"Aku bahagia menjadi orang yang berharga dalam hidupnya."
. . . . .Renja berjalan dengan riang, satu tangannya memegang satu cap eskrim rasa coklat sedangkan satu tangannya sibuk memasukan satu sendok eskrim kedalam mulutnya. Tanpa perduli sekalipun hari yang sudah malam. Langkah kakinya terhenti di depan pintu yang tertutup rapat. Dengan dalih tangannya yang sedang sibuk, Renja menggunakan Kakinya untuk membuka pintu yang tidak terkunci itu.
Dukkk..."Gala main yu...."
Ucapan Renja terhenti ketika pintu kamar sudah terbuka sepenuhnya. Didapatinya Gala dengan ketiga temannya yang sama tengah menatap kearahnya.
Renja kikuk
Mendadak gerogi mendapatkan tatapan yang berbeda-beda dari 4 cowok tampan sekaligus. Rasanya tidak ada reaksi paling bijak yang harus dia keluarkan selain kedua sudut bibir yang tertarik menciptakan seulas senyum simpul.
"Hey Ren sini gabung." Seru Hanaf akhirnya. Sangat keren dengan gitar yang berada dipangkuannya.
Mark Lee × Hanafi
Sadar dari keterpakuannya Renja semakin melebarkan senyumannya mendengar ajakan Hanaf. "Serius boleh nih Bang?" Ucapnya memastikan.
Hanaf mengangguk.
"Iya sini gabung aja Ren." Kali ini Chandra yang menyahuti. Perhatiannya sudah beralih sepenuhnya ke depan layar ukuran 32 inchi dihadapannya. Sibuk kembali bermain game. Atau lebih tapatnya pura-pura sibuk. Karena demi apapun Chandra gagal fokus karena penampilan Renja saat ini. Dan jujur sebagai anak soleh dia merasa sudah berdosa.
Hoax!
Baru saja selangkah kakinya beranjak masuk. Namun intrupsi Gala membuat langkahnya tertahan.
"Diem disitu! Selangkah lo masuk gak ada lagi jatah eskrim dirumah gue!" Ancamnya.
Renja merengut, "kenapa sih lo?" Herannya.
Sedangkan Gala sudah berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Renja. Tanpa banyak kata kedua tangannya langsung membalikan badan Renja ke belakang dan mendorongnya keluar. "Anak Gadis gak boleh ikut kumpul sama cowok. Apalagi ini udah malem. Sana pulang!" Usirnya.
Mendengarnya Renja berdecak tidak suka. "Apaan deh, kita sering berduaan dikamar juga gak masalah tuh. Kamu juga gak pernah komplen, malah asik meluk-meluk gue di kasur." Ucapnya. Entah sadar atau tidak atas apa yang ia ucapkan barusan. Bahkan mengabaikan Gala begitu saja yang kini memandangnya tidak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eshal Renjana (Lengkap)✔
Fiksi Penggemar"Gala.." lirih gadis itu yang kini menatap nanar ke arah laki-laki disampingnya. "Kenapa hem?" Tanya nya kemudian, satu tangannya terangkat mengusak rambut hitam itu yang dibiarkan tergerai. Cantik, sangat cantik. "Papah.." Gadis tersebut berhenti s...