[8]

5K 250 7
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Keheningan ruangan kamar tidak membuat Liam merasa bosan. Dia malah masih asyik dengan kegiatannya yang memandangi wajah tertidur Aneisha. Saat masuk ke dalam kamar hotel ini beberapa saat yang lalu, Liam mendapati Aneisha sudah tertidur di atas ranjang. Sepertinya Aneisha masih merasa jetlag setelah perjalanan panjang mereka dari Berlin menuju Indonesia.

Tangan kiri Liam terulur untuk menyingkirkan rambut-rambut halus yang secara tidak sopan menghalangi pandangan matanya pada wajah cantik Aneisha. Aneisha cantik. Gadis mungil ini memang sangat cantik. Pantas saja Genzo tertarik pada gadis mungil ini.

Delapan bulan tinggal bersama dengan Aneisha membuat Liam bisa merasakan berbagai pesona yang ada pada diri Aneisha. Magnet dalam diri Aneisha begitu kuat hingga mampu menarik hati beku Liam yang sudah lama tidak disinggahi seseorang.

DIA BUKAN MELODI, LIAM

Lagi-lagi suara teriakan Radiyan memenuhi pikirannya sejak dia memutuskan keluar dari rumah megah itu. Radiyan benar. Yang ada di hadapannya saat ini adalah Aneisha, bukan Melodi. Dari tampilan luar memang Aneisha, tetapi dari sifat dan perilaku yang Aneisha tunjukkan membuat Liam selalu menganggap Aneisha itu Melodi, mantan tunangannya yang sudah tiada.

Liam pertama kali melihat Kaluna pada saat pesta ulang tahun Axana Group hampir satu tahun yang lalu. Saat itu Liam bisa melihat dengan jelas Aneisha yang datang bersama dengan Genzo. Dari situ jelas Genzo menunjukkan kepada dunia bahwa Aneisha adalah miliknya seorang.

Sejak melihat Aneisha saat itu jugalah Liam seolah merasakan ada sosok Melodi di dalam diri Aneisha. Meskipun wajah mereka tidak mirip sama sekali, tapi perasaan nyaman yang tiba-tiba menyerang Liam memaksanya untuk percaya kalau ada sosok Melodi di dalam diri Aneisha.

Sejak pertemuan di pesta itu, Liam selalu mengawasi Aneisha. Dia selalu memantau keadaan Aneisha dari jauh. Liam hanya tidak ingin kehilangan orang yang berharga lagi di dalam hidupnya. Cukup Melodi saja yang pergi dari kehidupannya. Walaupun begitu kepergian Melodi juga membuat Liam hancur waktu itu. Persis seperti yang dialami Genzo saat kehilangan Aneisha. Butuh waktu yang lama bagi Liam untuk bisa kembali menata hidupnya yang berantakan setelah ditinggal pergi Melodi.

Sebenarnya Liam tidak ada niat sedikit pun untuk merebut Aneisha dari Genzo karena dia tau kalau gadis itu hanya milik Genzo. Para pria di keluarga Bimantara dan Behzad memiliki karakter yang sama terhadap wanita pilihan mereka. Karena itulah Liam hanya mengawasi Aneisha dari jauh meskipun sebenarnya bisa saja dia merebut Aneisha dari Genzo saat itu juga.

Namun semuanya berubah saat Liam mengetahui kalau Genzo kembali bermain api di belakang Aneisha. Dia tidak terima saat tau Genzo kembali menyakiti hati Aneisha. Dia berniat untuk merebut Aneisha dari Genzo dengan cara halus pada mulanya.

Namun sepertinya takdir berkata lain. Aneisha tiba-tiba mengalami kecelakaan tepat di hari Genzo pergi meninggalkannya untuk melanjutkan kuliah di Amerika. Berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari orang kepercayaannya yang mengawasi Aneisha akhirnya terciptalah sebuah ide gila yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Liam.

Menculik Aneisha.

Kecelakaan yang dialami Aneisha membuat Liam bisa merencanakan hal itu dengan mudah. Uang dan kekuasaan mampu mewujudkan semua ide gila yang ada di kepala Liam. Hingga akhirnya Liam menyuruh orang untuk mengganti jasad Aneisha dan memalsukan kematian gadis itu.

Semuanya Liam atur sedemikian rupa hingga bersih dan tidak ada jejak sedikit pun yang mampu mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya. Liam bahkan menyuruh orang untuk memindahkan chip pelacak yang ada di leher Aneisha demi bisa membuat kebohongannya itu terlihat sempurna.

Lihatkan sehebat apa Liam dengan uang dan kekuasaan yang dia miliki?

Bahkan dia bisa tau kalau Genzo menanamkan chip pelacak di dalam leher Aneisha.

He’s on another level of madness!

Lamunan Liam akan pertemuannya dulu dengan Aneisha mendadak buyar saat indra pendengarnya mampu menangkap suara erangan kecil yang keluar dari bibir mungil Aneisha. Liam tersenyum lebar kala kedua mata indah itu terbuka sempurna.

“Kak Liam?” ujar Aneisha dengan suara serak bangun tidurnya.

Liam terkekeh. Dia mencubit gemas hidung Aneisha. “Kakak kelamaan ya sampe kamu ketiduran gini”

Aneisha mengerucutkan bibirnya sebal. “Ini mah sama aja kayak kita di Berlin kemaren. Kak Liam tetep ninggalin aku sendirian di sini”

“Maaf ya tadi Kakak ada urusan sebentar. Sekarang kamu mau apa? Laper enggak? Mau dinner di resto hotel?”

Mendengar tawaran Liam membuat kedua mata Aneisha berbinar. Dengan cepat dia mengangguk mengiyakan tawaran Liam membuat pria itu seketika tertawa. Aneisha dan makanan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan sekarang.

“Ganti baju dulu kalau gitu”

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang