______________________________________
HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________🌻🌻🌻
Dua minggu telah berlalu sejak Aneisha kembali ke rumah kedua orang tuanya. Tidak perlu ditanya lagi bagaimana reaksi senang dan tidak percaya kedua orang tua Aneisha saat melihat anak mereka yang kemarin dinyatakan telah tiada kini berdiri tegak di hadapan mereka. Sungguh saat itu menjadi momen paling membahagiakan yang mereka rasakan seumur hidup mereka.
Selain Aneisha, Liam juga turut serta mengantar kepulangan Aneisha ke Semarang. Liam juga menjelaskan semua hal yang terjadi hingga membuat Aneisha dinyatakan meninggal delapan bulan yang lalu. Namun Aneisha dan Liam kompak menyembunyikan alasan lain yang melibatkan Genzo. Mereka hanya tidak ingin memperumit keadaan yang sudah rumit saat ini.
Awalnya kedua orang tua Aneisha tidak habis pikir dengan ide gila Liam yang membawa kabur Aneisha ke Berlin. Tetapi setelah diberi penjelasan lebih lanjut oleh Aneisha bahwa Liam selalu memperlakukannya dengan baik, akhirnya kedua orang tua Aneisha bisa luluh juga. Mereka juga merasa iba dengan alasan Liam yang mengatakan melihat sosok mendiang tunangannya di dalam diri Aneisha.
Dua minggu Aneisha habiskan untuk melepas rindu dengan keluarganya. Meski singkat setidaknya itu cukup untuk melepas rindu yang menumpuk selama beberapa bulan ke belakang. Bukan tanpa alasan Aneisha hanya sebentar berada di kampung halamannya. Aneisha mengatakan ingin melanjutkan kuliahnya lagi setelah dia absen hingga dua semester kemarin. Dan tepat sekali dua minggu setelah kepulangannya itu semester berikutnya baru akan dimulai. Walaupun sulit, kedua orang tua Aneisha akhirnya melepas anak semata wayangnya itu pergi kembali demi melanjutkan tugasnya sebagai mahasiswi.
Aneisha berdiri tegak di depan pintu kamar kos yang berada tepat di sebelah kamar miliknya. Tangan kanannya terulur untuk mengetuk pintu berwarna putih itu. Tiga ketukan yang Aneisha lakukan sudah cukup untuk membuat sang pemilik kamar mengetahui keberadaan orang lain di balik pintu kamarnya.
Aneisha tersenyum lebar saat melihat wajah Zetta. “ZETTA!”
Zetta terdiam melihat sosok Aneisha berdiri tegak di hadapannya. Kemudian dia menggelengkan kepala seolah mengusir rasa halusinasi yang meghampiri dirinya.
“Gue emang kangen banget sama lo Sha, tapi please jangan muncul sebagai hantu dong di depan gue. Mana pas udah jadi hantu lo masih kelihatan cantik banget lagi. Insecure nih gue. Tapi beneran, gue kangen banget sama lo, Sha”
Aneisha tersenyum sendu mendengar perkataan Zetta. Alangkah baiknya semesta mengirimkannya seorang sahabat seperti Zetta.
“Ta, ini gue, Asha”
Zetta mengangguk mengiyakan. “Iya, tau gue lo Asha. Lo hantunya Asha kan?”
“Mana ada hantu bisa napak tanah kayak gue, Zetta. Nih lo liat baik-baik. Napak kan kaki gue” sebal Aneisha sembari menghentak-hentakan kedua kakinya pada lantai.
Zetta memerhatikan kedua kaki Aneisha yang bergerak naik turun pada lantai. Benar. Kedua kaki itu benar-benar menghentak lantai. Bahkan Zetta bisa mendengar dengan jelas suara hentakan itu. Pandangan Zetta kemudian beralih menatap Aneisha. Zetta memerhatikan lagi dengan seksama sosok Aneisha yang berada di depannya ini.
“Lo beneran Asha? Aneisha temen gue yang lemotnya gak ketolong lagi?”
Aneisha berdecak sebal. “puas banget sih lo ngejek guenya. Iya, ini gue. Naura Aneisha, temen lo yang paling lemot seantero kampus”
Mendengar perkataan Aneisha membuat Zetta langsung menerjang tubuh mungil Aneisha. Dia merengkuh Aneisha sekuat tenaga berusaha menyalurkan rasa rindu pada Aneisha yang selama ini sebisa mungkin dia tahan.
“Gue kangen banget sama lo, Sha. Kirian gue halu, tapi ternyata ini beneran lo” ujar Zetta masih sambil memeluk Aneisha.
Tangis Aneisha dan Zetta pecah kala keduanya berpelukan erat untuk melepas kerinduan masing-masing. Bersahabat sejak dulu membuat kedekatan antara Aneisha dan Zetta sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena itu pula lah Zetta benar-benar merasa sangat kehilangan Aneisha ketika delapan bulan yang lalu Aneisha dinyatakan meninggal dalam kecelakaan.
Usai berpelukan erat, Zetta menarik Aneisha masuk ke dalam kos. Keduanya terus melepas rindu dengan physical touching yang selalu mereka lakukan. Aneisha juga menceritakan secara detail apa yang terjadi padanya delapan bulan yang lalu. Jika kemarin Aneisha sedikit menyembunyikan kebenaran, maka kali ini Aneisha membeberkan semuanya secara rinci. Termasuk alasan Liam yang menculiknya karena Genzo kembali bermain api di belakang Aneisha.
Cukup lama Aneisha dan Zetta terlibat obrolan serius mengenai perjalanan Aneisha selama delapan bulan ini hingga akhirnya sebuah telfon yang berasal dari ponsel Aneisha menginterupsi keduanya. Aneisha mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam saku celana jeansnya. Sebuah senyum lebar terlukis jelas di wajah cantik Aneisha saat melihat id caller yang terpampang jelas di layar ponsel.
“Hai Kak, how’s Berlin? ” seru Aneisha gembira.
Liam terkekeh mendengar seruan penuh semangat Aneisha. “masih sama kayak kemarin. Cuman kayaknya kerasa lebih sepi deh karena enggak ada kamu di sini ”
“I’m sorry ” lirih Aneisha merasa bersalah.
“Hey, you don’t need to say sorry. It’s not your fault. I’m good here. Lagian Kakak kan cuma sebentar di sini. Kakak cuma harus stay di sini beberapa minggu lagi sampai semua kerjaan di sini bisa Kakak tinggal balik ke Indonesia” ujar Liam penuh kelembutan.
“Anyway aku udah sampai di kos Kak. Hari senin udah mulai kuliah lagi. I’m so happy about that ”
Liam terkekeh. “sounds great. Hope you can enjoy your campus life ”
Obrolan singkat antara Aneisha dan Liam terhenti beberapa menit setelahnya. Liam juga sempat menanyakan pada Aneisha oleh-oleh apa yang diinginkan Aneisha saat dia kembali nanti ke Indonesia. Tentu saja Aneisha menjawab dengan sangat yakin kalau dia menginginkan Germknodel.
Meskipun Aneisha mahir dalam membuat berbagai dessert, Germknodel yang dibuat langsung dari negara asalnya tentu memiliki rasa yang berbeda bukan. Terlebih sensasi rasa bahagia saat memakan Germknodel itu membuat Aneisha meleleh seketika.
Zetta memerhatikan Aneisha yang sedari tadi mengobrol bersama dengan Liam. Dari yang Zetta perhatikan memang pria itu mampu menbuat Aneisha merasa nyaman. Jelas sekali terlihat dari gestur dan nada bicara yang Aneisha lakukan pada pria itu saat di telfon tadi.
“Sha, sorry kalau gue harus bahas ini. Tapi apa lo tau gimana keadaan Genzo setelah lo meninggal?”
🌻🌻🌻
____________________________________
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
GENZO : REMORSEFUL
Romance▪︎▪︎ OBSESSION SERIES [2] ▪︎▪︎ ================================== ▪︎¤ ▪︎ Sequel dari GENZO ▪︎¤▪︎ ⚠️ Sebelum baca Sequel ini kalian harus banget baca GENZO terlebih dahulu. Karena ini SEASON 2 dari kisah GENZO ⚠️ ================================== In...