B a b _ t i g a p u l u h s e m b i l a n

8.7K 439 10
                                    

"Perlakukanlah manusia seperti bagaimana kita ingin diperlakukan."
. . . . .

Kedua anak kembar itu, Ardhan dan Haira tengah duduk dibangku ruangan khusus yang sudah di sediakan oleh pihak penyelenggara acara untuk semua peserta Olimpiade. Mereka baru saja selesai mengerjakan soal dibabak penyisihan dan tengah menunggu pengumuman siapa yang berhak masuk ke semi final.

Kegiatan Olimpiade ini dilaksanakan di salah satu hotel ternama di Kota mereka. Tidak heran mengingat Olimpiade ini bertaraf Nasional yang juga dihadiri oleh beberapa Rektor dari Universitas ternama. Maka bukan hal berlebihan jika siapapun yang keluar sebagai pemenang pada Olimpiade ini memiliki masa depan yang begitu terjamin. Mereka tidak perlu repot-repot untuk mengikuti seleksi ujian masuk perguruan tinggi, tapi Universitas sendiri lah yang mendatangi mereka untuk dijadikan salah satu Mahasiswanya.

Dikursihnya, Haira duduk dengan gelisah. Kedua tangannya saling bertautan sedangkan kedua matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Semuanya sama, hampir semua peserta duduk dengan raut wajah cemas. Bahkan di ruangan yang memiliki disain yang begitu menarik tidak mampu menghadirkan rasa nyaman untuk mereka.

Sadar akan kekhawatiran yang melanda adik kembarnya. Ardhan kemudian meraih tangan yang terasa basah itu untuk masuk dalam tangkupan tangannya. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya karena ia pun tengah dilanda kecemasan yang sama. Rasanya akan sangat begitu menyedihkan ketika kegagalan mereka juga membawa kekecewaan semua orang yang hadir untuk mendukung mereka.

Cukup lama menunggu, seseorang kemudian masuk kedalam ruangan membuat beberapa anak tersentak kaget dan beberapa lainnya langsung berdiri dari duduknya termasuk Ardhan dan Haira.

"Sebentar lagi peserta yang lolos ke semi final akan diumumkan. Kalian bisa melihatnya melalui layar monitor ini." Panitia penyelenggara menunjuk layar monitor yang tersambung langsung ke function room tempat dimana nanti babak semi final dan final akan dilangsungkan dan akan disaksikan oleh semua orang yang hadir secara langsung untuk mendukung mereka.

Setelah memberikan informasi panitia tersebut langsung kembali pergi. Tidak berselang lama, suara dari audio yang terpasang di dinding atas berhasil menarik seluruh atensi peserta. Mereka langsung bergerak maju mendekati layar monitor.

"Baik semuanya para peserta dan hadirin yang saya hormati. Setelah beberapa saat kita menunggu, akhirnya sebentar lagi kita akan mengetahui siapa saja yang berhak lolos ke babak semi final." Ucap moderator dengan semangat. Senyumnya tidak luntur dari bibirnya yang berpoleskan lipstic.

"Saya yakin semuanya pasti sudah sangat penasaran, maka saya tidak akan banyak berbicara. Berikut ini adalah 4 sekolahan yang berhasil lolos ke babak semi final." Imbuhnya.

Dirasakannya gengaman tangan Ardhan ditangannya semakin mengerat. Begitu juga dengan jantung mereka yang begitu berdebar kencang saat satu nama sekolahan yang terdengar asing ditelinga mereka disebutkan.

"Pertama, saya ucapkan selamat untuk SMA Bumi Pertiwi."

Terdengar pekikan girang dari arah belakang mereka. Haira menunduk, hatinya mencelos terlebih ketika yang ke dua dan ketiga bukan nama sekolahan mereka yang diucapkan oleh moderator.

Kaki Haira serasa lemas. Kepalanya mendadak pening. Hanya tinggal satu sekolahan lagi untuk menggenapkan empat sekolahan yang lolos ke semi final.

"Terakhir, selamat untuk..." ada jeda sejenak. Senyuman menggoda yang terbit dari bibir moderator itu rasanya benar-benar begitu terlihat menyebalkan.

"Selamat untuk SMA Persada."

Haira tersentak kaget, kenyataan barusan membuat ia linglung untuk sejenak. Bahkan ia tidak bereaksi apapun ketika Ardhan menariknya kedalam pelukannya seraya membisikan kalimat-kalimat yang belum bisa Haira cerna saking terkejutnya ia.

Eshal Renjana (Lengkap)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang