𖥔 ࣪˖ Thantophobia: The Phobia Losing Someone You Love. Translate: (Phobia Kehilangan Seseorang Yang Kamu Cintai) 𖥔 ࣪˖
***
Nayara kini berada didalam kamar Arkan, pasalnya lelaki yang baru saja melamar Nayara itu menangis karena ditolak oleh Nayara. Lelaki itu adalah Arkan, lelaki yang sedang menangis sesenggukan memeluk pujaan hatinya.
"Arkan, gue bener-bener gabisa.. maafin gue.." gumam Nayara membuat Arkan mendongak menatap Nayara penuh kesedihan.
"I LOVE YOUUU. . . MAARRYYY MEEEE" rengek Arkan dengan tangisannya yang membasahi pakaian milik Nayara. Gadis yang dia peluk.
"HUHUU . . MAARRYY MEEEE" mohon Arkan hingga kini Nayara hanya bisa melihat Arkan yang menangis sesenggukan memeluk dirinya.
"H-HHIKS... I LOVE YOUU.. MARRY MEE PLEASE" teriak Arkan menendang-nendang udara.
"Listen to me," gumam Nayara.
Nayara menakup wajah Arkan menggunakan kedua tangannya, "Aku masih muda untuk nikah, aku masih mau nikmatin masa muda aku tanpa pacaran ataupun pernikahan. Kalau aku nikah sama kamu sekarang, aku juga gak ada perasaan sama kamu, nanti pernikahan kita jadi kacau" ujar Nayara menjelaskan, jika memakai Aku-Kamu siapa tau Arkan mengerti?, tetapi bukan Arkan jika merelakan begitu saja.
"Hiks. . i love y-you.." lirih Arkan menatap Nayara penuh dengan perasaan. Arkan bersender pada dada Nayara lalu terisak disana.
"Aku tau kamu sayang sama aku, aku juga sayang sama kamu.. but i love you as friend.." [ Tetapi aku sayang sama kamu sebagai teman ]
Arkan menggeleng kecil. "You should marry me.. i need you for my life, i need you.." bisik Arkan. [ Kamu harus menikahi aku.. aku butuh kamu untuk kehidupanku, aku membutuhkanmu ]
"Kalau kamu gak sayang a-aku.. terus kamu p-peluk, kamu cium aku.. itu k-kenapaa?" tanya Arkan membuat Nayara terdiam sejenak.
"Because.. i know you need me, you're too childish and you need me to be your favorite mommy" balas Nayara dengan senyuman manis. [ Karena.. aku tau kamu butuh aku, kamu terlalu kekanak-kanakan dan kamu butuh aku untuk menjadi 'mama' kesayangan kamu ]
"You're right.. i need you.." Arkan memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa bagian tubuhnya dengan halus, namun menurutnya usapan Nayara jauh lebih halus dibandingkan angin yang telah menerpa bagian tubuhnya.
