______________________________________
HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________🌻🌻🌻
Tidak lama kemudian Livia datang masuk ke dalam kamar Genzo bersama dengan seorang dokter dan juga Eros. Dengan segera Genzo menyingkir dan mempersilahkan dokter itu untuk memeriksa kondisi Aneisha. Selama dokter itu memeriksa Genzo tidak henti-hentinya bergerak gelisah sampai-sampai Livia harus turun tangan untuk menenangkan anak lelakinya itu.
"Gimana? Ai kenapa?" ujar Genzo tidak sabaran pada dokter yang baru saja memeriksa kondisi Aneisha tersebut.
"Maaf Nyonya dan Tuan Muda, apa sebelum ini Nona Aneisha ada memberikan beban berat kepada kedua lututnya? Misalnya saja sepeti berlari, mengangkat beban berat, atau menaiki terlalu banyak anak tangga?" tanya dokter itu kepada Livia dan Genzo yang berada di hadapannya.
Livia membelalakkan kedua matanya saat dia teringat sesuatu. "astaga, Mami baru inget tadi Asha dua kali naik ke kamar kamu pakai tangga. Waktu kamu teriak-teriak manggil nama Asha tadi, Asha langsung lari-lari naik tangga buat ke kamar kamu. Kayaknya Asha lupa kalau di rumah kita ada lift"
Genzo memejamkan kedua matanya sembari mengepalkan tangannya erat. Sial. Genzo kecolongan lagi mengenai kondisi Aneisha untuk yang kesekian kalinya.
"Rasa sakit yang dirasakan Nona Aneisha ditimbulkan oleh kedua lututnya yang bekerja terlalu berat. Berlari dan menaiki tangga yang bahkan hingga dua kali benar-benar membuat kedua lutut Nona Aneisha bekerja terlalu keras. Kalau dibiarkan terus seperti ini bukan tidak mungkin Nona Aneisha akan kembali pada kondisi terburuknya seperti dulu" jelas dokter itu lagi.
"Saya sudah memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit di kedua lutut Nona Aneisha melalui injeksi. Untuk pemulihan, saya harap Nona Aneisha bisa bed rest dan mengurangi kegiatan yang akan membuat kedua lututnya bekerja terlalu keras minimal selama tiga hari. Saya menyarankan Nona Aneisha untuk melakukan terapi lagi apabila dalam tiga hari ke depan sakit pada kedua lutut Nona Aneisha tidak berangsur berkurang. Satu lagi, Nona Aneisha harus kembali meminum obatnya secara rutin mulai hari ini"
Kondisi terburuk?
Apa itu artinya Aneisha mungkin tidak akan bisa berjalan lagi?
SIAL!
Usai menjelaskan secara detail mengenai kondisi Aneisha, dokter itu pamit undur diri kepada Genzo dan Livia. Eros yang berada di sana pun berinisiatif untuk mengantarkan dokter itu keluar dari kamar Genzo.
Genzo melangkahkan kakinya mendekat pada Aneisha. Dia menatap Aneisha dengan raut penuh penyesalan. Ini semua terjadi karena dirinya. Kalau saja tadi pagi dia tidak berteriak-teriak memanggil nama Aneisha, mungkin saja kejadian ini tidak akan terjadi. Aneisha mungkin tidak akan merasa kesakitan seperti ini.
Genzo mendudukkan diri di hadapan Aneisha. Kedua tangannya menggenggam tangan kanan Aneisha erat. Kepala Genzo secara otomatis tertunduk ke bawah saat rasa penyesalan itu terus memenuhi relung hatinya.
"maafin aku Ai. Maaf.. karena aku kamu jadi kesakitan gini. Aku emang enggak pernah becus jagain kamu. Maafin aku Ai"
Mendengar kata demi kata penuh penyesalan yang keluar dari bibir Genzo membuat Aneisha terenyuh. Lagi dan lagi Aneisha mendengar lirihan penuh ketulusan dan penyesalan dari Genzo. Lihatlah betapa Genzo begitu tulus mencintai Aneisha. Dia bahkan tidak ingin menyakiti Aneisha sedikit pun.
Aneisha menangkup pipi kiri Genzo. Berusaha untuk membuat Genzo menatap kedua matanya. "kamu enggak perlu minta maaf Gen. I'm okay. Ini semua juga bukan salah kamu. Aku yang enggak hati-hati. Maaf ya aku bikin kamu khawatir lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
GENZO : REMORSEFUL
Romance▪︎▪︎ OBSESSION SERIES [2] ▪︎▪︎ ================================== ▪︎¤ ▪︎ Sequel dari GENZO ▪︎¤▪︎ ⚠️ Sebelum baca Sequel ini kalian harus banget baca GENZO terlebih dahulu. Karena ini SEASON 2 dari kisah GENZO ⚠️ ================================== In...