Bab 7 : TOXIC

4.3K 234 3
                                    

⚠️ perhatian capter ini terdapat Rasa Baper dan Rasa sakit!!
Terdapat tindakan kekerasan dan Bullying

🎵 : GORILLAZ - RINNESTONE EYES

Selamat Membaca~~

🙏🏻 Maaf jika terdapat Typo

.
.
.
.
.

"Ehmm... Flo tadi buru - buru."

"Alasan diterima." Jawab Max dengan tetap tertawa karena kelucuan tunangannya.

Lalu laki - laki itu melajukan kembali mobilnya, disepanjang perjalanan Max memainkan ponselnya dan saat ini sepertinya laki - laki itu sedang menelpon bawahannya.

"Ya, bawakan ke sekolah."

"......"

"Ukurannya 38,, warna putih saja."

"......."

"Ya, merk yang itu.." Sayup - sayup Flora mendengar max meminta bawahannya itu untuk membeli sepatu, kalo ditanya kenapa Max tau ukuran kaki Flo, ya jelas Max mengetahui semua tentang Flora, diam - diam Max adalah tipe lelaki bucin.

Setelah mematikan telponnya Max menoleh kearah Flora yang tersenyum kecut. "Tidak usah Max, sepatu ku masih ada dirumah."

"Lalu kau akan memakai sandal itu kemana - kemana?"

"Ehm.."

"Enough baby, saya tidak menerima penolakan." Pipi Flora memerah karena panggilan Max yang begitu manis, namun gaya bicara Max yang formal kepadanya terkadang membuat Flo sedikit sakit, apa Max masih memandangnya orang asing.

"Max?"

"Ya?"

"Kenapa kamu selalu memakai bahasa formal kepad aku?" Max menampakkan raut wajah berpikur sejenak sebelum menjawab, laki - laki itu lalu tersenyum manis sembari mengelus pipi bulat Flora.

"Apa kau tak merasa jika bahasa formal itu romantis?"

"Eh?"

"Saya pikir menggunakan bahasa formal kepada pasangan sebuah bentuk keromantisan dan sangat enak di dengar, jadi saya menggunakannya."

"Begitu kah?"

Tangan Max berpindah ke arah rambut coklat lurus Flora yang tampak mengkilap " Yes, menurut saya bahasa non baku yang sering saya ucapkan kepada yang lain tak begitu baik untukmu. Jadi, saya harap kamu menyukai nya."

Flora tersenyum membalas senyum Max, lelaki itu memandang Flora sesekali. Karena Max juga sedang mengendarai mobilnya, sedangkan tangannya masih berada di atas kepala Flora sesekali mengelusnya.

Sampai disekolah, Max memarkirkan kendaraannya disamping kendaraan yang membawa Flora tadi. Mobil Ed.

Mematikan mesinnya, Max kemudian turun dan membukakan pintu untuk Flora. Tapi saat Flora hendak berjalan ke arah kelasnya laki - laki itu menahan tangan Flora dan meminta gadis itu menunggu sesaat, lagi pula bell masuk belum berbunyi.

Lima menit menuggu tiba - tiba seorang pria dewasa berjalan mendekati Max dan Flora dengan sebuah paperbag ditangannya, paperbag itu bermerk Channel tentu saja membuat para anak lain penasaran. Memang benar merk tersebut bukanlah hal asing bagi mereka tapi ini di bawah oleh seseorang yang menuju ke arah Max, mereka penasaran kelanjutannya.

"Terima kasih Pak. Rama." Ucap Max ramah. Pak Rama yang disebut tadi membalas ucapan Max kemudian menunduk pamit.
Setelah Pak Rama meninggalkan area sekolah, Max yang mengenggam paperbag itu tiba - tiba berjongkok di hadapan Flora membuat semua anak - anak memekik tertahan.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang