[35]

3.8K 211 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Genzo berdecak sebal. "kamu lupa kalau aku ini keturanan Bimantara. Atau aku perlu lihatin ke kamu ada berapa banyak uang yang aku punya? Aku tuh kaya Ai, masa kamu lupa kalau aku ini orang kaya"

Aneisha refleks memukul perut Genzo. "sombong banget"

Genzo terkekeh. Dia mengecup bibir Aneisha singkat. Lalu kemudian membawa gadis itu masuk ke dalam gendongan koalanya. Genzo bahkan tidak mempedulikan luka di telapak tangannya yang baru saja diobati Aneisha.

"GENZO TURUNIN AKU!"

Enggan menanggapi teriakan Aneisha, Genzo memilih untuk meneruskan langkah keluar dari kamarnya yang kelewat berantakan ini. Genzo bisa melihat Livia yang memandangnya penuh kekhawatiran. Genzo berhenti di depan Livia lalu mencium pipi wanita itu sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah menuju kamar lain yang letaknya berada di sebelah kamar Genzo.

Genzo menurunkan Aneisha di atas ranjang ketika keduanya sudah sampai di kamar lain yang ada di sebelah kamar Genzo. Kedua tangan Aneisha terulur ke depan menahan dada Genzo yang ingin ikut naik ke atas ranjang.

"Eits, mau ngapain?"

Genzo menaikkan sebelah alisnya bingung. "tidurlah Ai, apalagi"

"enak aja, mandi dulu sana. Enggak lihat apa penampilan kamu udah kayak orang abis kena puting beliung" sewot Aneisha sadis.

Genzo berdecak sebal. "Biarin aja kenapa sih. Orang aku masih tetep ganteng gini"

Aneisha bangkit dari duduknya. Dia menatap Genzo menantang. "Mandi sekarang atau aku pulang nih"

"kamu berani ngancem aku, Ai?"

Aneisha mengendikkan bahunya acuh. "aku belajar dari kamu, Tuan Muda Genzo. Jadi kamu pilih yang mana. Mandi atau aku pulang ke kos sekarang juga"

"enggak dua-duanya. Kalau aku mandi nanti pasti kamu pergi kan? Aku enggak mau"

Aneisha memejamkan kedua matanya. "Kamu udah lupa aku bilang apa tadi? Aku enggak akan pergi dari kamu. Jadi sekarang kamu mandi dulu, baru tidur. Aku ke kamar kamu dulu ambilin baju kamu. Janji deh pas kamu udah selesai mandi, aku udah ada di sini"

Genzo menyipitkan mata curiga. "you serious? "

"Hundred Percent! "

Genzo mengangguk setuju. "Allright. Pokoknya kalau pas aku selesai mandi nanti aku enggak lihat ada kamu di kamar ini, aku bakalan ngamuk di sini"

"Iya iya, bawel banget sih. Udah sana mandi buruan. Aku ke sebelah dulu"

Aneisha memerhatikan Genzo yang berjalan enggan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar. Setelah memastikan Genzo sudah benar-benar masuk ke dalam kamar mandi, Aneisha melangkahkan kaki keluar dari dalam kamar. Dia tersentak saat melihat Livia tengah berdiri di depan pintu kamar bersama dengan Bi Maya.

"Loh Mami? Mami kenapa berdiri di sini?"

Livia menggenggam tangan kiri Aneisha erat. "Genzo gimana, Sha?"

Aneisha tersenyum tulus pada Livia. Tangan kanannya ikut menggenggam tangan Livia. "Mami tenang aja. Kak Genzo enggak kenapa-napa kok. Cuman tadi tangan Kak Genzo luka sedikit. Sekarang dia lagi mandi tuh di dalem. Mami tenang aja ya. Mami enggak usah khawatir. Asha bakalan jagain Kak Genzo malem ini. Mami mending istirahat aja. Mami pasti capek kan ngehadapin Kak Genzo malem ini. Ck emang tuh si Kak Genzo ya nyusahin Mami mulu"

Livia mengelus pipi kiri Aneisha. "makasih ya Sha. Mami enggak tau apa yang terjadi tadi kalau enggak ada kamu. Mami berner-bener berhutang budi sama kamu"

"Mami jangan ngomong gitu dong. Asha jadi enggak enak dengernya Mi. Asha ikhlas kok ngelakuin ini semua. Asha enggak ngerasa beban sama sekali. Anyway Asha harus ke kamar Kak Genzo dulu buat ambil baju ganti sekarang, takutnya Kak Genzo ngamuk lagi kalau enggak ngelihat Asha di kamar pas dia udah selesai mandi" ujar Aneisha pada Livia.

Aneisha menatap Bi Maya yang berdiri di sebelah Livia. "Bi, Asha minta tolong anterin Mami ke kamar ya Bi. Kalau perlu Bibi temenin Mami tidur malem ini. Asha takut kalau jauh-jauh dari Kak Genzo, nanti yang ada Kak Genzonya ngamuk lagi"

Bi Maya mengangguk menyetujui. Lalu setelah berpamitan pada Livia dan Bi Maya, Aneisha berjalan tergesa menuju kamar Genzo. Dia masuk ke dalam walk in closet Genzo dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan Genzo. Setelah itu Aneisha kembali berjalan cepat menuju kamar tempat Genzo berada.

Aneisha tersentak kaget saat dirinya baru membuka pintu kamar, wajah marah Genzo adalah hal yang pertama kali Aneisha. Belum lagi tatapan tajam yang menghunus masuk ke jantung Aneisha. Mungkin inilah yang orang-orang sebut iblis berwajah tampan.

Pandangan mata Aneisha turun ke bawah. Dari tempatnya berdiri dia bisa melihat Genzo yang sedang bertelanjang dada dengan hanya memakai selembar handuk yang menutupi bagian penting miliknya. Entah kenapa tiba-tiba Aneisha merasakan hawa panas menerpa wajahnya. Melihat Genzo yang shirtless membuat Aneisha salah tingkah. Lihat saja kedua pipi Aneisha yang sudah berubah warna menjadi merah semerah tomat.

"Kenapa? Salting ya kamu, Ai" goda Genzo dengan santainya.

Aneisha mencibir mendengar godaan Genzo. Dengan cepat dia mengulurkan baju Genzo yang baru saja dia ambil tadi. Aneisha membelalak kaget ketika melihat Genzo yang dengan gampangnya hendak membuka handuk yang melilit pinggangnya. Beruntung Aneisha refleks memutarkan tubuhnya membelakangi Genzo.

Genzo sialan!

"Tau aja kamu boxer kesukaan aku" bisik Genzo sensual di telinga Aneisha.

Aneisha bergidik geli ketika mendengar bisikan Genzo itu di telinga. Dasar Genzo kurang aja emang. Bisa-bisanya Genzo membicarakan mengenai itu dengan santai di depan Aneisha. Lagipula mana Aneisha tau itu boxer kesukaan Genzo. Tadi kan dia hanya asal ambil saja dari walk in closet pria itu.

Aneisha tersentak kaget saat dengan tiba-tiba tubuhnya melayang ke udara. Lalu dengan cepat terhempas ke atas ranjang empuk yang ada di kamar. Aneisha hanya bisa menghela napas manakala Genzo memeluknya erat. Bahkan Genzo tidak segan-segan untuk melingkarkan kakinya yang panjang itu di kaki Aneisha agar mempersulit ruang gerak Aneisha untuk kabur.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang