[23]

4.2K 230 1
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Genzo duduk termenung di halaman belakang kediaman Thomas Bimantara. Dia baru saja kembali setelah mengantar Aneisha kembali ke kos beberapa saat yang lalu. Namun bukannya bahagia setelah mengantar Aneisha kembali ke kos gadis itu, Genzo malah dibuat overthinking karenanya. Bukannya apa, kalimat demi kalimat yang dilontarkan Aneisha sebelum turun dari mobil benar-benar mengganggu pikiran Genzo.

FLASHBACK BEGIN

"Makasih Gen udah anterin aku pulang. Oh ya, aku mau bilang sama kamu, kita cukupkan aja hubungan kita di sini ya. Jangan ada lagi komunikasi diantara kita. Terimakasih atas semua yang udah kamu lakuin ke aku, baik itu baik ataupun buruk. Aku bener-bener ngehargain itu" ujar Aneisha memulai percakapan.

Genzo menoleh cepat pada Aneisha. "maksud kamu apa Ai"

Aneisha tersenyum kecil. "kamu pasti tau maksud omongan aku tadi apa"

"Are you still angry with me? If so, I'm sorry. I'm really sorry for you, Ai. Please give me one last chance. I promise this will be the last time I beg you for that chance. Aku janji aku bakalan berubah. Aku janji enggak akan jadi Genzo yang brengsek lagi kayak dulu"

Aneisha menggeleng pelan. "kamu tau, kepercayaan itu bagaikan sebuah kaca. Ketika dia rusak kamu bisa memperbaikinya lagi. Tapi sayang, kamu masih bisa ngelihat bekas retakannya. Dan itu yang aku alamin saat ini"

Genzo menggenggam kedua tangan Aneisha erat. "maafin aku Ai. Aku bener-bener nyesel udah nyia-nyiain kamu. Aku emang bego. Aku brengsek. Aku tau aku ini enggak pantas untuk kamu maafin. Tapi Ai, apa enggak bisa kamu kasih aku satu kesempatan terakhir?"

"kamu tau Gen, seberapa besar pun rasa menyesal yang kamu rasain sekarang itu enggak akan ada artinya. Kamu tau kenapa? Itu karena kamu enggak bisa mengembalikan waktu. Dan satu-satunya cara buat kamu memperbaiki ini semua cuma dengan mengulang waktu" lirih Aneisha berat.

Genzo semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Aneisha. "kamu tau Ai, membuat kamu kecewa bener-bener bukan keinginan aku. Maaf kalau aku enggak seperti yang kamu harapkan"

Aneisha melepaskan genggaman tangan Genzo perlahan. Dia tersenyum kecil. "doesn't matter. Itu semua udah berlalu. Aku cuma mau ngelihat ke depan sekarang. Aku udah terlalu capek sama ini semua. Aku cuma mau bahagia sekarang. Udah ya Gen. Aku turun dulu. Kamu hati-hati pulangnya, jangan ngebut-ngebut"

Setelah mengatakan itu, Aneisha berbalik. Dia keluar dari mobil Genzo tanpa menoleh sekalipun kepada pria itu.

Selamat, lo kehilangan Ai lagi.

FLASHBACK END

Genzo menyalakan rokok yang sudah terselip diantara kedua bibirnya. Asap dari rokok yang dihisap Genzo bersatu dengan udara yang berada di sekitarnya. Pikiran Genzo menerawang jauh membayangkan sosok gadis mungil yang sukses mengganggu pikirannya malam ini. Sosok gadis mungil yang membuat jantung Genzo terhenti seketika beberapa saat yang lalu.

Aneisha kembali mendeklarasikan keinginannya untuk menjauh dari Genzo. Aneisha mengatakan dengan jelas keinginannya untuk meninggalkan Genzo. Meski Genzo sudah berusaha untuk membujuk dan memberi pengertian kepada Aneisha, namun gadis itu tetap pada pendiriannya. Pendiriannya untuk tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan Genzo, meski teman sekalipun.

"udah berapa batang?"

Genzo menoleh ke samping tepat kepada Livia yang berdiri di sebelahnya. "Baru empat"

Livia menoyor kepala Genzo kesal. "kenapa lagi kamu?"

Genzo mematikan rokok keempat yang sedang dia hisap saat melihat Livia mendudukkan diri di sebelahnya. "Ai mau pergi lagi dari aku, Mi. Dia bilang enggak mau ada hubungan apapun lagi sama aku. Tapi Mami tau sendirikan aku enggak akan pernah izinin Ai untuk pergi lagi dari hidup aku. Cukup kemaren aku kehilangan Ai. Aku enggak mau lagi ngulangin masa suram itu lagi, Mi"

"kamu udah minta maaf sama Asha?"

Genzo mengangguk.

"kalau gitu biarin semua ini mengalir. Jangan kamu paksa Asha untuk nurut sama semua yang kamu bilang. Semakin kamu paksa Asha, semakin dia benci sama kamu. Kamu tau kan Gen, kesalahan kamu itu udah keterlaluan banget. Perempuan itu butuh bukti bukan cuma omong kosong"

"Tapi kalau aku enggak paksa Ai, kecil kemungkinan dia mau balikan sama aku lagi Mi" ujar Genzo ragu.

Livia berdecak kesal. "itu kamu tau. Lagian ya kalau Mami jadi Asha, Mami juga enggak bakalan mau balikan sama kamu lagi. Males banget balikan sama cowok tukang selingkuh kayak kamu"

"Miiiii"

Livia terkekeh. Tangan kanannya terulur untuk mengelus kepala Genzo. "Jangan paksa Asha. Biarin dia memilih sendiri kali ini. Kamu cukup tunjukkin keseriusan kamu sama dia. Mami yakin, kalau kamu bener-bener tulus untuk berubah, Asha pasti juga bakalan bisa ngerasain itu"

Genzo terdiam berusaha mencerna perkataan Livia. Apakah dia harus mengikuti saran dari Livia. Apakah dia harus membiarkan Aneisha memilih sendiri kali ini. Tapi bagaimana jika Aneisha memilih untuk menjauh dari dirinya. Tidak. Genzo tidak ingin hal itu terjadi. Tapi jika Genzo memaksa Aneisha untuk kembali bersamanya, besar kemungkinan Aneisha akan marah lagi padanya.

Lo berhasil bikin gue galau lagi, Ai.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang