BAB 28 : BAHAGIANYA

2.1K 134 2
                                    

Selamat Membaca ~~~

.
.
.
.




Maaf jika terdapat typo🙏🏻
Tidak ada hal yang negatif, kalian bisa langsung baca!

.
.
.

Pagi ini seperti biasa para murid Jonshon memasuki sekolah dengab rutinitas masing - masing. Di kelas Flora sudah di penuhi anak - anak, pagi ini gadis itu sangat bersemangat karena jam pertama adalah mata pelajaran sang Kakak. Gavin, sudah lama tak bersitatap dengan lelaki itu, ya karena akhir - akhir ini Gavin sibuk di perusahaan, beruntung Jonshon mempunyai banyak guru saint, akibatnya guru tidsk stay seperti Gavin tidak dipermasalahkan.

Tepat pukul delapan bell berbunyi menandakan masuknya jam pelajaran pertama. Gavin berjalan pelan memasuki kelas sepuluh enam, mata abu lelaki itu tak sengaja bersibobrok dengan mata kelam Jessica, Gavin sedikit terkejut, hingga menggelengkan kepalanya untuk kembali tersadar.

"Selamat pagi anak - anak!"

"Pagi Pak!!"

"Sebelum memulai pembelajaran, silahkan doa dulu. "Tunjuk Gavin kepada ketua kelas sepuluh enam, yang Flora tau bernama Dedy Hermawan. Anak beasiswa, laki - laki kalem seorang anak dari orangtua sederhana. Ya, Dedy merupakan anak berprestasi namun ekonomi sulit. Ayahnya hanya tukang ojek sedangkan ibunya membuka warung kecil - kecilan, Flora jadi tau karena terkadang anak - anak lain membicarakan laki - laki ini. Dedy itu tipikal laki - laki manis berkulit sawo matang.

"Baiklah teman - teman sebelum kita memulai pembelajaran hari ini, ada baiknya berdoa terlebih dahulu dengan keyakinan masing - masing. Berdoa di mulai."

Semua anak - anak mulai berdoa hingga Dedy kembali memberi intruksi selesai.

"Lama tidak bertemu ya, kemarin dengan Bu Hutami pembelajarannya sebatas mana?" Tanya Gavin sembari membuka halaman buku cetak nya, lelaki itu sesekali melirik murid - muridnya yang sibuk memeriksa buku mereka.

"Halaman 25 Pak!"

"Ok, Bab 3 ya." Mereka mengangguk, mata Gavin memindai semua anak - anaknya, hingga lagi - lagi bertemu dengan gadis berambut ungu. Gavin tau bahwa gadis itu adalah Jessica anak Sekretarisnya, apa Jessica belum di tegur karena mewarnai rambutnya.

"Sebelum Bapak membahas Bab mengenai Pernapasan ini, Bapak ingin memeriksa penampilan kalian. Akhir - akhir ini Bapak sering kedapatan anak yang melanggar peraturan." Ucapan Gavin sukses membuat semua anak di kelas tersebut terkejut, terutama Flora yang sudah gemetar.

"Rambut si Jessica ni pasti jadi sasaran utama." Ledek teman - temannya adapula yang menatap kesal padanya.

"Gara - gara lo ni, kita semua jadi kena imbas."

"Lagian sekolah pake rambut ungu, kenapa gak sekalian merah kuning ijo!" Ketus teman yang lain, sedangkan Flora hanya mengulum bibirnya menahan tak enak hati.

Gavin yang di temani Dedy memerintahkan setiap barisan maju kedepan. Berawal dari barisan pertama yang duduk di depan. Ada lima anak.

Gavin memperhatikan perlengkapan seragam, rambut, atribut dan juga sepatu.
Anak yang teladan dilihat dari seragam yang komplit seperti jaz, sweater, dasi, kemeja putih, nametag,rok selutut, kaus kaki putih, sepatu dan rambut rapi.

Setelah beberapa baris ada anak yang kedapatan tak memakai seragam lengkap dikenakan sanksi dengan skot jump untuk cewek push up untuk cowok.

"Kenapa kamu warnain rambut?" Kini giliran barisan akhir dan ya Flora termasuk.

"Gak tau Pak." Jawab Flora enteng. Emang dia bener - bener gak tau kan. Semua teman - temannya malah tertawa mendengar jawaban santai Jessica.

"Terus kamu warnain rambut kamu gimana?"

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang