[45]

3.3K 199 10
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Genzo menurunkan tangan Aneisha perlahan. "kamu tunggu di sini. Aku ada urusan sebentar sama si anjing itu"

Aneisha terdiam melihat Genzo yang melangkah mendekat pada Liam. Sedangkan Liam sudah bediri tegak dengan senyum remeh seolah menantang Genzo. Aneisha memejamkam kedua matanya mencoba untuk berpikir jernih.

"KAK GENZO BERHENTI"

Teriakan yang keluar dari bibir Aneisha membuat langkah kaki Genzo terhenti seketika. Semua orang yang ada di sana tersenyum miring melihat Aneisha yang mampu menghentikan Genzo hanya dengan tiga kata. Luar biasa pengaruh Aneisha pada Genzo.

Aneisha mengendikkan dagu pada sofa yang ada di belakangnya. "Balik sini"

"Ai..." rengek Genzo tidak terima.

Aneisha menatap tajam Genzo. "Balik sini buruan. Mau ngapain kamu ke sana? Mau cosplay jadi hulk kamu, hah? Balik sini buruan"

"ENGGAK!"

Aneisha mengangguk santai. "okay. Kalau gitu kamu pasti tau apa yang bakal aku lakuin selanjutnya"

Mendengar perkataan Aneisha membuat Genzo berdecak sebal. "Don't you dare to do that "

"itu sih terserah kamu. Pilihan ada di tangan kamu" ujar Aneisha sangat santai.

Genzo mendengus sebal. Meski dengan terpaksa dia tetap melangkahkan kakinya menuju tempat Aneisha berada. Genzo memeluk Aneisha erat saat dirinya sudah berada tepat di depan Aneisha.

Aneisha menepuk-nepuk pelan punggung Genzo. "thank you. You did a great job tonight. You can control your emotion. I'm proud of you, Captain"

Genzo tersenyum lebar dalam pelukan Aneisha. Ada rasa bahagia yang menjalar di relung hati Genzo saat mendengar perkataan penuh rasa bangga Aneisha padanya.

Sementara itu, seluruh anggota keluarga yang ada di ruang pertemuan menatap Aneisha dan Genzo dengan beragam tatapan. Namun mereka semua kompak menatap bangga pada Aneisha. Entah magnet apa yang ada di diri Aneisha hingga mampu membuat Genzo bertekuk lutut padanya. Baru kali ini mereka melihat Genzo mau menuruti permintaan orang lain.

Biasanya?

Mana pernah!

Mustahil Genzo mau menuruti permintaan orang lain.

Tapi Aneisha dengan mudahnya membuat Genzo berhenti. Aneisha juga bahkan berhasil membuat Genzo meredakan amarahnya dalam sekejap mata. Memang benar apa yang dikatan orang tua Genzo kalau Aneisha adalah kunci kejinakkan Genzo. Genzo hanya akan jinak pada Aneisha. Genzo hanya akan menurut pada Aneisha.

Pantas saja Genzo menjadi sedepresi itu saat kehilangan Aneisha. Mereka akhirnya mengerti kenapa Genzo begitu kehilangan Aneisha saat itu. Aneisha adalah hidupnya. Aneisha adalah jiwa raganya. Siapapun yang melihat adegan tadi pasti dengan jelas mengetahui kalau Genzo hanya menginginkan Aneisha di hidupnya.

Aneisha menatap seluruh orang yang ada di ruangan dengan canggung saat dirinya dan Genzo sudah duduk kembali di tempat mereka semula. Aneisha melirik Genzo yang memeluk pinggangnya dari samping. Genzo sudah jauh lebih tenang daripada beberapa saat yang lalu.

"Hm.. Opa, Kakek boleh Asha ngomong sebentar?" tanya Aneisha penuh keraguan pada Widjaya dan Baskara.

Widjaya tersenyum pada Aneisha. "tentu aja Sha. Silahkan, kamu mau ngomong apa?"

Aneisha menatap lagi seluruh orang yang ada di ruangan. Dia menggigit bibirnya ragu. "hm.. kayaknya pertemuan ini terjadi karena Asha ya? Maaf ya kalau Asha jadi bikin semuanya repot. Hm.. tentang kejadian delapan bulan yang lalu, kalau boleh Asha berpendapat sebaiknya kita lupain aja masalah itu. Buat Asha enggak ada yang salah di sini. Kak Liam enggak salah, Kak Genzo juga enggak salah. Semuanya udah jadi takdir hidup Asha"

Asha menatap Liam yang tersenyum kecil padanya. "Harusnya Asha yang bilang makasih sama Kak Liam. Karena mau bagaimana pun Kak Liam udah nyelamatin hidup Asha. Kalau enggak ada Kak Liam mungkin Asha enggak bisa jalan lagi sampai sekarang. Asha mungkin lumpuh seumur hidup Asha. Asha berhutang budi banget sama Kak Liam. Terimakasih ya Kak"

Mendengar penuturan Aneisha membuat Genzo berdecak sebal. "Ai!"

Aneisha mendengus sebal. "diem dulu Kak"

"hm.. jadi boleh enggak kalau kita enggak ngomongin ini lagi. Lagipula semuanya kan udah berlalu. Asha cuma pengen natap ke depan sekarang. Asha enggak mau inget masa lalu lagi. Boleh kan, Opa? Kakek?"

Widjaya dan Baskara kompak tersenyum lebar pada Aneisha. Kini mereka semua tau alasan kenapa Genzo begitu tergila-gila pada Aneisha. Ternyata sosok berhati malaikat seperti Aneisha lah yang mampu membuat Genzo bertekuk lutut. Setelah semua yang terjadi pada dirinya, Aneisha bahkan tidak menaruh dendam sedikit pun kepada keluarga Bimantara dan Behzad.

"Kalau gitu kita cukupkan saja pertemuan kita hari ini. Kalian boleh kembali ke kamar masing-masing" ujar Widjaya mepersilahkan semua orang untuk meninggalkan ruangan.

Aneisha tersenyum kecil. Dia berterimakasih kepada Widjaya dan Baskara melalui tatapan mata. Semoga saja tidak ada lagi gesekan yang terjadi antara dua keluarga ini. Terlebih antara Genzo dan Liam.

Aneisha tidak ingin menjadi penyebab retaknya hubungan saudara antara kedua pria itu. Jadi lebih baik Aneisha menutup kasus kecelakaannya di sini. Malam ini. Di hadapan semua orang yang ada di ruang pertemuan ini.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________
▪︎
____________________________________

Cuma mau bilang tersisa 2 PART lagi

Kok sedih ya..
Gak rela pisah sama kalian 😭

Ai-Genzo pasti bakalan kangen banget sama komenan lucu kalian 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang