10. Tidak apa-apa

71 19 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Tidak apa-apa
28 April 2022

Happy reading.

Beberapa hari tanpa Arka di hidup Cia. Canggung, aneh, sepi, dan masih banyak hal lagi yang Cia rasakan. Disisi lain, Cia lebih sering melihat drama antara Ayaa dan Oki sekarang. Salah satu topik terhangat selain tentang Arka yang as always menjadi topik hangat, juga tentang kisah Ayaa dan Oki yang unik.

"Lo kenapa? Beberapa hari ini gue perhatiin lemes banget." Tanya Ayaa sambil menikmati sotonya dikantin sekolah.

"Gapapa." Jawab Cia dengan lesu.

Ayaa menghentikan makannya dan menghadap ke Cia. "Serius Lo kenapa? Ada masalah? Cerita ke gue."

Cia menatap Ayaa dan mulai berkaca-kaca.

"Eh kok malah mewek sih?" Ayaa memeluk Cia berusaha menenangkan perempuan tersebut. "Puas-puasin nangisnya, nanti kalo udah lega Lo baru cerita ke gue. Gue cuma mau bilang kalo Lo ngga sendiri." Sambil mengusap-ucap punggung Cia.

Cia menumpahkan tangisannya tanpa malu dengan Ayaa yang masih berusaha menenangkan perempuan itu. Beberapa anak yang melihat kejadian di kantin merasa penasaran namun takut ketika mau bertanya karena pelototan Ayaa kenapa setiap anak yang ingin mendekat.

"Oh jadi ini yang bikin kantin rame? Ada drama di kantin." Ucap seseorang tiba-tiba.

Cia langsung mendongak dan tatapannya jatuh pada tiga perempuan yang mendekat ke arahnya.

"Kenapa Lo kape drama di kantin? Ngebet famous? Biar banyak yang bicarain tentang Lo? Ngga cukup emang dengan jadi cewek gatel?" Bentak Karin.

"Kak maaf ya, temen saya lagi nangis bukan drama. Kakak bisa liat sendiri kan? Lagian siapa yang jadi cewek gatel?" Ucap Ayaa menahan amarahnya.

"Halah ngeles aja Lo!" Ucap Ella-slaah satu temen Karin.

"Kakak punya mata kan? Bisa liat sendiri kan gimana yang sebenarnya? Mau saya beliin kacamata kah? Siapa tau mata kakak-kakak ternyata minus. Tapi kalo ternyata otaknya yang minus saya nggak bisa bantu sih." Ucap Ayaa berdiri dari duduknya.

"Heh Lo jadi anak baru nggak usah sok deh! Gue ini kakak kelas Lo! Mana rasa hormat Lo sama kakel?" Ucap Karin mulai maju langkah.

Ayaa ikut selangkah. "Saya tau kalo kakak itu kakak kelas saya makanya saya masih berusaha sopan bahkan setelah kakak ngomong seperti ora nggak berpendidikan."

"Lo ya berani-beraninya! Lo nggak kenal siapa gue?" Bentak Karin dengan mata melotot.

"Kakak kelas yang gila hormat padahal nggak bisa ngehormatin orang lain."

"Dasar kurang ajar!" Karin hendak menampar Ayaa namun tangannya ditahan oleh seseorang.

"Apasih Lo ikut campur segala? Ini masalah cewek! Nggak usah ikut campur!" Bentak Karin ke orang yang menahan.

"Apa gue harus diem aja saat liat ada kekerasan di depan mata gue?" Tanya Oki menahan tangan Karin dan menatap matanya.

"Apa sih Lo nggak usah jadi pahlawan kesiangan deh!" Ucap Rara-temen Karin yang lain.

"Apa sih Lo jadi cewek bisanya pake kekerasan, bully orang terus." Balas Oki.

"Lepas!" Karin berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Oki namun apa daya tenaga perempuan melawan tenaga laki-laki.

"Jangan ganggu mereka lagi!" Ucap Oki penuh peringatan dan melepaskan cekalannya.

"Bangsat!" Ucap Karin sambil berlalu pergi diikuti kedua temannya.

Setelah Karin dan dua temannya tak terlihat lagi, Oki langsung menatap Ayaa.

"Lo gapapa?"

"Cuma ngadepin nenek lampir itu nggak ngaruh apa-apa buat gue. Cuma bikin darah tinggi aja." Ucap Ayaa masih dengan berapi-api.

"Lagian ngapain sih tadi bisa sampe ribut gitu?"

"Biasalah si nenek lampir kan emang suka buat masalah. Dia ngatain Cia dramalah apalah, pokoknya gitu deh. Yakali temen gue difitnah gue diem aja."

Cia sedari tadi hanya diem bahkan saat dijelek-jelekkan oleh Karin tadi ia hanya menunduk.

"Temen Lo kenapa tuh?" Bisik Oki yang melirik ke arah Cia.

"Galau kayaknya, tapi dia belum cerita karena apa. Tadi nangis sampe kejer gitu." Jawab Ayaa dengan bisikan juga.

Oki mengangguk-angguk sebagai balasan.

"Cia Lo mau balik sekarang? Keadaan Lo nggak baik-baik aja." Tanya Ayaa penuh perhatian.

Cia menggelengkan kepalanya dengan lemah." Nggak Ay, gue gapapa."

"Stopp bilang gapapa! Gue tahu Lo lagi kenapa-kenapa."

Oki yang melihat perdebatan antara kedua perempuan tersebut memilih untuk segera meninggalkan keduanya. "Gue pergi dulu ya." Oki mengusap kepala Ayaa sekilas dan segera berlalu pergi.

                                     ***

"Gimana?" Tanya Arka langsung penasaran.

"Kenapa sih Lo tadi ngga nyamperin? Kenapa Lo jadi cowok pengecut banget!" Ucap Oki kesal.

Arka hanya diam menerima semua perkataan Oki.

"Dahlah bro! Arka pasti punya alasannya sendiri." Zaki menenangkan Oki.

Oki menghela nafasnya. "Tadi katanya si Karin yang bikin masalah dulu terus si Ayaa belain si Cia. Terus ya seperti yang Lo lihat tadi, si Karin mau nampar cewek gue."

"Terus kenapa si Cia diem aja?"

"Katanya dari tadi nangis, lagi galau tapi ngga tau galau karena apa. Menurut gue sih karena sikap Lo yang menjauh ke dia." Sarkas Oki.

"Gue bingung njir, di satu sisi gue mau dia jadi milik gue tapi disisi yang lain gue ngga mau kasa dia." Arka mengacak-acak rambutnya merasa frustasi.

"Lebih baik Lo datengin aja orangnya. Lo pastiin lagi gimana perasaan dia ke Lo. Kalo kalian berdua cuma diem-dieman gini, yang ada malah tambah frustasi. Lagian Lo kan cowok, sebaiknya Lo yang di something duluan." Saran Zaki.

"Kalo Lo cuma diem aja takutnya entar Lo nyesel." Tambah Oki.

"Gimana kalo tiba-tiba ada cowok yang deketin Cia? Lo udah siap kalo Cia dimiliki sama cowok lain?"

"Ngga akan pernah siap!" Jawab Arka dengan cepat.

"Mending Lo entar Dateng ke rumahnya, temuin tuh cewek, ajak ngobrol berdua. Jangan sekarang pas dia lagi nangis. Entar aja pas dia udah tenang."

"Kalo gue ditolak gimana?" Tanya Arka khawatir.

"Hahaha Lo beneran Arka? Pengecut banget sih! Baru kali ini gue liat Lo kayak gini." Oki tertawa mengejek.

"Sialan Lo! Gue beneran sayang sama Cia dan pengen dia jadi milik gue!" Ucap Arka mulai tersulut emosi.

"Sorry hehe. Udahlah Lo tanya aja ceweknya dulu, jangan mikir negatif. Yang penting Lo jangan maksa dia juga entar." Ucap Oki.

"Ka, Lo pasti tau kan kalo ngga semua hal yang kita pengen bisa terkabul. Tapi dengan usaha dan doa ngga ada sesuatu yang ngga mungkin." Zaki memberi nasihat.

"Tenang aja! Gue yakin Cia juga suka sama Lo!"

"Darimana Lo yakin? Ngga usah bikin gue tambah berharap!"

"Lo percaya sama gue! Gue tuh udah berpengalaman sama banyak macem cewek. Jadi pasti akurat tebakan gue." Ucap Oki dengan pedenya.

                                  •••🦋•••

MAAF GAYS JIKA ADA TYPO DI CERITA NYA YA🙏😊

Tbc.

Love For Shoes [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang