04. Lari

107 27 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Lari
26 April 2022

Jangan lupa vote + follow

                                 •••🦋•••

Cia mendudukkan pantatnya di kursi sebelah Ayaa.

Ayaa langsung mendekat ke tempat Cia sedang duduk. Walaupun bel masuk baru saja berbunyi namun guru mata pelajaran olahraga belum juga memasuki kelas.

"Gimana Cia?" Tanya Ayaa penasaran.

"Ya kayak biasanya. Jadi bahan tontonan. Kayaknya sekarang gue punya banyak fans deh dan pasti juga banyak haters. Apa gue buka fansclub aja ya. Secara kan setiap hari gue jadi bahan tontonan sama gosib. Udah kayak artis aja nggak tau?" Ucap Cia sebal.

Bukk...

Ayaa langsung memukul kepala Cia dengan botol minum plastik.

"Awwwwnjirr.. salah apa sih gue? Sampe bisa kena sial Mulu." Ucap Cia mengusap-usap kepalanya.

"Habisnya Lo kalo ngomong suka ngelantur. Udah gila kali ya Lo? Gara-gara jadi pacarnya kak Arka."

"Iya deh kayaknya gue udah gila. Perlu ke psikiater nggak nih gue?" Ucap Cia mendramatisir keadaan.

"Nggak usah. Percuma. Lagian Lo juga bakal tetap jadi pacarnya kak Arka kecuali dia sendiri yang mutusin Lo. Hahaha. Kasihan amat sih hidup Lo? Ckckck." Ayaa tertawa terbahak-bahak.

"Dasar si anying." Ucap Cia sambil memutar bola matanya sebal.

"Selamat pagi."

Ucap sebuah suara tiba-tiba dari depan kelas.

Seluruh murid yang dari tadi berserakan ke sana kemari langsung berhamburan menuju kursi nya masing-masing. Tak terkecuali Ayaa.

"Saya pak Bambang guru olahraga kalian. Mulai hari ini setiap jam pelajaran saya, kalian bisa langsung ke lapangan." Ucap pak Bambang singkat, padat, jelas.

"Sekarang kita langsung saja ke lapangan." Ucap pak Bambang sambil berjalan keluar kelas menuju lapangan.

Semua murid di kelas itu mengikuti perintah guru olahraga mereka.

Sambil membawa botol plastik pemukul tadi, Ayaa mengajak Cia untuk pergi ke lapangan.

"Yuk.." ucap Ayaa.

Cia bangkit dari duduknya dan berjalan beriringan dengan Ayaa.

"Nggak bawa minum? Emang nanti nggak haus?" Tanya Ayaa sambil terus berjalan.

"Kan udah ada Lo yang bawa minum. Hehe." Ucap Cia dengan cengirannya.

"Dasar.. eh.. mata gue nggak salah kan?" Ayaa tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kenapa sih?" Ucap Cia sambil mengikuti arah pandang Ayaa.

"Kak Arka lagi Main basket sama kelas sebelah?" Tanya Ayaa tidak yakin.

"Matilah gue." Ucap Cia lemas.

"Iya Lo bakalan mati kayaknya." Ayaa menambahkan.

"Huhhhh..." Cia menghela nafasnya berat.

"Yuk. Pura-pura cuek aja. Mungkin aja dia lagi nggak mood gangguin Lo." Ucap Ayaa positif sambil menggandeng tangan Cia menuju lapangan.

"Eh kalian berdua! Cepat masuk ke barisan. Lain kali jangan lama." Ucap pak Bambang sambil menunjuk arah Cia dan Ayaa.

Semua mata langsung menuju ke arah Cia dan Ayaa tak terkecuali Arka sambil menyunggingkan senyum nya.

"Sabar ya." Ucap Ayaa.

Love For Shoes [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang