Bab 4 : MY SWEET FIANCE

6.4K 327 2
                                    

Dibarisan pertama ada Maximillan Smith yang berjalan santai di seblahnya Edgar Fernandez Jonshon dan dibelakang mereka Elvio Oliver Jonshon, Damar Fandy Winata, Ardan Januarta, Galih Putra Gustama.

Pentolan sekolah yang hampir membuat semua penghuni kantin berteriak, Max yang tampan dengan hidung mancung bak perosotan tk, dengan alis tebal dan dagu yang sedikit belah menambah gambaran tegas di wajah lelaki itu terlebih membuat terpesona lagi adalah lesung pipi sebelah miliknya, jika lelaki itu tersenyum behh manisnya epribade..

Edgar dan Elvio gambaran wajah bule bermata abu dengan gambaran ekspresi berbeda membuat siapa saja merasa ingin dekat dengan kedua anak itu, El yang berwajah ceria dan Ed yang dingin.

Berikutnya ada Damar yang sama petakilannya dengan El membuat mereka sangat terlihat mirip, Ardan adalah contoh CINDO yang berwajah mulus tanpa pori seperti oppa – oppa korea sedangkan Galih lelaki kalem rajin beribadah menjadikan wajah teduhnya idaman semua siswi yang terkadang sering kali melihat Galih beribadah di musholah sekolah. Adem pokoknya…

Tapi terkadang kedatangan mereka juga membuat siswi – siswi meringis insecure karena ketiga perempuan yang tergabung dalam gengnya, Astaga ratu sekolah sang ketua osis yang pintar bernama Gracia Victor, digosipkan sangat dekat dengan Max dan keluarga Jonshon, tentu saja si kembar. Flora tau gadis ini, gadis yang sering main di rumahnya begitu pula ke empat lainnya tapi Flora tidak tau kalau mereka sepopuler ini.

Dan terakhir kedua teman Gracia yang sama – sama cantik, Si mata sipit Tasya Galvira dan si galak Helena Nada, kakak kelas paling galak seangkatan menurut gossip yang beredar.
Flora terdiam mendengar penjelasan Amanda semua mengenai kakak kelas mereka, ya sembari mendengar cerita sahabatnya mereka juga sudah menghabiskan makan siang mereka, Berhubung istirahat mereka lama sekitar tiga puluh menit, jadilah sisa lima belas menit akan Flora habiskan dengan membaca diperpustakan nanti.

Setelah menghabiskan makannya kedua nya kemudian beranjak dari duduk mereka dan berjalan beberingan berjalan ke tempat wastafel piring kotor yang disediakan, namun naas seseorang meenjulurkan kakinya membuat Flora yang tak melihat kaki tersebut membuat dirinya jatuh terjungkal ke depan dengan piring stainless di tangannya, piring stainless yang penuh tempat bagian itu memang berbunyi nyaring jika terjatuh membuat semua atensi siswa dan siswi melihat kearah kegaduhan.

Brugh Klontang …

Flora memejamkan matanya menahan sakit di dagu dan juga tubuhnya, jatuh terjerembab membuat semua badanya terasa ngilu apalagi dagunya sekarang terasa akan patah saja, Flora menoleh ke arah kursi yang mencelakakannya. Disana terdapat sekumpulan teman – teman Kalista dan tentu saja gadis itu. “Oh God, Kalista. Apalagi mau gadis ini?” Benak Flora bertanya – tanya hingga uluran tangan membuat dirinya terdiam membeku.

Melihat uluran tangan yang tak asing lagi bagi Flora karena gelang benang hitam milik seseorang itu membuat Flora terdiam, gelang benang hitam pemberiannya. Max?
“Gak mau bangun?” Ucap suara bass itu memecah lamunan Flora.

“Iy-ya.” Jawab Flora terbata dan mengambil tangan itu, Flora menjadi kikuk karena setelah menegakkan dirinya Max dengan tanpa malunya membersihkan tangan dan juga bagian seragam Flora yang kotor, tidak tau saja lelaki itu kalau tindakan nya ini mendapat tontonan dari anak – anak tak terkecuali kedua kakaknya yang hanya diam memperhatikan mereka.

“Max..”Cicit Flora merasa malu dengan tindakan Max.

“Kenapa? Ada yang sakit?” Flora menggelengkan kepalanya sembari menunduk malu.

“Udah bersih sekarang ke kelas, hati – hati.” Ucap Max kemudian lelaki itu meminta Amanda membawa Flora, meskipun Max sendiri tak mengenal Amanda, lelaki itu yakin bahwa Amanda sahabat tunangan pemalunya.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang