Cepet kan up nya? Heheheh
Mari menggalau bersama-sama hahaha
Yang belum follow apa iya tega☺
. . . . ."Untuk jatuh hati adalah pilihannya. Maka ia terima segala resikonya meski dengan harus melepaskan dan membiarkan ia bahagia dengan pilihannya. Ia hanya perlu menepi lalu pergi."
. . . . .Suasana dalam gedung olahraga benar-benar ramai. Sorak-sorai penonton dari kedua belah kubu yang akan bertanding benar-benar heboh saling bersautan. Meski jelas penoton dari tuan rumah lebih banyak. Nyatanya penonton dari pihak lawan tidak mau kalah meski kalah dari jumlah suporter.
Pertandingan ini merupakan pertandingan besar yang dihadiri ribuan siswa. Tentu pertandingan tersebut bukan hanya sebatas memperbutkan kemenangan. Harga diri adalah yang paling utama.
Sebagai tuan rumah. Gala dan teman-temannya tidak mungkin akan menjatuhkan harga diri mereka dengan kekalahan. Pun demikian dengan pihak lawan. Meraka jauh-jauh datang ke SMA Tunas Bangsa tentu untuk mendapatkan kemenangan.
Waktu yang begitu dinanti akhirnya datang juga. Terlihat kedua team sudah berjalan memasuki area lapangan. Tak pelak hal tersebut langsung disambut oleh sorak-sorai penonton. Terlebih ketika yang paling terakhir muncul adalah Gala. Sang Kapten kebanggaan Tunas Bangsa. Sorak-sorai penonton benar-benar mengsisi penuh disetiap penjuru.
Histeris, yang perempuan bahkan mungkin suaranya sudah habis duluan karena sudah terlalu banyak berteriak. Mau bagaimana lagi. Mereka benar-benar lemah jika sudah diperlihatkan para lelaki dengan paras diatas rata-rata. Ditambah jersey yang kedua teman pakai benar-benar memperlihatkan bagaimana postur tubuh mereka. Tinggi, dada bidang sengan kaki merek yang jenjang. Siapa yang tidak akan terpesona.
Bahkan gadis sekelas Nadi pun yang terkenal bar-bar tidak sanggup untuk mengedipkan matanya tatkala didepan sana kekasihnya sedang melakukan sedikit peregangan sebelum masuk ketengah lapangan. Tidak sadar Nadi menggelengkan kepalanya. Benar-benar terpesona terlebih ketika melihat baju tanpa lengan yang digunakan oleh para Chandra menunjukan bulu ketiak kekasihnya yang terlihat begitu menggemaskan.
"Anjing kenapa gue baru sadar kalo pacara gue ganteng banget." Gumam Nadi serya menggigit bibir bawahnya gemas. Hampir memekik jika saja kedua matanya tidak menangkap kehadiran sang teman dengan satu gadis lainnya disampingnya dan langsung mengambil tempat duduk disampingnya.
Refleks Nadi mendengus. Entahlah sepertinya akhir-akhir ini mendengus seolah sudah menjadi kebiasaannya saking seringnya.
Segera Nadi menarik Renja untuk merapat kesisinya. "Kenapa bawa dia sih?" Kesalnya. Pokoknya Nadi tidak suka. Bahkan hanya dengan melihat wajahnya sudah cukup untuk membuat teman Renja itu kesal bukan main.
"Gala yang minta." Jawab Renja. Mencoba untuk terlihat biasa saja meskipun kalau boleh jujur Renja sendiri kadang tidak dapat membohongi dirinya jika rasa tidak suka itu jelas ada.
"Ya ngapain diturutin sih." Ketusnya.
"Gue cuma males kalau nanti harus debat lagi gara-gara hal sepele kayak gini. Jadi udah ok. Kita tinggal duduk terus nikmatin pertandingannya." Ujar Renja berusaha membujuk. Karena sumpah demi apapun. Nadi itu kalau dia udah nggak suka sama orang maka ia akan terang-terangan menunjukan ketidak sukaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eshal Renjana (Lengkap)✔
Fanfic"Gala.." lirih gadis itu yang kini menatap nanar ke arah laki-laki disampingnya. "Kenapa hem?" Tanya nya kemudian, satu tangannya terangkat mengusak rambut hitam itu yang dibiarkan tergerai. Cantik, sangat cantik. "Papah.." Gadis tersebut berhenti s...