan aku tuh gatel banget pengen lanjut cuma belum kesampean trus, tapi semoga kalian gak lupa sama kisah Flora.



So jangan lama - lama, Happy Reading!!

⚠️Maaf jika banyak terdapat typo

.
.
.
.






Sedangkan di dalam mobil Abi dan Flora sama - sama diam.

"Ayah tau aku disini gimana?"

"Bukannya kamu kirim pesan sama Ayah." Jawab Abi datar.

"Ternyata terkirim padahal handphone ku mati." Gumam Flora kepada dirinya sendiri.

Menghelah napasnya lelah dan setelah menenangkan degub jantungnya, Abi mengelus kepala anaknya.

"Lain kali ponselnya di isi daya ya nak, bahaya kalo kamu dalam sesuatu genting tapi kamu gak bisa ngehubungi siapa - siapa. Ini untung aja Allah masih baik sama kamu. Kamu tau kan anak gadis kalo malem - malem gimana."

Flora mengangguk dengan saran Abi, memanglah salahnya main tapi tak izin. Apalagi ke rumah sosok yang berbahaya menurut mereka.

"Dan juga Ayah minta jangan kesana lagi ya, Ayah cemas setengah mati tau kamu kerumah orang itu."

"Maaf Yah." Lirih Flora yang di balas anggukkan oleh Abi. " Maaf Yah, tapi tujuanku belum berhasil. Masih ada lain kali untuk kerumah itu."  Lanjut Flora dalam hati.

"Hemm Ayah maafkan."

.....

Sesampainya dirumah, Flora langsung bergegas membersihkan diri. Gadis itu butuh merendam dirinya ke dalam bathup karena kepalanya begitu mumet dan saat - saat berendamlah waktu yang pas baginya untuk merenungi kejadian demi kejadian dan menghapal setiap titik sudut rumah Kalista saat mereka housetour tadi.

Setelah menyelesaikan mandinya dan memakai piyama berwarna Pink dengan motif ikan dori yang imut. Flora duduk di kursi meja belajar dan mulai mengambar sketsa ruangan lantai rumah Kalista yang kata gadis itu adalah tempat ruangan rahasia Ayahnya yang tidak lain adalah ruang kerja pria tua jahat tersebut.

Tok

Tok

Tok

"Jess?"

Flora tersentak kala Sheila memanggilnya dari balik pintu.

"Iya Ma?"

"Udah tidur? Mama masuk ya."

"Masuk aja Ma, gak di kunci kok!" Sheila memasuki kamar anak gadis nya dengan berjalan pelan sembari mengelus perut buncitnya, wanita dewasa hampir setengah abad itu tampak tersenyum manis melihat sang anak yang sedang belajar.

"Anak Mama belajar apa?"

"Biasalah Ma, lagi ngerjain pr. Apalagi? Aku mana pernah belajar." Sarkas Flora dengan nada humor, gadis itu mana pernah belajar. di mansion Jhonson pun waktu belajarnya sangatlah sedikit karena masalah kesehatan dan gangguan saraf di otaknya, Flora terkadang merasakan Gagal fokus atau sulitnya berkonsentrasi, apalagi masalah bullying yang kerap kali menimpahnya membuat Flora enggan berlama - lama untuk belajar, dengan belajar terkadang mengingatkan dirinya akan trauma di sekolah.

Jadi sampai di tubuh Jessica pun kebiasaan itu terus terbawa meskipun Jessica terbilang anak yang normal.

Sheila menghelah napasnya sembari mengelus perutnya yang sudah memasuki bulan ke lima, kehamilan anak kedua di usia cukup tua ini membuat Sheila terkadang kesulitan. Apalagi usianya yang masuk empat puluhan ini, lebih membuat wanita itu mudah kelelahan.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang