29. Kabar Mengejutkan

61 21 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

Kabar Mengejutkan
01 Mei 2022

Happy reading.

•••🦋•••

Semalaman Cia susah tidur, otaknya terus memutar memori mengenai Arka. Jujur sebenarnya Cia sangat khawatir dengan Arka, kejadian semalam benar-benar membuatnya takut. Cia tak habis pikir bagaimana bisa lelaki itu melakukan hal yang membahayakan nyawanya, balapan liar bukanlah hal yang sepele, mereka bisa ditangkap polisi jika ketauan atau lebih parahnya menjadi korban di arena tersebut.

Pagi ini Cia terbagun dengan kepalanya yang lumayan pusing karena menangis semalaman dan baru bisa tertidur pukul 3 pagi. Tak ada yang dilakukan perempuan itu selain berbaring hingga mamanya membuka kamarnya dan memberitahukan bahwa ia jangan masuk sekolah dahulu.

Cia berbaring di ranjangnya sambil tangan membuka setiap lembaran buku yang baru ia baca. Tadi pagi mamanya melarangnya untuk berangkat sekolah demi pemulihan kondisi wanita tersebut dan Cia menurut. Semalam Cia langsung masuk ke kamar tanpa menjelaskan apapun ke mamanya namun ia sempat mendengar Arka menjelaskan sesuatu, entah apa yang dijelaskan Arka semalam kepada mamanya, Cia tak peduli. Perempuan itu sudah cukup pusing dengan kejadian yang beberapa hari belakangan menimpanya. Semua hal tersebut menyita fisik dan perasaan Cia.

Tak ada yang berubah sejak semalam, Cia masih saja merasa kecewa dengan Arka, bagi sebagian orang childish mungkin sifat Cia, namun ya inilah dirinya. Lagipula apa yang mau diharapkan dengan melihat kekasihnya melakukan balapan liar? Kecewa tentu saja.

Cia menghela nafasnya beberapa kali, pikirannya bukan fokus ke buku tapi ke hal lain.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Halo."

Disebrang sudah terdengar keributan kelasnya. "Lo kenapa ngga masuk?" tanya Ayaa dengan nada cemas.

"Besok gue masuk, tenang aja. Nyokap ngga ijinin gue masuk hari ini, katanya biar bener-bener pulih dulu."

"Tapi Lo ngga kenapa-kenapa kan?"
Cia tergelak. "Gue nggapapa. Santai aja kali."

"Emm..."

"Ngomong aja kenapa?" Cia seperti bisa membaca keraguan di suara Ayaa.

"Lo masih marahan sama kak Arka?* Tanya Ayaa hati-hati.

"Gue ngga mau bahas."

Terdengar helaan nafas dari seberang telepon." Cowok itu ngga berangkat sekolah juga. Tadi Yesha ngasih tau gue, katanya tau dari kak Zaki."

Tak ada sahutan dari Cia.

"Gue cuma mau saran, lebih baik masalah kalian cepet diselesaikan daripada akhirnya cuma nyesel. Kalian harus saling terbuka satu sama lain."

Cia menghela nafasnya lelah. "Iya, nanti gue omongin sama kak Arka pas ketemu." Sebenarnya Cia tak yakin dengan kata-katanya sendiri, rasa kecewa masih menghantuinya.

"Yaudah kalo gitu harap Lo cepet baikan, gue berharap yang terbaik untuk kalian berdua, lagipula nanti sekolah sepi tanpa ada drama picisan kalian." Ayaa tertawa disebrang telepon.

"Enak aja! Lo aja sana yang bikin drama sama kak Oki." ucap Cia sebal. Berbicara dengan Ayaa seperti ini membuat Cia bisa mengurangi kesedihannya.

"Yaudah gue tutup dulu, guru udah Bu Laksmi udah datang nin. gue males denger omelannya." Sambungan telepon pun terputus.

Kebahagiaan perempuan itu ikut menguap dengan terputusnya sambungan dengan Ayaa. Cia menatap ponselnya bimbang. Ingin rasanya menelepon Arka namun ia masih marak dengan lelaki tersebut dan juga tidak biasanya lelaki tersebut hilang kabar seperti ini. Akhirnya Cia memilih menaruh ponselnya.

                                     ***

"Apa mendekati perempuan itu? Tentu saja aku tak mau!" ucap Arka kepada asisten kepercayaan papanya-Andre.

"Tapi itu satu-satunya cara mengetahui keberadaan paman wanita itu Tuan."

Arka mengacak rambutnya frustasi, masalahnya dengan Cia belum juga selesai namun ia sudah dihadapkan dengan masalah baru. Perusahan papanya mendapat goncangan akibat salah satu rekan bisnisnya yang mengkhianatinya. Lelaki itu kabur setelah berhasil menjalankan aksinya dan satu-satunya cara mengetahui keberadaan lelaki itu yaitu dengan mendekati keponakan perempuan lelaki tersebut. Papanya sekarang sedang keluar negeri berusaha memperbaiki masalah yang terjadi dan Arka harus membantu papanya mendapatkan lelaki brengsek yang kabur tersebut.

"Untuk berapa lama?" tanya Arka akhirnya.

"Sampai perempuan itu memberi kita informasi."

Arka menghela nafasnya. "Atur pertemuan dengan perempuan itu nanti malam."

"Baik Tuan." Andre langsung berlalu dari hadapan Arka.

Entah apa yang akan terjadi selanjutnya lelaki itu hanya bisa berharap keadaan tidak menjadi lebih buruk lagi.

                                     ***

Arka sudah berada di salah satu restoran terkenal dan telah menunggu perempuan itu di ruang privat yang telah Andre siapkan.

Pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan perempuan dengan balutan gaun berwarna hijau. Rambut perempuan itu dibiarkan tergerai, wajahnya terlihat seperti wanita ambisius dengan tatapan mata yang tajam. Tanpa dipersilahkan, perempuan tersebut telah duduk dengan anggun.

"Kau Arka kan? Perkenalkan aku Angel." ucap wanita itu langsung dengan percaya diri.

Arka menaikan sebelah alisnya melihat sikap wanita didepannya.

"Aku tau kau mencari pamanku." ucap Angel tepat sasaran.

Arka sedikit terkejut namun berusaha menutupi keterkejutannya dengan cepat. "Lalu?"

"Aku akan memberitahumu dimana pamanku berada asalkan kau mau membiarkan rumor yang beredar antara aku dan kau."

"Apa maksudmu?"

"Sedang ada perebutan kekuasaan antara aku dan saudara tiriku, siapapun yang bisa menaikkan penjualan saham perusahaan lebih tinggi akan memenangkannya. Rumor mengenai hubungan kita pastinya akan meningkatkan saham di perusahaan ku dan tentunya perusahaan mu juga."

Arka berpikir sejenak. Sepertinya kesepakatan ini akan menguntungkan perusahaannya.

"Untuk berapa lama? Hingga perusahaan Daddy ku dapat aku miliki sepenuhnya. Tenang saja, tak akan lama." Angel berpikir sejenak. "Mungkin seminggu, selama itu biarkan rumor beredar hingga perusahaan bisa aku dapatkan, setelahnya aku akan menyelesaikan semuanya."

"Baiklah."

Angel menganggukkan kepalanya.
"Jangan beritahu rencana kita kepada siapapun." Angel mengulurkan tangannya untuk menuju kesepakatan.

Arka menyelami tangan Angel dengan menatap dan mereka berdua mulai menjalankan rencana mereka. Kebetulan terdapat paparazi di sekitar restoran itu dan Angel mengetahuinya. Angel sengaja mengalir lengan Arka dan lelaki itu membiarkannya.

                                     ***

"Cia Lo dah liat berita di TV berusan?" tanya Yesha setelah teleponnya tersambung.

"Iya gue lihat." Jawab Cia sambil menahan isakannya.

"Gue kerumah Lo sekarang." ucap Yesha dan langsung memutuskan sambungannya.

Cia memeluk kedua lututnya dan terisak. Ia tidak menyangka bahwa Arka akan berpaling darinya secepat itu. Padahal Cia sudah mulai bisa memaafkan lelaki tersebut dan memperbaiki hubungan mereka, namun meliat berita malam itu uang menampilkan Arka dengan seorang model terkenal dan anak dari pemilik perusahaan sukses, membuat Cia hancur.

Pintu kamar Cia tiba-giba terbuka, menampakkan Yesha dan Ayaa yang langsung berhambur memeluk Cia.

"Gue salah apa?" Tanya Cia disela isak tangisnya.

"Lo ngga salah apa-apa Cia. Emang sepupu gue aja yang brengsek." ucap Yesha dengan marah.

"Padahal.. padahal gue pikir bisa memperbaiki hubungan gue sama kak Arka."

Ayaa mempererat pelukannya ikut merasakan kesedihan sahabatnya ini.

Love For Shoes [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang