[11]

5K 265 14
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Langit malam yang membentang luas hanya ditemani oleh kumpulan awan tebal tanpa ada kehadiran bulan maupun bintang pada malam ini. Sinar rembulan yang biasanya mampu menerangi kegelapan malam mendadak hilang membuat bumi dan seisinya diselimuti cahaya remang yang hanya berasal dari lampu-lampu jalan.

Genzo yang tengah duduk sendirian di pinggir kolam renang yang ada di rumahnya menengadahkan kepala memerhatikan langit yang nampak kelam. Kedua kakinya ia celupkan ke dalam kolam tidak peduli dengan rasa dingin yang akan menyerangnya kala itu.

Genzo mengalihkan pandangan dari langit menjadi pada genangan air kolam renang yang ada di hadapannya. Sebuah senyum miring tersungging di bibir Genzo kala pikirannya kembali memutar sekelebat memori antara dirinya dan Aneisha saat bermain di kolam renang dulu.

Aneisha dan ketakutannya pada kolam renang membuat Genzo merasa rindu. Dia rindu sekali dengan rengekan Aneisha yang tidak ingin berada di dalam kolam renang meskipun ada Genzo yang menemaninya di sana.

Lamunan Genzo buyar saat seseorang menepuk pelan bahu kirinya. Genzo menolehkan kepalanya ke kiri untuk bisa mengetahui siapa orang yang dengan berani menghentikan kilas balik kenangannya dengan Aneisha dulu. Sebuah helaan napas pelan menjadi reaksi spontan yang Genzo berikan saat melihat sosok Livia yang berdiri menunduk sebelahnya.

“kamu enggak dingin malem-malem sendirian di sini?” tanya Livia sembari mendudukkan dirinya di sebelah Genzo.

Genzo diam enggan menanggapi pertanyaan Livia. Kedua matanya masih menatap lurus pantulan dirinya di permukaan air kolam renang. Sebuah perasaan rindu kembali menyerang Genzo saat kedua matanya melihat sosok Aneisha yang ikut terpantul pada permukaan air kolam renang.

I miss her so bad ” lirih Genzo pelan.

Mendengar lirihan Genzo membuat
Livia mengelus kepala Genzo pelan. Tanpa Genzo beritahu pun Livia sudah pasti tau mengenai hal itu. Terlebih dia juga merasa rindu dengan calon menantu kesayangannya itu. Delapan bulan telah berlalu tetapi sosok Aneisha masih terus teringat jelas di dalam pikiran mereka berdua.

“Aku nyesel banget Mi dulu pernah nyakitin Ai berkali-kali. Setelah ngelakuin hal brengsek itu dengan gampangnya aku bilang maaf ke Ai. Aku bego banget Mi. Aku bego banget udah nyia-nyiain cewek sebaik Ai”

Livia menghelas napas pelan. “Semua hal yang terjadi ini jadi pelajaran berharga buat kamu. Jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Hargai setiap orang yang hadir di dalam hidup kamu”

“Menurut Mami, mungkin enggak kalau Ai itu sebenernya masih hidup?”

Livia menggenggam tangan kiri Genzo. “kamu enggak mau coba buka hati untuk yang lain? Mami enggak tega lihat kamu sedih kayak gini terus”

Genzo menolehlan kepalanya ke kiri. “Mami tau sendiri jawabannya apa”

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang