[4]

5.5K 274 2
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Suara bising musik yang berdetak kencang memenuhi keheningan ruangan tidak dihiraukan oleh Genzo sama sekali. Puluhan orang yang menikmati malam di dalam club ini bahkan tidak membuat Genzo terusik. Genzo masih saja terus tersedot ke dalam dunia khayalan yang sejak tadi dia buat saat memasuki club ini.

Entah sudah berapa banyak botol vodka yang Genzo teguk hingga membuat ketiga temannya menatap keheranan Genzo yang tidak juga hilang kesadaran. Lihat saja kedua mata Genzo yang masih terlihat segar saat ini meski bibirnya terus menyesap minuman memabukkan itu.

“lo mau ngabisin berapa botol lagi? Lo udah keseringan minum sampe vodka aja enggak mempan bikin lo hangover, man ” ujar Jalu yang duduk di sebelah kiri Genzo.

Genzo tersenyum miring. “sampe Ai balik lagi ke hidup gue”

Dimas yang berada di depan Genzo hanya bisa menghela napas pelan. “udah delapan bulan Gen. Gue rasa udah waktunya lo buat move on. Gue tau kehilangan Asha bikin lo hancur, tapi mau sampe kapan lo begini. I’m sure she won’t like seeing you like this either

“berisik, turun sana” kesal Genzo pada Jalu dan Dimas.

Genzo menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Kedua matanya memejam erat mencoba untuk mencari ketenangan di tempat yang penuh dengan kebisingan itu.

Semenjak kehilangan Aneisha, Genzo menjadi lebih sering datang ke club. Bahkan hampir tiap malam Genzo datang ke club yang menjadi langganannya ini. Semua itu Genzo lakukan hanya demi untuk bisa menyingkirkan bayang-bayang Aneisha dari dalam pikirannya. Meski Genzo pun secara sadar tau bahwa apa yang dia lakukan ini sia-sia. Karena pada kenyataannya Genzo tidak pernah bisa menyingkirkan Aneisha dari dalam pikirannya sendiri.

Hampir setiap waktu Genzo merindukan Aneisha. Dia sangat merindukan sosok mungil itu. Genzo merindukan kelakuan menggemaskan Aneisha. Genzo merindukan rengekan manja Aneisha. Genzo merindukan omelan yang selalu Aneisha lontarkan di saat dirinya membuat gadis mungil itu kesal. Genzo juga merindukan senyuman Aneisha. Senyuman yang selalu mampu membuat Genzo jatuh lagi dan lagi pada Aneisha. Entah magnet apa yang Aneisha miliki hingga terus mampu membuat Genzo untuk bertekuk lutut padanya.

Namun sekarang semua hal itu hanya tinggal kenangan. Karena nyatanya Genzo sudah kehilangan sosok mungil itu untuk selamanya. Genzo kehilangan bayi mungilnya. Genzo kehilangan Little Ai nya. Genzo kehilangan cinta pertama dan terakhir di dalam hidupnya.

Genzo sendirian.

Genzo merasa hampa.

Tidak ada hal lain yang diinginkan Genzo selain Aneisha. Genzo bahkan berani menukar semua hal yang dia punya sekarang dengan Aneisha. Karena sebegitu berharganya Aneisha bagi seorang Genzo Bimantara.
Tapi mau apa dikata. Semuanya sudah usai.

Sekarang hanya ada kata-kata andai yang bisa Genzo ucapkan. Kata andai yang selalu menghantui Genzo selama delapan bulan ini. Kata keramat yang ingin Genzo musnahkan dari bumi. Sebab karena satu kata itulah Genzo selalu berharap akan kehadiran Aneisha lagi di sisinya. Kata itu jugalah yang membuat rasa bersalah dan menyesal terus menumpuk di dalam hati dan pikiran Genzo.

Andai..

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang