08. Pengakuan

89 19 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Pengakuan
28 April 2022

Maaf gays baru bisa update soal nya kemarin masih sakit jadi ga bisa nuliss cerita nya

Ayo absen pakai nama depan kalian

Bacanya jangan di loncat gays

Happy reading.

"sayangggg!!!! Nak Arka udah dateng nih." Teriak Ana.

"Iya Ma.. aku turun sekarang." Teriak Cia sambil menatap dirinya didepan cermin sekali lagi. Di pakainya tas ransel kecil berwarna hitam dan juga flatshoes nya.

Dengan langkah malas Cia menuruni anak tangga.

"Nah ini dia anaknya. Lama banget sih siap-siapnya." Ucap Ana setelah melihat Cia.

Cia hanya diam masih dengan muka yang di tekuk.

"Hati-hati ya nak! Jangan pulang terlalu malam!" Ucap Rendi-papa Cia tegas terhadap Arka.

"Siap om! Cia pasti aman sama saya." Ujar Arka mantap.

"Cia jangan ngerepotin!" Ucap Rendi memperingatkan sambil tertawa.

"Aku nggak pernah ngerepotin kok pa!" Jawab Cia sebal. Ia tau jika papanya itu hanya menggodanya.

"Yaudah Om, Tante. Kita berangkat dulu." Ucap Arka sambil mencium tangan kedua orangtua Cia.

Cia pun melakukan hal yang sama seperti Arka dan mengikuti Arka berlalu menuju motornya.

"Nih pake!" Arka menyodorkan sebuah helm ke Cia.

Cia menerima nya dan segera memakainya.

"Udah siap?" Tanya Arka setelah menyalakan mesin motor nya.

"Hm"

Arka melajukan motornya membelah jalanan.

"Pegangan!" Perintah Arka.

"Udah!" Jawab Cia.

"Kok gue ngga kerasa?"

Sebenarnya Cia hanya memegang jaket bagian belakang milik Arka atau lebih tepatnya hanya menyentuh nya.

Merasa Cia hanya meremehkan nya, Arka memacu motornya dengan kencang. Reflek Cia langsung memeluk Arka dengan erat. Sangat erat.

"Ciee yang cari kesempatan buat meluk gue" goda Arka, walaupun sebenarnya dia senang dipeluk seperti itu.

"Apaan sih kak?" Ucap Cia sebal.

Arka mengurangi kecepatan motor nya karena sepertinya Cia takut dengan kecepatan yang wajar bagi Arka namun serasa mau mati bagi Cia.

"Kak kita mau kemana?" Tanya Cia yang tidak sadar masih memeluk Arka.

"Ikut aja."

"Jangan aneh-aneh Lo kak!" Tegas Cia memperingatkan.

"Ya liat aja entar. Hahaha" ucap Arka lagi-lagi menggoda Cia.

"Kak serius nih! Awas klo macem-macem!" Ancam Cia.

"Kenapa emangnya kalo macem-macem? Lo mau ngapain gue?" Tantang Arka.

"Em.. eh.. ya jangan macem-macem pokoknya."

Sepanjang perjalanan Cia hanya diam, berharap-harap cemas mau dibawa kemana ia oleh manusia yang merubah ketenangan hidupnya ini.

"Kok diem?" Tanya Arka sambil mengendarai motor nya.

Love For Shoes [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang