[47]

4K 178 7
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Langit malam yang membentang luas menjadi atap paling indah yang pernah Aneisha lihat seumur hidupnya. Ditambah lagi dengan kehadiran bulan sabit dan jutaan bintang yang ikut serta menemani sang kanvas kehidupan.

Saat ini Aneisha dan Genzo sedang duduk berdua menikmati langit malam di atas sunbed beach yang tersedia di sepanjang pantai di resort yang mereka tempati ini.

Saat ini Aneisha dan Genzo sedang duduk berdua menikmati langit malam di atas sunbed beach yang tersedia di sepanjang pantai di resort yang mereka tempati ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pertemuan singkat antara keluarga Bimantara dan Behzad, acara puncak liburan dua keluarga ini akhirnya dimulai. Mereka mengadakan pesta barbeque di kolam renang resort. Beragam makanan dan minuman yang tersedia menjadi menu istimewa malam itu.

Usai makan malam bersama, seluruh keluarga dipersilahkan untuk menikmati malam dengan cara mereka masing-masing. Termasuk kepada Genzo dan Aneisha yang memilih menghabiskan malam di tepi pantai. Tidak. Lebih tepatnya Genzo yang menggendong paksa Aneisha untuk ikut dengannya ke bibir pantai.

Genzo menaikkan selimut yang membungkus mereka ketika hawa dingin datang menyapa. Dia juga semakin mengeratkan pelukannya pada Aneisha. Posisi Genzo yang duduk menyandar pada bantal-bantal yang ada di belakangnya membuat Aneisha juga ikut menyandar pada dada bidang Genzo.

Genzo mengecup puncak kepala Aneisha untuk yang kesekian kalinya malam ini. Aneisha yang mendapatkan kecupan-kecupan ringan dari Genzo hanya bisa tersenyum kecil. Genzo dan segala perlakuan lembutnya selalu berhasil membuat Aneisha luluh. Aneisha selalu jatuh berkali-kali pada sosok Genzo Bimantara.

Genzo mendekatkan bibirnya pada telinga kanan Aneisha. "Ai, nikah yuk"

Mendengar itu refleks Aneisha memukul pelan perut kotak-kotak Genzo membuat Genzo tertawa puas karenanya.

"tolong ya mulutnya dijaga" sewot Aneisha.

Genzo memutar badan mungil Aneisha. Dia mendudukkan Aneisha di atas kedua pahanya dengan sangat mudah. "Loh kenapa? Ada yang salah sama omongan aku barusan? Ayok, kita nikah. Aku udah siap jadi suami kamu"

Aneisha berdecak sebal. "kamu pikir aku mau jadi istri kamu?"

"maulah, kan kamu sendiri yang bilang waktu itu ke aku"

"idih, halu kamu Gen" sewot Aneisha dengan memasang tampang mengejek.

"Aku denger ya semua omongan kamu di kamar waktu itu. Semuanya. Kamu pasti mikirnya aku lagi tidur kan? Tetot. You were wrong. I wasn't sleep at that time. Terus ya, ciuman kamu payah Ai. Mana ada orang ciuman cuma nempel gitu doang" ujar Genzo memberi penjelasan.

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang