02. Pacaran

152 29 4
                                    

SELAMAT MEMBACA

Pacaran
24 April 2022

•••🦋•••

"WOI." Panggil seseorang

"Oi bro." ucap nya sambil membalikkan badan dari motornya.

"Tumben berangkat pagi? Kesambet setan Lo?

"Hahaha" jawabnya yang hanya berupa tawa. "Mana Oki? Belum sampe tu orang?"

"Udah tu anak lagi makan di kantin."

"Anak kelas 10 udah mulai MOS nya?" Tanya Arka sambil berjalan dan diikuti Zaki.

"Baru pada di kelas sekarang."

"Oo gitu.. hm.." sambil menyeringai.

"Kak!" Panggil seseorang lagi.

"Udah kenyang?" Tanya Arka.

"Udah full.." jawab Rea sambil menepuk-nepuk perutnya.

Mereka bertiga berjalan menyusuri lorong yang sepi sangat sepi. Tentu saja, semua murid pastinya telah berada di dalam kelas.

Mata Arka tertuju pada sepatu-sepatu yang di depan kelas D101- yang sekarang dilewatinya. Otak jahilnya mulai berkerja saat melihat sepasang sepatu yang ditaruh rapi di pojok sendiri.

Ngapain Kak?" Tanya Zaki yang melihat Arka tiba-tiba berhenti.

Ambil sembarang sepatu gih! MOS tanpa ada korban tuh kurang asik! Entar kalo yang punya sepatunya nyariin, suruh ambil ke gue langsung!" suruhnya ke Zaki. "Eh ralat. Ambil yang ditaruh rapi di pojokan. Mau sok rapi pasti tuh orang, kayaknya asik ngerjain si rapi" tambahnya.

"Gila Lo Kak. Masih pagi udah mau bikin keributan. Hahaha. Gue suka gaya Lo." Ucap Oki dengan tawanya.

Zaki segera mengambil sepasang sepatu yang di taruh rapi di pojok. Tangannya langsung kebelakang, disembunyikannya sepatu di belakang punggungnya.

Tepat setelah Zaki menyembunyikan sepatu itu, Karin dan beberapa panitia MOS keluar dari kelas tersebut. Semua panitia langsung saja berlalu pergi, namun tidak dengan Karin dan 2 temannya yang masih setia bergenit-genit ria.

"Ngapain Kak?" Tanya Karin setalah mungkin. Tidak bisa dipungkiri bahwa Karin adalah salah satu orang yang dengan terang-terangan memperlihatkan bahwa ia menyukai Arka.

Bukan Arka yang menjawab, tapi malah Oki.

"Nggak ngapa-ngapain kok Rin." Ucap Oki dibuat semanis mungkin.

Zaki pun hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu.

"Yaudah, gue ke lapangan dulu ya Kak." Ucap Karin masih kepada Arka tanpa mempedulikan Rea.

"Iya semangat ya yang." Balas Oki lagi dengan cengirannya.

Karin hanya cemberut kesal melihat kelakuan Oki yang selalu menjawabnya, padahal yang diharapkan akan menjawab pertanyaannya adalah Arka bukan Oki.

Segera saja Karin dan 2 temannya langsung berlalu pergi dengan gayanya yang genit.

Setelah kepergian Karin, munculah segerombolan anak kelas 10 dari ruang D101 yang akan keluar kelas. Namun berhenti saat mereka melihat Arka dan 2 temennya.

"Hai. Semoga kalian betah ya sekolah disini." Ucap Zaki sambil tersenyum.

"Buat yang cewek. Semangat ya sekolahnya." Sekarang gantian Oki yang bicara.

Setelah sepersekian detik hanya hening, akhirnya salah satu yang berada di barisan depan berbicara.

"Permisi Kak. Kita mau pake sepatu kita." Ucapnya takut-takut.

Love For Shoes [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang