BAB 10 : CURIGA

4K 269 3
                                    

Selamat Membaca ~~

.
.
.
.
.
🙏🏻 Maaf kan jika mengandung Typo.


Setelah sidang berakhir tadi anak - anak di pulangkan kerumah masing - masing dan sudah di beri petuah jika persoalan dan permasalan bullying ini di tutup sebatas gerbang depan. ( tidak boleh di sebar luaskan di luar wilayah sekolah/ dibicarakan di tempat lain. Cukup menjadi masalah sebatas di sekolah saja)

Kini Ed, El dan para sahabatnya sedang nongkrong di basecamp mereka, ya mereka mempunyai basecamp tak jauh dari sekolah. Bisa disebut sebuah Apartement pribadi yang sudah di sulap menjadi ruangan luas, hanya terdapat satu ruang kamar mandi yang tersisa, selain itu dapur yang terbuka dan sebuah ranjang, ayunan berbagai macam sofa dan tempat nyaman untuk beristirahat lainnya.

Apartement yang sebelumnya banyak ruang ini  menjadi plong setelah di rombak oleh Ayahnya Damar, karena memang Ayah lelaki itu seorang Arsitek. Ayah lelaki itulah yang mendesain Apartement ini, Basecamp ini pemberian Ayah Maximillan di umur mereka baru memasuki Sekolah menengah Pertama.

"Gila! Baru kali ini gue nemuin kasus bully terparah!" Celetuk Ardan sembari mengunyah ice creamnya, memang laki - laki ini sudah gila kalau memakan ice cream, bukannya di emut ataupun di jilat tapi di gigit. Bahkan habis hanya dalam empat kali gigit. Mereka sudah tak heran.

Basecamp yang memang di penuhi makanan dengan tempat pendingin memudahkan mereka menyimpan banyak ice cream dan juga makanan lainnya. Mereka suka sekali bersantai apalagi jika kamu mempunyai jiwa rebahan seperti Edgar. Basecamp ini lengkapi playstation dan lain sebagainya membuat mereka betah.

"Segitunya penyakit hati!" Sinis Damar yang kemudian duduk di sisi Gracia, gadis itu sedari tadi diam saja namun karena kedatangan Damar dengan perkataan sarkas itu membuat Gracia terkesiap dan salah tingkah.

"Gue heran kenapa Ayah lo gak ngundang Mbok Margaret? Gitu - gitu anaknya hampir mati di pukulin." Tanya Ardan kemudian.

"Sick sick sick ..." lirih Galih menirukan nada lagu yang sedang populer saat ini.

Edgar dan Elvio hanya diam memandang satu objek dengan kosong, namun tangan mereka mengepal kuat seakan menahan gejolak emosi.

Sedangkan Damar hanya melirik keduanya dengan senyum smirk.

"Eeh kalian miris gak sih sama orang - orang gila kekuasaan kayak mereka?"

"Maksud lo?" Tanya Helena menanggapi pertanyaan Tasya.

"Iyaa.. gue sempet nonton sidangnya tadi, kan kalian sibuk di kelas tuh gosipin kasus bully itu. Nah gue kan dari kantor guru gaktau apa - apa, trus pas gue liat Ruang rapat kesiswaan rame banget. Jadilah gue nonton."

"Trus gimana hukuman mereka?"

"Yakin sih gue, di penjarain tuh anak - anak, trus minta uang kopensasi sama di keluarin dari sekolah."

Tasya menggeleng mendengar pendapat Galih, melihat Tasya menggelengkan kepalanya membuat mereka semua penasaran. "Trus apa dong?"

"Mereka cuma di skors 2 minggu, trus masuk BalckNote and you know guys..? Mereka bakal masuk RedClass."

"Gitu doang?" Kali ini El bertanya, nadanya seakan tidak terima dengan keputusan sang Ayah.

"Iya, katanya mereka juga gak terima anak mereka di pukulin. Jadinya kita gak bisa nuntut mereka."

"Lagian tuh anak emosian bener, gue jadi curiga ada hubungan apa Max dan anak baru itu."

"Dan juga, orangtua mereka itu para pengusaha jadi Pak Evan gak bisa bertindak lebih. karena, pertama mereka anak pengusaha dan orang hebat, mereka bisa tuntut balik sekolah.
Kedua mereka bakal membawa kasus ke media jika pihak sekolah mengeluarkan anak mereka dan mengkambing hitamkan sekolah supaya reputasi kita buruk di mata luar dan terakhir mereka sama sekali tak mendapat tuntutan dari pihak keluarga korban jadinya mereka leluasa."

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang