BAB 34 : MAKIN DEKAT

1.9K 110 3
                                    

Selamat Membaca ~~

.
.
.
.


Maaf jika mengandung typo🙏🏻🙏🏻
.
.
.




"Kalista!"  Kalista menolehkan kepalanya saat seseorang memanggil namanya dari arah belakang, disana Jessica tersenyum cerah mendekat.

"Pulang bareng?" Kalista mengangguk mengiyakan, Flora tersenyum manis. Kali ini ia tak akan salah jika menaiki bus, kemarin dirinya nekat menaiki bus dengan alamat di ponselnya. Sheila juga memberitahu padanya bahwa jika naik bus turunnya di halte mana dan setelahnya naik apa lagi. Awalnya Sheila sang ibu tak ingin Jessica pulang dengan kendaraan umum, tapi Flora memaksa, cara ini cukup membuat dirinya dan Kalista menjadi dekat.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, Bus yang di tunggu pun datang. Mereka duduk di bangku tengah. Kalista tampak diam sejak tadi, hanya Flora yang gentar membicatakan apapun, Flora merasa aneh. Kenapa Kalista begini. Apakah ada yang salah pada dirinya?

"Kamu kenapa Kal?"

"Gakpapa." Jawab gadis itu singkat, Flora mencoba menebak apa yang terjadi, tapi kebungkaman Kalista tak cukup membuat Flora berpikir sesuatu.

"Lo deket ya sama Ka El?" Tanya Kalista tiba - tiba membuat Flora yang melamun tersentak, lalu menoleh kearah gadis itu.

"Gak juga sih. Kenapa." Flora mencoba membaca raut wajah Kalista, gadis ini cukup pintar memainkan raut wajahnya.

"Ehmm... bisa gak lo bantu gue deket sama dia, gu- gue udah lama.. "

"Kamu suka sama Ka El?" Kalista terdiam karena tebakan Flora, apalagi ekspresi Flora yang terkejut membuatnya mati kutu.

"Ee.. lo punya hubungan ya sama Ka El?" Flora terkekeh mencairkan suasana tegang.

"Maaf gue gak maksud." Ucap Kalista langsung, gadis itu menatap Flora tak enak hati.

"Gakpapa santai aja, aku gak ada apa - apa sama Ka El."

"Tapi kalian kayak deket."

"Waktu di kantin itu cuma main - main kok, kamu tau kan kalo Ka El itu orangnya kocak. Ya jadi gitu deh." Flora mencoba mengklarifikasih hal yang terjadi, jangan sampai Kalista tau rencananya. Jika benar Kalista menyukai El akan lebih gampang kan.

"Ohh bagus deh."

Lama perjalanan pulang membuat Flora memutar otak agar rencananya ini tidak sia - sia. Apalagi sekarang Kalista sudah berani mengungkap perasaannya terang - terangan.

"Jessica gue duluan ya."

"Ah iya. Hati - hati Kal!"

"Seharusnya gue yang ngomong itu." Balas Kalista kemudian turun di halte dekat komplek rumah nya. Flora tersenyum tipis, perasaannya bingung, hubungannya dengan Kalista tak dapat di terawang. Maksudnya adalah ia sama sekali tak bisa merasakan isi hati Kalista. Pertemanan mereka terasa hambar.

Sampai di halte depan kompleknya, Flora turun dengan semangat. Berkat Kalista, Flora jadi ketagihan berjalan sendirian tanpa orang lain lagi. Ia merasa lebih bebas menjadi Jessica.

-----

Disisi lain, Max tersenyum tipis mendengar penuturan Samuel Gilbert yang menyatakan bahwa tambang emas nya adalah yang terbaik. Lelaki ini memang manipulatif, apakah memang begini cara lelaki tua ini menipu para pengusaha lainnya.

"So, kalau begitu bagaimana jika saya membelinya Tuan."

Samuel terkekeh saat dengan lugasnya Max mengucapkan kata beli pada pusat pendapatannya. Well Samuel sedikit tersinggung.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang