BAB 38 : MENEMUI KALISTA

1.4K 90 6
                                    

Selamat Membaca

Maaf jika terdapat banyak typo🙏🏻🙏🏻

.
.
.
.
.
.











Flora menunggu buss yang biasa ia naiki bersama Kalista dengan sabar di halte, lima belas menit kemudian buss tersebut datang. Flora dengan cepat masuk ke dalam buss saat telah do perkenankan untuk naik oleh seseorang yang setiap menata tertipkan penumpang di dalam buss.

Buss jenis yang di naiki Flora memang berbasis milik pemerintah sehingga ada petugas saat hendak naik maupun turun dan dua petugas yang berada di dalam buss termasuk supir.

Tanpa di sadari gadis itu Ed yang memperhatikannya sejak tadi, lelaki itu merasa segan menawarkan Flora untuk pulang bersama.

Di sepanjang perjalanan Flora mengamati alamat Kalista yang sudah ia cantumkan di google maps. Gadis itu sedikit mengernyit saat perberhentian yang biasa Kalista lakukan masih terbilang jauh dari rumah gadis itu.

Terpaksa gadis itu kembali menaiki kendaraan, untung ada abang gojek yang ia pesan melalui aplikasih. Shela sempat mengajari Flora cara memesan gojek, sebenarnya Shela agak bingung anaknya lupa ingatan apa terlalu bodoh.

Flora menepak dahinya geleng - geleng dengan kelakuannya sendiri, kenapa tidak dari sekolah ia pesan gojek. Dengan alamat ini kan langsung bisa di copy paste. "Kamu terlalu bodoh Flo." Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

Setelah sampai Flora membayar gojek, gadis itu sedikit terkagum dengan rumah yang tertuju di alamat ini. "Rumahnya kayak istana!" Celetuk gadsi itu, dengan segera Flora berjalan menuju pos di depan rumah tersebut. Pos yang terdapat tepat di samping gerbang memudahkan Flora bertanya pada lelaki dewasa disana.

"Permisi."

Sosok tegap nan garang itu sedikit membuat Flora merasa takut, kenapa penjaga disetiap rumah orang besar tampak seram semua. Sama seperti satpam dirumahnya dan dirumah Max. Bahkan Flora tidak pernah melihat mereka tersenyum.

"Iyaa?"

" Apakah benar ini rumahnya Kalista?"

"Hah?"

Jawaban singkat sang penjaga membuat Flora menelan ludahnya, mana angin yang deras dan bunyi pepohonan yang bergoyang seolah meredam suara Flora.

"Kalista! BAPAK KENAL KALISTA?"

"KAL...ohhh Nona Kalista?" Flora mengangguk dengan senyuman manis membenarkan ucapan sang satpam.

"Temennya Nona?"

"Iya- iyya Pak!" Flora sedikit ragu menjawab pertanyaan sang satpam, benar atau tidaknya yang penting masuk saja dulu. Ini adalah waktu ideal, karena Kalista pernah berkata bahwa ia selalu kesepian dirumah dan sang Ayah selalu pulang malam.

"Ohh kalo gitu silahkan masuk Nona."

"Nona pasti ingin menjenguk Nona Kalista." Lanjut satpam itu sok akrab sembari menggiring Flora menuju pintu utama rumah tersebut.

"Bukan Pak, saya mau nemuin Bapaknya!" Sarkas Flora jengah, udah tau temen nya Kalista pake ditanya.

"Eh?"

"Lagian Bapak udah tau saya temennya Kalista pake masih di tanya."

"Hehe ya basa - basi atuh Non, yaudah ini rumahnya Non, sebentar ya saya panggil Maid dulu buat panggil Nona."

"Ribet amat Pak."

"Yo jelas, rumah orang penting Non. Non gak liat apa bodyguardnya." Ucapan sang satpam membuat Flora baru tersadar bahwa mereka sudah melewati beberapa bodyguard yang menjaga.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang