[2]

6.7K 333 14
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Langit jingga yang terbentang luas membuat seorang gadis mungil yang tengah duduk di atas sebuah swing bed berwarna putih begitu betah memandangi keindahan langit di sore itu dari balkon salah satu penthouse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit jingga yang terbentang luas membuat seorang gadis mungil yang tengah duduk di atas sebuah swing bed berwarna putih begitu betah memandangi keindahan langit di sore itu dari balkon salah satu penthouse. Ditambah lagi dengan deretan gedung pencakar lagi yang berbaris rapi dengan desain khas eropa yang menyejukkan mata.

Berlin emang enggak pernah gagal

Terlalu larut memandangi langit sore membuat gadis mungil itu bahkan tidak sadar akan kehadiran sosok pria yang baru saja masuk ke dalam penthouse. Bunyi nyaring tanda pintu dibuka bahkan tidak mampu membuat gadis mungil itu kembali ke dunia nyata. Kedua matanya masih setia memandangi keindahan langit jingga di Berlin.

“Nei.. Nei.. Nei kamu di mana?”

Cukup lama terlarut dalam dunia fantasinya seorang diri, gadis mungil itu tersentak saat indra pendengarnya menangkap sebuah suara yang sangat familiar bagi dirinya. Segera saja gadis mungil itu turun dari atas swing bed dan berlari masuk ke dalam penthouse.

“Kak Liaaaam..” seru gadis itu memanggil nama Liam sembari berlari.

Liam dengan segera menangkap tubuh gadis mungil itu. Dia menggendong koala gadis mungil itu yang tingginya hanya setinggi dada bidangnya saja.

“udah berapa kali Kakak bilang jangan lari-lari. Lutut kamu kan masih belum pulih, Nei. Kamu mau nginep di rumah sakit lagi?”

Mendengar perkataan Liam membuat gadis itu menggeleng keras. “ih enggak mau. Aneisha enggak mau ke rumah sakit lagi. Nei kan takut dokter, Kak Liam. Tega banget sih nyuruh Nei nginep di sana lagi. Enggak mau pokoknya. Cukup enam bulan kemaren Nei nginep di sana. Enggak mau balik ke sana lagi pokoknya”

Liam terkekeh gemas melihat kepanikan Aneisha. “makanya jangan lari-lari lagi. Inget kan kemarin dokter bilang apa sama kamu. Jangan lari-lari. Jangan bawa barang berat. Intinya jangan buat lutut kamu kecapekan”

Aneisha mengangguk setuju mengiyakan perkataan Liam. Melihat Aneisha yang mengangguk membuat Liam tersenyum. Dia kemudian menurunkan Aneisha di salah satu kursi yang ada di meja makan. Liam berlalu pergi menuju dapur selama sepersekian detik lalu kembali dengan dua buah piring di dalam genggaman tangannya.

“Kak Liam beliin Nei Germknodel?” seru Aneisha bahagia.

Do you like it?

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang