B a b _ t i g a p u l u h l i m a

9.7K 489 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam dari Renja. Katanya jangan lupa vote dan komennya . . . . .
.
.
.
.
.

"Berharap pada manusia adalah patah hati yang disengaja."
. . . . .

Sehubung dengan jadwal piketnya hari ini. Renja kebagian Tugas untuk mengambil buku paket Matematika sejumlah siswa yang ada di kelas. Meski ia dibantu dengan Lia, yang memang kebetulan memiliki jadwal yang sama dengannya. Buku paket dengan tebal sekitar 300 halaman itu tentunya tidaklah ringan. Apalagi letak perpustakaan dengan kelasnya itu cukup jauh.

Renja juga sadar sepenuhnya jika hampir semua orang yang berpapasan dengannya menatapnya menilai sebelum kemudian saling berbisik. Tau dengan pasti apa yang membuat orang-orang menatapnya dengan tidak enak.

"Aduh berat banget sih ini." Keluh Lia. Bibirnya terus saja manyun sejak ia baru pertama keluar dari perpustakaan.

"Berhenti ngeluh! Lo cuma bawa nggak lebih dari setengahnya." Sinis Renja. Tentu saja, memangnya apa yang bisa  ia andalkan dari cewek manja seperti Lia. Di suruh membawa buku separuhan juga dengannya malah bilangnya takut tangannya patah karena tidak kuat menahan beban buku yang dibawanya. Tidak ingin meladeni dan berakhir dengan perdebatan, tanpa banyak bicara Renja langsung membawa dengan jumlah yang lebih banyak.

"Ih jangan gitu dong Ren. Emang berat tau, gue gak kuat."

"Nyenyenye terserah lo."

Lia mencebik. Langkah keduanya masih beriringan dengan Renja yang fokus menatap kedepan. Sedangkan Lia yang sesekali mencuri pandangan ke arahnya. Ada satu hal yang begitu mengganggu pandangan matanya hari ini.

"Mata lo bengkak Ren. Lo abis nangis?"

Seketika langkah Renja berhenti.  Atensinya lalu ia jatuhkan pada Lia yang sama tengah menatapnya. "Iya. Gue pusing sekolah. Pengen nikah aja." Kilahnya yang tentu saja ditanggapi serius oleh Lia. Terlihat gadis itu yang sudah menganggukan kepalanya dengan bibir mengerucut.

"Kalo gitu kita sama ih. Gue juga rasanya pengen nikah aja.  Pusing sekolah, pinter mah enggak." Curhatnya yang entah kenapa malah terdengar lucu di indera pendengarannya.

"Don't worry be happy. Masa muda harus tetep dinikmati. Jangan terlalu dianggap serius ucapan gue." Renja lalu terkekeh diakhir kalimatnya. Keduanya lalu kembali melanjutkan langkah kakinya.

"Oh ya Ren. Hubungan lo sama Gala lagi nggak OK yah?"

Renja kembali melirik Lia. "Maksud lo?"

Eshal Renjana (Lengkap)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang