[32]

3.7K 223 1
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Aneisha melangkah keluar dari gedung pusat kegiatan mahasiswa yang ada di kampusnya. Sudah tiga hari berlalu sejak kepergian Genzo ke Amerika untuk mengurus bisnisnya di sana. Selama itu juga Genzo tidak henti-hentinya menelfon Aneisha di saat dia ingin tidur. Maklum saja, perbedaan waktu yang sangat jauh membuat keduanya sedikit kesulitan untuk berkomunikasi.

Aneisha menyipitkan kedua matanya saat melihat siluet pria yang sangat dia kenal. Tidak. Pria ini bukan Genzo. Pria dengan setelan jas berwarna hitam yang dipadukan dengan inner berwarna army ini adalah pria yang sama yang tinggal bersama dengan Aneisha di Berlin kemarin.

Noliam Syauqi Behzad.

Aneisha sontak berlari ke arah Liam saat pria itu melambaikan tangan kepadanya. Melihat Aneisha yang berlari mendekat lantas membuat Liam membuka kedua tangannya lebar untuk menyambut gadis mungilnya itu.

Aneisha mendekap erat Liam. Mencoba untuk menyampaikan rasa rindunya pada pria itu. Kedekatannya pada Liam selama beberapa bulan kebelakang membuat Aneisha merasa seperti memiliki sosok kakak laki-laki. Daripada seorang pria, Aneisha merasa Liam adalah sosok kakak laki-laki yang selama ini dia idam-idamkan. Wajar saja Aneisha adalah anak tunggal. Memiliki saudara kandung tentu merupakan mimpinya yang sepertinya sulit terwujud.

"Kak Liam kapan balik ke Indo?" tanya Aneisha setelah melepaskan pelukannya pada Liam.

"Tadi malem Kakak sampai di sini. Mau lunch bareng?" tawar Liam.

Aneisha dengan semangat menganggukkan kepalanya menerima tawaran Liam. Liam yang melihat itu lantas mencubit hidung Aneisha saking gemasnya. Liam kemudian membukakan pintu penumpang untuk Aneisha yang dibalas ucapan terimakasih dari gadis mungil itu. Lalu dia berjalan memutar memasuki mobil dan duduk di singgasananya yang ada di balik kemudi.

Cukup lama menghabiskan waktu di jalan yang padat siang itu akhirnya Liam memberhentikan mobil yang dia kendarai di pelataran parkir salah satu restoran. Liam kemudian menuntun Aneisha masuk ke dalam restoran itu. Aneisha dan Liam memilih untuk mendudukkan diri di meja kosong yang berada tepat di samping jendela.

"How's your campus life? Is that good? " tanya Liam memulai obrolan mereka lagi.

Aneisha mengangguk senang. "semuanya lancar. Aku seneng banget bisa kuliah lagi. Temen-temen aku bahkan enggak nyangka kalau aku masih hidup. Pas hari pertama kuliah, mereka semua ngira aku itu hantu"

Liam ikut tertawa. "mana ada hantu secantik kamu, Nei"

Aneisha mendengus sebal. "mulai deh gombalan buayanya"

"Kakak baru tau, ternyata seprotektif itu ya Genzo sama kamu" ujar Liam sembari melirik dua orang pria yang duduk tidak jauh darinya dan Aneisha.

Aneisha mengernyit bingung. "maksud Kakak?"

"Biar Kakak tebak, enggak lama lagi Genzo bakalan nyamperin kita" kata Liam kelewat santai.

Entah mendapat bisikan darimana, semua yang Liam katakan itu terjadi. Karena tidak lama kemudian Genzo datang dan langsung meninju wajah tampan Liam. Sebuah bogeman mentah Genzo layangkan pada Liam. Aneisha yang melihat itu sampai menahan napas saking terkejutnya.

Aneisha menarik badan besar Genzo menjauh dari Liam. "Lo apa-apaan sih Kak? Lo gila hah. Dateng-dateng main mukul Kak Liam. Enggak waras lo Kak!"

Aneisha mendekati Liam yang tersenyum miring pada Genzo. "are you okay Kak? No no, Kakak jelas enggak baik-baik aja sekarang"

Liam tersenyum kecil pada Aneisha. "I'm good, don't worry Nei "

Sebuah perasaan lega menyelimuti relung hati Aneisha. Meski begitu dia meringis ngeri melihat wajah tampan Liam yang mulai menampilkan bekas membiru akibat tinjuan Genzo tadi. Mengingat itu membuat Aneisha marah pada Genzo.

"Maksud lo apa hah main mukul-mukul Kak Liam sembarangan!" seru Aneisha marah pada Genzo.

Genzo menatap tajam Aneisha. Dia mencengkram kuat pergelangan tangan Aneisha yang bebas.

"ikut aku"

Aneisha menolak. Dia mencoba melepaskan cengkraman tangan Genzo dari pergelangan tangannya. "Lepasin tangan gue sekarang atau lo bakalan lihat gue makin benci sama lo"

"Ikut aku sekarang Ai" desis Genzo menahan amarah.

"Selow brader. Lo cuma nyakitin Nei dengan emosi lo yang gak terkontrol itu" ujar Liam sembari melepaskan paksa cengkraman Genzo dari pergelangan tangan Aneisha.

Usai terlepas dari cengkraman tangan Genzo, Aneisha langsung berjalan pergi bersama dengan Liam yang mengekorinya di belakang. Sebelum benar-benar pergi, Liam menyempatkan diri untuk menatap remeh Genzo yang kalah telak hari ini.

BEHZAD ANJING!

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆

Anyway, you can call me Debibu 🧡
____________________________________

GENZO : REMORSEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang