BAB 50 : MAAF KARENA EGOIS

1.9K 94 1
                                    

Happy Reading

.
.
.





Maaf jika terdapat banyak typo! ⚠️

.










"Kamu baik - baik ya di sekolah, belajar yang bener supaya masuk universitas bagus."

"Kok Max ngomongnya gitu, kan masing lama."

"Yaa gak papa, kan cuma ngomong!"

"Enggak mau, nanti aku sedih! Max enteng banget ngomong gitu padahal kita bakal gak ketemu lama banget!" Protes Flora membuat Max tertawa, lelaki itu lantas langsung memeluk Flora erat. Tanpa tau ada seseorang yang tersenyum tipis melihat keduanya.

"Hiks..hiks.."

"Loh kok nangis? Saya cuma kasih tau supaya kamu gak kaget."

Flora mengeratkan pelukkannya kepada Max dengan tangisan yang tak berhenti, wajah gadis itu sudah memerah dengan mata sembab.

"Kenapa harus keluar negeri, Flo bakal kesepian lagi."

"Bukannya sudah membaik, Ayah dan abang - abang mu sudah berubah." Flora menggelengkan kepalanya.

"Walaupun mereka berubah baik pun, aku masih merasa kesepian. Kenapa Max, setelah kejadian itu mereka baru baik? Kenapa gak dari dulu Flo bunuh diri aja!"

Deg

Max terdiam mendengar ucapan Flora, sedikit masuk akal tapi bukan berarti baik. Kejadian kemarin itu saja masih bisa bersyukur Tuhan kasih kesempatan kedua untuk mereka.

"Karena mereka baru menyadari perasaan mereka sama kamu Flo, mereka sebenarnya sayang sama kamu."

"Bohong! Kalo sayang mereka gak mungkin memberi luka batin selama dan sesakit ini!"

"Flo?"

"Kalo mereka beneran menganggap aku ada kenapa Ayah hanya mengakui tiga anaknya?"

"Kamu gak tau bagaimana perasaan aku saat Ayah bilang dia hanya memiliki tiga anak!"

"Kalo bisa memilih mending aku gak dilahirkan ke dunia atau kenapa gak aku mati aja kemarin!"

"Flo, bukankah mereka sudah meminta maaf dan menyesal?"

"Penyesalan mereka gak bisa balikin kaca yang udah hancur!"

Tanpa mereka ketahui Edgar yang baru saja dari dapur menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding yang tak transparan. Jujur hati nya merasa sakit mendengar keluhan Flora. Apa Flora masih menggantungkan hidupnya pada Max. Apa perubahan mereka tak bisa membuat Flora memaafkan mereka.

"Flora!" Panggil Edgar mengagetkan keduanya, Max terkejut melihat tatapan Edgar yang menyiratkan kesedihan. Ada apa? Apa Edgar mendengar semua yang dikatakan Flora?

Flora menoleh menatap Edgar, lelaki itu menatap sedih kearahnya. "Apa gak ada kesempatan buat kami memperbaiki semuanya?" Pertanyaan Edgar yang cukup lantang membuat semua atensi mengarah kepada lelaki berwajah dingin itu.

"Apa sefatal itu?"

"Kamu gak tau perjuangan Ayah dan penyesalannya! Pria tua itu memang keterlaluan memperlakukanmu Flora, tapi dia juga sudah mengakui kesalahannya, Ayah menyesal kan? Dan kamu tau itu Flo!" Flora diam namun isakannya cukup membuat ruangan yang tadi cukup ramai menjadi hening.

"Jawab Abang! Apa emang gak ada rasa kasian sedikitpun di hatimu untuk memaafkan kami atas semua yang telah terjadi?"

"Please hargai perjuangan kami untuk menebus semua dosa kami padamu Flo, meskipun harus berpura - pura. Abang ikhlas kalo kamu gak akan memaafkan kami tapi.. satu yang Abang mau, di depan Ayah berpura - puralah menerima maafnya. Ayah sangat menyesali kebodohannya selama ini, jika di pikir itu semua bukan hanya kesalahan Ayah. Ayah hanya terjebak rasa benci pada Samuel. Ayah hanya takut akan kebenaran bahwa kamu memang bukan anaknya. Maka dari itu Ayah tak menganggapmu, seolah membenci tapi Ayah selalu memikirkan mu. Jauh dilubuk hatinya Ayah sayang sama kamu Flo, meskipun  kamu gak tau itu. Kalo kamu gak percaya, Abang gak akan maksa kamu."

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang